'Kalo aku tanya suka aku? Apa kamu akan menjawab suka juga?'
_
_________________________________
Hari yang di tunggu – tunggu akhirnya datang. Apalagi jika bukan akhir pekan. Sabtu pagi ini Shea berencana akan membersihkan rumah. Karena pembantu yang biasa datang ke rumahnya sekarang sedang pulang kampung, jadi Shea yang akan menggantikan. Setelah itu ia akan bergelung di dalam kasur untuk seharian.
Jam menunjukkan pukul delapan pagi hari saat Shea terbangun dari tidurnya. Tanpa mandi dahulu, ia yang mengenakan baby doll biru toska bergambar mikky mouse langsung melesat keluar untuk menuju kamar sang ayah. Dibukanya pintu kayu jati bercat coklat itu perlahan, dengan hati – hati ia berjalan masuk ke dalam kamar sang ayah. Senyumnya seketika luntur karena tak menemukan sosok ayahnya.
"Ayah hilang lagi di akhir pekan ini. Sama seperti kemarin kemarin. Harusnya aku gak berharap lebih dari pada ini."
Tanpa menghiraukan kesedihannya, Shea mencoba mengetuk pintu kamar berwarna hitam yang bertuliskan 'SEAN ROOM' itu. Iya itu kamar Sean. Shea tak langsung masuk ke dalam karena kakaknya pernah mewanti-wanti untuk mengetuk pintu dulu ketika ingin masuk ke kamarnya. Tak ada jawaban dari dalam, ia membuka pintu kamar kakaknya. Tak di kunci, apa kakaknya tak ada didalam? Sama seperti yang ia lakukan di kamar sang ayah, ia tak menemukan batang hidung kakaknya.
Dengan pasrah, ia turun ke lantai bawah menuju dapur untuk memasak makanan buat dirinya sendiri. Simpel, hanya telur orak arik beserta nasi dan sosis yang di goreng biasa. Tak lupa air putih sebagai minumannya.
Selesai makan, ia mencuci piring dan gelas sisa makanannya, di lanjut membersihkan rumah. Mulai dari mengumpulkan bajunya, baju Sean, dan baju ayahnya untuk di masukkan ke dalam mesin cuci. Membersihkan lantai dua dan di lanjut ke lantai satu dengan vacuum cleaner. Lalu mengambil baju baju tadi dari dalam mesin cuci kemudian di jaring di bawah terik sinar matahari. Setelah dirasa selesai, Shea menselonjorkan badannya di sofa ruang keluarga yang selalu terlihat sepi dan dingin itu.
"Ahh... Gila! Ini namanya bunuh diri." Ujarnya, memandang jarum jam yang menunjuk ke angka dua belas.
'Ting!'
'Ting!... Ting!'
"Siapa sih yang ngirim pesan?" Gumamnya, mengambil ponsel yang tergeletak di atas meja.
Fehili Mashayu
Kutil!
Bentar lagi gue jemput lo
Cepet siap", soalnya kita bakal keluar bareng Rama sama Nathan.
"Wah... kelewatan nih orang ngerjain gue. Kalo pun keluar bareng Nathan, pasti Nathan hubungin gue. Lah ini, yang hubungin malah pelihi bukannya Nathan. Ahhh... gak penting banget."Gerutu Shea, sengaja memanggil nama Fehili dengan Pelihi.
Tanpa sadar, Shea yang kelelahan akhirnya tertidur pulas di sofa yang dia duduki.
###
Sudah satu jam Fehili menunggu Shea siap – siap. Mulai dari mandi. Mengacak lemari pakaiannya sendiri untuk mencari baju yang cocok. Lalu memoles wajahnya sedikit.
"Udah belum She?"
"Belum. Rambut gue belum digelombangin. Ini masih lurus."

KAMU SEDANG MEMBACA
VILAIN
Teen FictionANTI 21+! Gak ada adegan dewasanya! Cerita ini berlaku untuk semua kalangan. Shea adalah cewek bar-bar dan tukang bikin masalah dengan segudang masalah. Tapi karena salah satu masalahnya, tanpa sengaja dia mengenal seorang lelaki tampan di sekolahny...