[28] Di jemput

165 16 3
                                    

Gue menjatuhkan tubuh gue di sofa ruang tamu dengan seragam yang masih lengkap, bahkan ransel di punggung gue juga masih menempel. Ini emang sudah kebiasaan gue setiap pulang sekolah. Bukannya langsung bersih-bersih ke kamar, gue lebih milih rebahan di sofa dulu.

Gue merasa ada sebuah tangan yang membuka sepatu gue, lalu perlahan tangan itu membuka kaus kaki gue. Ah, ternyata itu tangan bang Hasung.

"Mandi dulu Dek," suruh dia ketika selesai membuka sepatu dan kaus kaki gue.

Alamak! Enak banget ya punya Abang? Gue menyengir kuda. "Nanti deh," jawab gue enggan keluar dari zona nyaman.

Bang Hasung hanya mengangguk dan duduk di sofa lainnya. Dia menyalakan televisi dan asyik menonton. "Dek? Cowok yang tadi itu siapa?" Tanya dia yang pandangannya masih fokus ke televisi.

Gue terdiam sebentar. Pasti yang di maksud bang Hasung adalah Seongwoo. Gue mengerjap, "ah, si Seongwoo ya?" Tanya gue bingung sendiri. "Dia itu temen gue dari kelas sebelah." Jawab gue.

"Temen tapi kok dia kayak cemburu gitu ya sama gue?" Celetuk bang Hasung.

Gue kembali berfikir. "Mungkin doi sukak sama gue." Jawab gue.

Bang hasung mengernyit heran. "Emang ada yang sukak sama manusia kambing kayak lo?"

Gue melotot tak terima. "Enak aja lo! Masih mending gue dong, ada yang suka. Daripada Abang, jomblo akut dari lahir!" Ejek gue ke bang Hasung.

"Ya Allah, adek gue begok. Masa jomblo ngatain sesama jomblo sih? Gak sadar diri!" Ujar bang Hasung yang membuat gue melotot.

"Heh Abang jones! Asala lo tahu aja ya, sebenernya si Seongwoo itu cowok gue. COWOK GUE!"

Bang Hasung sedikit terkejut mendengar hal itu. Tapi dengan segera, dia mengubah ekspresinya menjadi tertawa. "Lo pacaran sama cowok yang modelannya kayak gitu? Dia itu kerempeng, mukaknya juga kayak anak tikus. Masih gantengan juga gue kemana-mana." Ujar bang Hasung dengan sombongnya.

Ebuset! Itu mulut kalo ngomong sukak bener! Omonganmu bang, sangat-sangat tidak etis untuk di dengar. Apa tadi? Dia ngatain Seongwoo mirip sama anak tikus? Astaga abang gue emang jahanam!

Gue berdecih. "Seenggaknya dia itu tinggi, gak bogel kayak lo gini nih," tunjuk gue langsung ke mukak bang Hasung.

"ADEK LAKNAT!"

****


Keesokan harinya, gue membuka mata dengan sangat berat. Sayup-sayup gue bisa mendengar teriakan bi Tuti yang membangunkan gue.

"Non? Non? Bangun dong! Non kan harus sekolah hari ini," bi Tuti menepuk pundak gue bebepapa kali agar gue bisa bangun dari mimpi indah.

Gue menggucek mata lalu merentangkan tangan. "Bi? Ngapain sih pakek acara bangunin Fariell segala? Fariell kan bisa bangun sendiri. Lagian juga alarm Hp Fariell juga belum bunyi." Ujar gue malas.

"Itu Non, ada cowok cakep yang jemput Non Fariella. Katanya dia nunggu di teras. Trus katanya dia pacarnya Non Fariell."

Gue melotot mendengar penjelasan bi Tuti barusan. "SEONGWOO!" teriak gue kalap sendiri.

Tanpa memperdulikan bi Tuti, gue langsung menyerbu kamar mandi. Gue berdecak, kenapa cowok itu pakek acara jemput gue segala? Padahal kan hari ini ada bang Hasung.

Playboy Pensiun [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang