[19] Papaku Uwuw

179 16 0
                                    

"Far, lo kemarin kemana? Di cariin bokap lo tau!" Kata Yuriqo dengan nada khasnya.

"Si bocilmah emang kebiasaan! kalo ke mana-mana tuh gak pernah izin!" Sambung Della menambahkan. "Apalagi lo itu harus sadar Far, bokap lo itu galak banget! Kemarin aja dia telfon gue buat nanyain lo." Lanjut Della.

"Iya, iya. Lain kali gue gak akan lakuin itu lagi Zeyeng!" Jawab gue pasrah.

Daripada mendengarkan dua curut itu marah-marah gak jelas. Lebih baik gue tidur aja. Kebetulan pak Jisung lagi gak masuk karena mau menemani istrinya yang lagi lahiran. Gue melipat tangan di meja lalu menenggelamkan kepala gue ke dalam lipatan tangan tersebut.

Della menggerutu dengan nada kesal. "Anjir! Malah molor tuh bocah!" Ujar dia.

"Kan mirip sama lo Dell," celetuk Yuriqo yang langsung di hadiahi jitakan spesial Oleh Della. "Aww, sakit Delon!" Teriak Yuriqo kesal dengan perbuatan sahabatnya itu.

"Siapa suruh lo ngebacotin hal yang unfaedah!" Teriak Della balik.

Astatang! Gue yang mendengarnya aja udah mumet banget. "Diem gak lo berdua! Gue tabok nih!" Amuk gue risi.

"Tabok aja kalo berani!" Tantang Della di angguki oleh Yuriqo.

Emang bener-bener nyebelin banget tuh bocah dua! Kalo bukan temen gue, udah gue buang ke rawa-rawa! Dan daripada gue harus mendengarkan ocehan dari kedua sahabat kampret gue itu, lebih baik gue keluar kelas aja. Toh juga kan gak ada guru juga di kelas.

Gue berdiri dan melangkah keluar dari ruang kelas. "Aing minggat!" Teriak gue super kesel.

Abisan gue udah gak sanggup lagi kalo harus tetep diam di kelas. Bukan cuma Yuriqo dan Della aja yang berisiknya minta ampun, tapi semua teman sekelas gue juga sangat berisik! Mulai dari main bola bekel sampai bola basket pun di lakukan di kelas. Emang anak-anak di kelas gue itu pada alus semua! Gak ada sama sekali yang normal.

"Kurang waras lo semua!!" Teriak gue ketika melewati pintu keluar.

Saat gue sudah melewati pintu, Langkah gue terhenti ketika seseorang tiba-tiba muncul dan tersenyum ke arah gue. Alamak! Itu cowok biarpun buluk tapi tetep sekseh dengan gigi gingsulnya yang menawan.

Gue mencoba bersikap datar dan menahan nafas agar tidak terlihat dugun-dugun di depan doi. "Ada apa ya?" Tanya gue dengan nada di ketus-ketuskan. Padahalmah mau!

Cowok itu tersenyum lagi. Otomatis gue kejer-kejer dalam hati. "Permisi kak, saya mau cari kak Della." Ucap cowok itu.

Alamak! Kak? Maksudnya opo nih! Dia adik kelas? Pantesan aja gue baru lihat akhir-akhir ini. Wah Della parah banget gak cerita-cerita kalo punya dedek gemes!

"Emangnya mau ngapain cari Della?"

"Itu kak, ada urusan penting."

"Urusan penting seperti apa?" Gue udah kek wartawan aja dah! Ya abisan gue kepo sama nih bocil satu. Kumpulan para cogan gue kan jadi bisa nambah kalo si gingsul juga ikut jadi teman gue.

"Oh maaf ya gue nanya-nanya mulu. Btw, nama lo siapa cil?" Gaskan tantee!

Si doi diam sebentar lalu mengulurkan tangannya. "Woojin," ujarnya memperkenalkan diri.

Gue tersenyum cerah dan menerima jabatan tangan dari si Ujin. "Hai, Ujin. Semoga kita bisa jadian ya? Eh, maksud gue semoga kita bisa berteman baik."

"Jin udah ketemu sama kak Della belum? Pak Jae udah nanyain tuh." Seseorang tiba tiba datang. Cowok itu melirik tangan gue dan Ujin yang masih bersalaman. "Kalian?" Tanya cowok itu menggantung kalimatnya.

Playboy Pensiun [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang