Gue melempar tas dengan kasar ke sebuah kursi usang yang berada di rooftop sekolah. Dengan hati sangat jengkel, gue langsung duduk dan bersandar di sandaran kursi. Walaupun agak sedikit tidak nyaman, tapi gue tidak peduli! Hari ini mood gue sangat ancur berantakan.
Ini semua gara-gara Seongwoo dan Mona! Kedua orang itu sukses membuat hati gue memanas karena melihat kemesraan yang mereka tunjukkan. Padahal baru saja kemarin gue putus dengan Seongwoo. Tapi, sepertinya cowok itu malah kembali menjadi cowok player.
Gue berdecak dan menghentak-hentakkan kaki dengan dongkol. "Anjir banget tuh cowok! Bisa-bisanya dia bikin gue cemburu kayak gini!" Celoteh gue dengan mulut komat-kamit.
Hari ini gue memutuskan untuk bolos dari pelajaran pak Jisung. Tidak peduli jika harus di hukum Papa lebih parah lagi nantinya. Gue cuman ingin tenang dan menetralkan diri. Kepala gue seperti mendidih jika harus melihat pemandangan yang membuat gue muak setengah mati.
"Emang dasar anj--"
"Fariell?" Panggilan seseorang yang tiba-tiba terdengar di telinga gue membuat ucapan gue terhenti. Seseorang itu tiba-tiba muncul dan menghampiri gue dengan wajah tidak bisa di artikan.
Minhyun, cowok itu dengan tanpa di duga-duga menghampiri gue yang sedang berada di rooftop sendirian. Gue mengedarkan pandangan, takutnya jika Minhyun di temani oleh Daniel atau Seongwoo. Tapi sepertinya cowok itu hanya sendirian. Ada apakah gerangan? Apakah cowok itu nyasar?
Gue mengernyit heran. "Kenapa lo ada di sini?" Tanya gue dengan heran.
Bukannya menjawab, Cowok itu malah duduk di samping gue dengan raut wajah yang tidak bisa di baca. Gue yang kaget pun hanya bisa mematung ketika Cowok itu memberikan gulungan kertas yang di ikat menggunakan pita merah. Seperti sebuah surat.
Gue semakin menautkan alis. "Ini apaan? Lo mau kasih surat cinta ke gue?" Tanya gue nyeletuk. "Ya ampun Minhyun! Lo kok imut banget sih pakek ngasih gue surat cinta segala." Lanjut gue dengan senyuman lebar
Cowok itu membuang napas berat. "Itu surat milik Seongwoo. Gue nemuin surat itu ada di tong sampah depan kelas. Gue sempat lihat Seongwoo buang surat ini, makannya gue pungut dan ngasih ini ke lo." Jawab Minhyun menjelaskan.
Gue terdiam sebentar, takjub dengan ucapan cowok itu yang panjang. Sejak kapan Minhyun berbicara dengan panjang lebar? Ah, gue terharu sekali mendengarnya.
Tapi, entah kenapa gue lebih tertarik dengan isi surat itu. Karena yang memberikannya adalah Seongwoo, cowok yang kini berada tepat di hati gue. Tapi gue mencoba untuk bersikap biasa di depan Minhyun.
"Ya hamsyong Minyun! Sejak kapan lo jadi pemulung?" Tanya gue dengan pekikan dramatis. "Atau jangan-jangan lo frustasi karena sariawan lo gak sembuh-sembuh?" Celetuk gue yang mendapatkan pelototan tajam dari cowok itu.
Minhyun hanya berdecih. "Gue tahu lo juga sayang kan sama Seongwoo? Gue rasa setelah lo lihat isi dari surat ini, lo akan menyesal karena udah nyia-nyiain cowok seperti Seongwoo."
Gue terdiam mendengar pernyataan cowok itu. Minhyun kembali membuat gue menjadi merasa bersalah. Padahal gue sama sekali tidak ada niat untuk menyakiti Seongwoo. Andai Minhyun tahu yang sebenarnya, pasti cowok itu tidak akan berbicara seperti itu. Ah, apa yang harus gue lakukan?
****
Gue duduk di kursi belajar yang berada di kamar gue. Dengan mata sendu, gue menatap gulungan kertas yang di ikat dengan pita merah yang minhyun berikan ke gue. Gue menatap benda itu dengan ragu. Minhyun bilang jika Seongwoo yang membuang surat itu ke tong sampah. Gue jadi tidak yakin kalau surat ini benar-benar berharga.
"Buka atau enggak ya?" Gumam gue bingung.
Dengan pertimbangan yang cukup lama. Gue memutuskan untuk membuka tali pita yang mengikat kertas itu. Dengan gerakan perlahan, gue membuka gulungan kertas itu.
Perlahan, gue mulai membacanya dengan hati yang berdebar. Apakah Seongwoo memulis surat ini untuk gue? Atau malah untuk orang lain? Pertanyaan demi pertanyaan mulai bermunculan di kepala gue.
Gue mengernyit ketika membaca paragraf pertama dalam surat itu.
For my dilapidated princess.
Fariella, adalah nama yang selalu mengelilingi pikiran gue. Setiap menit dan detiknya selalu mempunyai tempat tertentu di hati gue.
Mungkin lo gak bakal bisa baca surat ini Far, karena gue akan langsung buang surat ini setelah menulisnya.
Tapi percayalah, isi yang gue tulis dalam surat ini selalu berlaku buat lo. Gue hanya mau menyampaikan secuil perasaan tentang rasa gue ke lo.
Andai lo tahu, gue tidak pernah main-main mengenai perasaan gue. Ketika gue bilang sayang ke lo, itu tandanya gue memang benar-benar sayang sama lo.
Andai lo tahu kalau gue udah suka sama lo sejak saat pertemuan kita yang pertama. Saat lo tiba-tiba nabrak gue dan bentak-bentak gue. Itu adalah untuk pertama kalinya seorang cewek tidak terpesona dengan ketampanan gue yang haqiqi ini.
Menjadi pacar pura-pura lo, hadir di acara ulang tahun lo, bertemu dengan keluarga lo, mengetahui semua apa yang lo suka dan semua yang lo benci. Gue bahagia bisa sedekat itu sama lo.
Dan pada saat lo nembak gue. Gue sangat bahagia dan sangat bersyukur, akhirnya gue bisa meluluhkan hati lo. Kenapa gue gak nembak lo duluan? Mungkin itulah pertanyaan yang selama ini mengganjal di hati lo.
Jawabannya adalah karena gue takut. Jika lo tahu segalanya tentang gue, lo bakal mundur dan gak mau lagi berhubungan dengan gue.
Sekarang semuanya sudah terbukti kan? Setelah lo tahu semua yang terjadi sama gue di masa lalu. Lo tiba-tiba mutusin gue dan akhirnya pergi menjauh.
Gue bisa ngerti kalau lo gak mau mempunyai seorang pacar yang berstatus anak haram! Gue memang tidak pantas buat di perjuangkan. Gue sadar diri kok, lo gak pantes merjuangin cowok kayak gue.
Tapi asal lo tahu, perasaan gue gak akan berubah sedikitpun....
Dan sampai kapanpun...
~Ong Seongwoo
Gue membeku ketika mengetahui isi surat itu. Tidak terasa, air mata gue tumpah dan membasahi kedua pipi gue yang memanas. Cowok itu bener-benar membuat hati gue bimbang. Gue benar-benar tidak bermaksud untuk meninggalkan cowok itu. Gue hanya tidak mau jika Mona akan menyebarkan gosip itu. Gosip yang pasti akan membuat Seongwoo di cemooh oleh banyak orang.
Gue menunduk dengan wajah penuh dengan air mata. "Maafin gue Seongwoo. Gue ngelakuin ini demi lo."
"Demi lo."
****
HALLO HAI...😍
SAYA KEMBALI LAGI DENGAN CHAPTER MEMILUKAN INI😣
MOHON DI MAAFKAN BILA ADA TYPO YANG BETEBARAN YA😊
VOTE DAN KOMENTAR KALIAN SELALU MENJADI MOTIVASI UNTUK SAYA....
KAMU SEDANG MEMBACA
Playboy Pensiun [END]✅
Fiksi Remaja[FOLLOW SEBELUM BACA] __________________________________________________ "Gue emang Playboy, tapi itu dulu. Sekarang gue udah pensiun dan gue udah tobat!" [Ong Seongwoo] MENGANDUNG KERECEHAN YANG HAQIQI!! HATI-HATI DENGAN JANTUNG ANDA!! 25 Feb 2019...