Dengan berandalkan kekuatan yang dia miliki, Shea berlari secepat mungkin menuju taman belakang sekolah. Dadanya terasa kalang kabut karena jantungnya berdebar sangat kencang sampai terasa ke uluh hati. Rasanya seperti mimpi bagi Shea. Apa yang tadi ia alami sangat nyata dan jelas. Sangat mendebarkan, karena ciuman pertamanya di ambil oleh Nathan meskipun tak sengaja.
Bahkan bekas ciuman Nathan masih terasa manis di bibirnya, seakan – akan ia masih berciuman dengan laki – laki itu. Ahh, enyalah engkau pikiran negatif dari otak Shea, karena sekarang ia tidak bisa berfikir normal. Bayangan wajah Nathan yang sangat dekat dengannya masih terbayang walau dia sedang berlari.
Saat sudah berada di taman, Shea langsung luruh ke rumput dengan masih memegangi bibir dan dadanya. Bahkan untuk berdiri sekalipun rasanya tak sanggup. Tulang kakinya terasa hilang seketika karena kegugupannya itu. Sebelum ia tambah gila karena ciuman tadi, ketiga orang yang mengikuti Shea dari tempat kejadian itu sudah berada di depannya. Mereka memperhatikan Shea dengan seksama sebelum melontarkan ucapannya.
“She, lo gak gila kan?” tanya Fehili pertama kali dengan memperlihatkan ekspresi datarnya.
“She, gue takut lo terlalu syok terus jadi gila karena itu first kiss lo kan?” sambung Fina yang khawatir melihat wajah cengo Shea terpampang jelas.
“She, gakpapa. Lo pasti seneng kan soalnya yang ngambil ciuman pertama lo itu abang Nathan. Cowok terpemes di sekolah kita. Aduhh She... Gue gak nyangka kalo ciuman pertama lo di lihat banyak netizen dan warga sekolah. Setelah ini pasti viral sampek ke guru – guru. Secara, Shea tukang bikin ulah ciuman sama Kapten tim basket di bawah tangga lantai satu dengan posisi empak - empakan. Aduhh... itu sebuah sejarah yang harus di ingat sempanjang masa.” Cerocos Fizka dengan semangat, setelah menyelesaikan ucapannya yang seperti cerita penghantar tidur itu, Fizka baru sadar kalau ketiga temannya sedang menatap tajam ke arah dia berdiri. (Empak – empakan ; tindih – tindihan)
“Ehehe... Maap gue banyak omong ya?” lanjutnya.
“Aduhhh! Gue harus gimana? Kalo ketemu Nathan gimana?” ujar Shea yang sudah setengah sadar dari syoknya. Dia menjambaki rambutnya frustasi. Berharap dengan cara itu, bayangan Nathan yang sedang menciumnya hilang dari otak kecilnya.
“Salahin Fizka yang udah sengaja dorong lo ke bawah.”
“Ihh—Fina kok jahat gitu sih sama gue. Gue gak sengaja She.” Fizka memperlihatkan wajah sedihnya yang sengaja ia buat untuk meyakinkan Shea.
“Gak sengaja gundulmu. Jelas jelas lo sengaja supaya Shea di tangkep Nathan yang ada di bawah tangga kan? Dan tebakan lo tepat sasaran.” Ucap Fehili tak terima dengan alasan Fizka yang mencoba membela dirinya sendiri.
“Kok malah nyalahin gue semua sih.”
“Tapi gakpapa sih She, lo jadi lebih dekat sama Nathan. Lo kan suka Nathan.” Dengan entengnya, Fina mengucapkan kalimat itu di depan Shea dan kedua temannya.
Sementara Shea hanya diam meskipun pendengarannya langsung menajam mendengar ucapan Fina tadi.
“Emang Shea udah suka Nathan? Bukannya masih berjuang cari tahu ya?”
“Kayaknya cuma Fizka aja di antara kita yang gak tau kalo Shea udah suka Nathan.” Ujar Fehili heran.
“Jadi selama ini Shea udah suka sama Nathan? Kok gue gak dikasih tahu sih! Jahat banget kalian. Hihhh!” Fizka kesal karena tak tahu apa – apa tentang perkembangan hati Shea, sedangkan Fina dan Fehili sudah tahu tentang hal itu. Dengan mencebikkan bibirnya, dia mendorong Fehili dan Fina sampai jatuh ke atas rumput sama seperti Shea sekarang.
“Ehhh lo Tai Anoa, kurang ajar lo dorong – dorong orang yang lebih tua dari lo.” Sengut Fina yang sudah ndlosor di bawah karena dorongan Fizka padanya.

KAMU SEDANG MEMBACA
VILAIN
Novela JuvenilANTI 21+! Gak ada adegan dewasanya! Cerita ini berlaku untuk semua kalangan. Shea adalah cewek bar-bar dan tukang bikin masalah dengan segudang masalah. Tapi karena salah satu masalahnya, tanpa sengaja dia mengenal seorang lelaki tampan di sekolahny...