[20] Pengeroyokan

160 13 3
                                    

Hari ini merupakah hari yang membahagiakan bagi gue. Kenapa? Karena akhirnya gue bisa liburan bareng Papa Kai yang super sibuk. Ternyata dia menepati janjinya untuk pergi liburan sama gue. Gue kira dia bakalan nipu gue lagi, eh taunya Papa gue emang udah merencanakan hal ini.

Sekarang gue berada di sebuah pantai wisata yang berada di ibu kota. Gak penting lah pantai apaan, yang penting kan gue bisa kencan sama Papa muehehe. Gue duduk di tepi pantai dengan di temani ribuan pasir putih. Kerang-kerang yang bertebaran menjadi saksi bisu kebersamaan gue dan Papa. Papa duduk di sebelah gue sambil merangkul pundak gue.

Gue bahagia, Papa gue gak pake jasnya. Kenapa? Karena gue paling gak suka kalo Papa udah pakek jas rapi dengan dasi melingkar di kerahnya. Itu artinya, Papa bakalan kerja lagi dan ninggalin gue sendiri. Dan sekarang dia sangat cocok dengan kaos berwarna putih bertuliskan Exo planet. Entah baju darimana, yang jelas Papa terlihat lebih muda dari sebelumnya.

"Pa?" Panggil gue ke Papa.

Papa yang sedang asyik liatin ombak otomatis noleh. "Apa sayang?" Tanya Papa.

Gue tersenyum, gue menyenderkan kepala di bahu Papa sambil meluk lengan dia. "Makasih ya? Udah mau ngurusin Fariella yang nakal ini. Papa juga sabar banget punya anak begajulan plus jarang mandi kayak Fariella." Ujar gue sendu.

Papa yang awalnya diam tiba-tiba terbahak. Ya hamsyong! Papa itu gak ada serius-seriusnya banget sih!

Gue merengut. "Papa kok malah ketawa sih! Fariell kan lagi cius ini Pa!" Gue mendesah berat. Ngomong sama bapak-bapak emang gak asik!

"Ya abisnya kamu ngomong kayak yang lagi ngelawak." Celetuk Papa masih terkekeh.

"Tapi kan Fariell gak lagi ngelawak Papa!" Gue udah dongkol banget sama Papa. "Auu ah gelap, Papa gak asyik!" Teriak gue.

"Jangan marah dong Sayang, Papa kan cuman becanda."

****

Setelah gue menyelesaikan perdebatan gue dan papa. Gue duduk di sebuah batu besar yang berada di sekitar pantai. Gue lagi nunggu Papa yang izin untuk ke toilet. Mungkin Papa gue beser guys, makannya lama banget di toilet.

Sebagai anak yang baik dan berbakti, gue nunggu Papa hampir lima belas menit. Tapi Papa belum dateng juga. "Papa gue beneran beser ya? Atau sekarang lagi boker?" Tanya gue pada angin yang lewat.

Saat gue sedang asyik-asyiknya menikmati hembusan angin yang menyegarkan. Tiba-tiba suara seseorang menginterupsi kegiatan gue. "Oh, jadi ini pacar barunya Seongwoo?" Seorang cewek menarik pergelangan tangan gue cukup kasar. Gue yakin dia itu si Siti, mantannya Seongwoo.

Siti menarik gue dan membawa gue untuk pergi menjauh dari bibir pantai. Gue mencoba menepis tangan jahil si Siti, tapi tidak bisa. "Apaan sih lo narik-narik tangan gue! Lo mau apa?" Tanya gue meronta.

"Diem!" Bentak si Siti tajam. "Gue cuman mau bawa lo ke suatu tempat!" Ujar cewek itu.

Cewek itu membawa gue ke sebuah rumah kayu yang sudah tidak terpakai. Dinding-dinding yang mulai keropos di makan rayap karena hampir sembilan puluh persen pembuatan rumah itu terbuat dari kayu. Karena yang gue lihat hanya papan-papan kayu yang berlubang. Gue juga bingung sama si Siti yang membawa gue ke tempat seperti itu.

"Ngapain lo ngajak gue ke sini?" Tanya gue bingung.

Cewek itu tersenyum sinis ke gue. "Heh! Lo gak usah sok-sok gak tahu apa apa ya!" Bentak si Siti tepat di muka gue.

Playboy Pensiun [END]✅Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang