BAB 1 (Hari Pembawa Sial)

2.2K 57 11
                                    

Seorang remaja cantik berambut panjang yang sengaja dibiarkan terurai dengan seragam sekolah abu-abu putih berlogo SMA Negeri Dlanggu itu sedang berlari tergopoh gopoh di senin yang terik ini sambil sesekali melirik jam yang melingkar di pergelangan tangannya dengan tatapan kesal

“Hais, bodoh ! kenapa coba ban sepedah pake bocor segala, apalagi sekarang waktunya upacara lagi”

Beberapa menit kemudian dia sampai di depan sekolah kesayangannya dengan wajah berkeringat. Tapi sayang gerbang sekolah sudah tertutup rapat.

“Apaan nih, udah ditutup lagi gerbangnya. Aduh!”

Tak sengaja dia melihat satpam sekolah yang biasa dipanggil pak wiwib berjalan melewati halaman depan.

“Pak, Pak wiwib! Tolong bukain gerbangnya dong, please.”

“Aduh neng Shea kenapa telat lagi?”

Iya, gadis itu bernama Shea Tryska Gabriella yang sering di panggil Shea. Cewek yang hobinya bikin masalah dan sering telat yang akan berakhir dengan segala ceramah Pak Miff atau Bu Ani di ruang BK.

‘aduh pakek nanya lagi’ gerutunya dalam hati.

“Saya nggak telat pak, cuman gara-gara ban sepedah saya bocor, jadi sa...” belum selesai Shea menuntaskan kata-katanya, ada suara lain yang menimpali. Membuat bulu kuduknya meremang seketika.

“Telat lagi, telat lagi. Hidupmu gak pernah lengkap kalau gak telat masuk sekolah ya?” ucap pak miff. Guru killer yang sering menghukum siswa telat berangkat sekolah.

“Beneran pak tadi ban seped...”

“Halah banyak alasan kamu itu. Pak wiwib, tolong bukain gerbangnya. Biar saya hukum begudal satu ini”

Dengan wajah kasihan, pak wiwib membuka gerbang sekolah dan menyuruh Shea masuk.

Shea yang mengerti dengan raut wajah pak wiwib pun berkata “tenang aja pak wiwib, saya udah biasa di hukum kok. Gak usah sedih gitu”

setelah berkata seperti itu pada pak wiwib, shea akhirnya berjalan mengikuti pak miff menuju lapangan upacara yang sedang berlangsung.

###

Disaat upacara masih berlangsung. Seorang laki-laki yang bisa dikatakan tampan, bahkan sangat tampan. Matanya berwarna biru langit dengan sorot tajam. Alisnya tampak membentuk garis lurus yang tegas. Hidungnya mancung sempurna. Bibirnya tipis dibagian atas dan agak tebal dibagian bawah, membuatnya terlihat seksi. Ditambah tubuh yang tegap dengan tinggi mencapai 180 senti keatas membuatnya tampak semakin menarik.

Dengan berdiri di barisan depan kelas 12IPA1, ia mengamati cewek dengan penampilan berantakan dan rambut panjang acak-acakan. Ditambah baju lusuh terkena keringat. Cewek itu sedang digiring pak miff ke tengah lapangan upacara. Matanya tak luput dari cewek itu yang sekarang di suruh paksa berdiri di depan tiang bendera dengan posisi tangan hormat.

Pengamatannya terpaksa buyar saat Rama yang berada di barisan belakang tiba-tiba bersuara “Gila Shea kerjaannya telat mulu. Gak bosen dihukum pak miff kali ya.”

“Cantik sih, tapi kalo kerjaannya bikin masalah ogah gua suka sama cewek kayak dia.” Sambung Umar yang  berada dibarisan sampinya.

“Mendingan juga Fehili. Cantik, lemah lembut juga”

“Apaan lo. Patung berjalan di kira cantik” sahut umar kembali.

“Dia itu agak cuek dikit bukan pat...”

“Berisik.” desis laki-laki bermata biru terang yang berhasil memotong ucapan Rama.

“Ihh bang Nathan apaan sih sewot mulu” nathan mendengus mendengar ucapan Umar.

“Lagi pms kali mar” balas rama pada umar.

Dengan sisa kesabarannya, Nathan yang bernama lengkap Nathana Emil Richardz. Laki-laki famous di SMAN Dlanggu yang memegang jabatan sebagai kapten tim basket di sekolahnya itu berkata “Terserah.”

Pandangannya tak luput dari Shea yang sedang berdiri di depan tiang bendera. Dia mengernyit saat penglihatannya menangkap gerakan tubuh Shea yang agak loyo dan sedikit resah.

Dia terus menatap saat Shea mengelap keringat di pelipisnya dengan lengan kanan yang tadi di buat hormat. Lalu memijat tangan kanan itu dengan tangan kirinya dan kembali pada posisi hormat lagi.

###

Saat posisi Shea kembali hormat, tangan kiri Shea menekan perutnya yang terasa keram. Dia merutuki kebodohannya saat ingat tadi pagi  tidak sarapan dikarenakan bangun agak kesiangan. Tidak sampai disana, ban sepedahnya tiba-tiba bocor yang mengharuskan Shea untuk berangkat dengan berlari supaya tidak telat upacara.

Tapi keberuntungan tidak berpihak padanya saat ini karena saat dia datang, gerbang sekolah tertutup dan upacara sedang berlangsung yang membuat Shea di hukum di tengah lapangan dengan tatapan sinis para siswa yang mengikuti upacara.

“Aduh, sakit banget.” Rintihan keluar dari mulut indahnya.

Dia terus menekan perutnya yang terasa sakit dan keram. Lalu kepalanya terasa pening dengan penglihatan agak mengabur ditambah tenggorokannya yang terasa seperti terbakar, ingin rasanya mengeluarkan apapun yang ada di dalam perutnya.

Semakin lama dia menahan rasa sakit di sekujur tubuhnya, tiba-tiba kepalanya berkunang-kunang hingga kesadarannya menipis. Akhirnya dia tumbang dengan sisa-sisa kesadaran yang menipis.

Sebelum kesadaran yang ia miliki hilang sepenuhnya, dan akan tergantikan dengan warna hitam. Dia mendengar beberapa siswa berteriak memanggil namanya dan nama seseorang.

“SHEA!!”

“NATHAN!!”

Dan Shea tak tahu jika banyak siswa  terkesiap dengan apa yang dilakukan laki-laki bernama Nathan itu karena kesadaran yang ia miliki sekarang hilang sepenuhnya.

###

Ini cerita pertama yang aku buat.
Maaf kalau ceritanya jelek dan gak seperti yang kalian inginkan.

Semoga kalian pada suka...
Jangan lupa Voment and Share ya...

VILAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang