BAB 21 (Cari Masalah)

358 12 0
                                    

Seperti hari biasanya, dia datang ke sekolah bersama Nathan. Tapi Shea berjalan menuju kelas sendirian karena saat di parkiran, Nathan bertemu dengan Pak Heri-Guru olah raga yang merangkap menjadi pelatih tim basket sekolah-untuk membahas masalah eskul basket.

Shea menyusuri lorong menuju kelasnya dengan di banjiri tatapan dan sindiran halus sampai sindiran yang bahkan tidak bisa di sebut sindiran lagi.

Tapi Shea tetaplah Shea, sebelum tidak ada yang sengaja berkontak fisik langsung dengannya atau menyindir soal keluarga maupun ketiga sahabat dekatnya, ia tak peduli dengan apa yang mereka perbuat.

Dia terus berjalan menyusuri lorong tanpa malu mendongkakkan wajahnya dengan menulikan telinganya dari cacian dan gunjingan di sekitarnya.

Dulu tidak ada yang mau mengurusi hidupnya seperti sekarang ini. mungkin karena pengaruh Nathan, satu sekolah memusuhinya. Toh mereka memang bukan hanya sekedar dekat, tapi malah sudah resmi pacaran mulai dua hari yang lalu tanpa sepengetahuan orang lain.

Shea berfikir sambil tersenyum geli. Apa yang akan terjadi jika satu sekolah tahu bahwa sekarang seorang Nathana Emil Richardz sudah resmi menjadi milik Shea. Membanyangkannya saja sudah melelahkan, bagaimana Shea yang selalu mendapat masalah dengan fans Nathan yang tak terima dengan hubungannya itu.

Mata Shea menyipit, salah satu sudut bibirnya terangkat memperlihatkan senyum licik di wajah cantiknya. Dia menangkap ada sinyal bahaya di depannya. Lihat saja kaki Jessica yang sedang ancang-ancang ingin menjagul jalannya ketika ia akan lewat.

'Bodoh, mau mengerjai orang tapi salah pilih mangsa' Batin Shea geli.

Dia terus berjalan dengan percaya diri. Saat akan sampai di kaki Jessica yang sengaja akan mencelakainya, dengan keras Shea menyaduk kaki panjang itu tanpa rasa bersalah sama sekali.

"Arghhh!!... Bangsat lo!" Teriak Jessica kala tubuhnya oleng menghantam lantai lorong kelas dua belas dengan keras.

Seketika decak tawa para siswa yang berada di lorong pun terdengar.

Harusnya Shea yang jatuh, tapi malah sekarang berbalik ke dia. Ini namanya senjata makan tuan. Bikin malu saja.

Sial.

"Dasar bodoh." Saut Shea datar tanpa ekspresi walau dalam hati ia berseru sekeras-kerasnya.

"Lo cari gara-gara sama gue ya bicth?!" Teriak Jessica menahan malu dan tak mau kalah ketika ia melihat Shea akan berbalik pergi.

Ia berdiri dengan pertolongan kedua temannya.

Shea berbalik ke arahnya lagi. Hal itu malah semakin menarik perhatian para murid yang sedang berada di lorong tersebut. Lumanyan untuk dijadikan tontonan seru.

"Apa? Siapa? Gue? Nama gue Shea bukan Bicth."

"Gue gak peduli mau nama lo Sesan, Seno, Susan, atau Sundel sekalipun lo tetep bicth dihadapan gue!"

"Dasar tante-tante menor." Ucap Shea tak peduli dan langsung berbalik melanjutkan jalannya yang sempat tertunda.

Tapi tiba-tiba ada tangan yang menarik kasar bahunya. Tentu saja Shea oleng dan jatuh kalau dia tak menjaga keseimbangannya.

"Lo!! Berani beraninya lo ngatain gue!!" Ucap Jessica mencoba menahan amarah.

Sedangkan Shea menatap tajam cewek di depannya dengan aura menakutkan.

Tapi Jessica tak menggubris hal itu. Tanpa terduga, dia melayangkan tangannya ke arah pipi Shea.

Belum sempat tangan itu mendarat di pipi Shea, ada tangan lain yang tiba-tiba menghalau tangan itu.

VILAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang