Sudah lama Nathan dan Shea dekat sampai sekarang. Semakin hari, mereka tambah semakin dekat bahkan seperti orang pacaran. Pernah suatu hari Nathan sedang tidak enak badan saat sedang menjemput Shea untuk berangkat sekolah. Shea yang saat itu tahu Nathan kurang fit langsung membawa bekal sarapan dari rumah dan saat sampai sekolah, Shea menyuruh Nathan untuk memakan bekal yang ia bawa dengan tetap menemani Nathan yang sedang menghabiskan sarapannya. Hal itu membuat Shea makin sayang kepada Nathan.
Tapi sayang, di antara mereka tak ada yang mau mengakui perasaan mereka masing – masing sampai sekarang.
Tiba-tiba ponsel yang Shea taruh di atas meja kantin berbunyi nyaring memperlihatkan nama seseorang yang terpampang di layar ponselnya.
“Cak elah... Nelfon mulu tapi gak jadian.” Celetuk Fizka yang sempat melirik ponsel Shea.
“Kayak pipis gak cebok ya Fiz?” tanya Fina asal.
“He’em. Kayak makan tapi gak minum. Kesereten deh jadinya.” Fizka sengaja memperlihatkan wajah evilnya. Dan di sambut tawa oleh Fina.
“Gak jelas! Gak usah di dengerin She. Angkat gih keburu di matiin Nathan.” Ujar Fehili tak peduli dengan ucapan kedua orang aneh itu.
“Gue anggep kalian berdua orang sinting.” Ucap Shea sebelum mengangkat panggilan dari Nathan dengan memeletkan lidahnya.
“She... Shea...” Ucap Nathan terenggah – enggah di sana yang membuat Shea mengernyitkan dahinya.
“Kamu kenapa?”
“Aduhh... udah, tolong. Gue nyerah.” terdengar suara Nathan yang memohon di sana.
“Nathan, kamu kenapa? Kamu dimana?” tanya Shea mulai khawatir
“Shea... Nan—nanti aja aku telpon lagi. Aduh sakit!” ucap Nathan yang di akhiri teriakan kesakitan.
“Kamu dimana?! Cepet jawab!” Bentak Shea panik. Dia sangat takut jika terjadi apa apa sama Nathannya. Hal itu membuat ketiga temannya langsung menoleh ke arah Shea dengan wajah penuh kebingungan.
“A... Aduh. Aku di taman.”
Shea langsung berlari dari kantin menuju taman belakang sekolah tanpa menutup panggilan yang sedang berlangsung di antara mereka berdua. Tadi Sebelum Shea keluar dari area kantin, Fehili berteriak ke arah Shea.
“Mau kemana She?!”
“Taman!” jawab Shea berlari cepat keluar dari kantin.
“Tuh anak kesambet genderuwo kali.” Sahut Fizka.
“Bukan. Tapi kesambet babi ngepet peliharaan lo.” Jawab asal Fina yang berakhir dengan jitakan tepat di atas kepala Fina oleh Fizka.
###
“Aduh! Lo berdua tuh udah nyentil dahi gue berkali-kali!”
“Payah lo Nat. Perjanjiannya kalo lo kalah itu di sentil empat kali dari gue, empat kali dari Umar. Jadi delapan kali. Lah elo? Baru enam kali udah aduh aduh. Gak bisa. Janji harus janji. Salah lo sendiri pilih jagoan cemen. Jadi kalah kan.”
“Bener tuh. Timbang main Cuma kibas kibas raket aja kalah, cemen.” Tambah Umar mengakhiri dakwahan Rama.
Iya, kemarin malam mereka ikut taruhan pertandingan Bulu Tangkis. Syaratnya, jagoan siapa yang kalah bakal di sentil dahinya sekeras mungkin sebayak empat kali dari satu orang. Lah, ketepatan jagoan Rama dan Umar yang menang, jadi Nathan mendapat hukuman atas kekalahan orang yang ia dukung kemarin malam.
“Aduh! Ram udah! Gue gaplok lo kal—“ Tiba – tiba ada suara lain yang mencela ucapan Nathan di saat Nathan sudah kesal.
“NATHAN! Kamu gakpa—“ Shea di buat melongo dengan apa yang di lakukan ketiga laki-laki di depannya. Dengan Umar yang memegangi tangan Nathan dari belakang dan Rama di depannya yang siap untuk menyentil dahi Nathan yang sudah memerah karena sentilan keras dari tangan Rama dan Umar.
KAMU SEDANG MEMBACA
VILAIN
Fiksi RemajaANTI 21+! Gak ada adegan dewasanya! Cerita ini berlaku untuk semua kalangan. Shea adalah cewek bar-bar dan tukang bikin masalah dengan segudang masalah. Tapi karena salah satu masalahnya, tanpa sengaja dia mengenal seorang lelaki tampan di sekolahny...