Hai hai... maaf ya baru up hari ini. Soalnya minggu kemarin aku sedang sibuk masalah UAS.
Buat kalian makasih udah mau mampir ke cerita yang kurang jelas ini. Hehehe...
Jangan lupa klik bintang di pojok bawah ya... coment juga... thanks and I Love You 😘😘
***
Jam sudah menunjukkan pukul enam sore hari. Nathan yang sudah menyelesaikan latihannya dari lima belas menit yang lalu, berjalan cepat menuju mobilnya saat Shea tak menjawab panggilannya sedari tadi dengan menghilangnya cewek itu. Siapa tahu cewek itu menunggunya di dekat mobil karena mobilnya yang juga ia kunci.
Sesampainya di depan mobil, ia tak menemukan Shea. Nathan melemparkan penglihatannya kesemua sudut parkiran dan tak menemukan sosok cewek kecil bermata coklat terang itu.
Kembali mendial nomer Shea dan ia malah terheran kala mendengar suara panggilan masuk dari dalam mobilnya. Secepat kilat Nathan membuka pintu mobil dan menemukan ponsel Shea yang tergeletak di kursi penumpang.
"Hais! Kemana sih kamu She?" tanya Nathan pada dirinya sendiri.
Merasa khawatir dan takut jika terjadi apa-apa dengan Shea, Nathan kembali berlari masuk ke dalam gedung sekolah.
"Ehh Nat! Mau kemana lo?" tanya Rama yang akan menuju ke motornya untuk pulang bersama Umar dan ketiga teman lainnya.
"Lo lihat Shea gak?" tanya Nathan berusaha tenang setelah menghentikan laju larinya.
"Shea? Bukannya sejak kita masih main dia udah pergi ya?" Ujar Danu, salah satu teman basket Nathan.
"Pergi?" ulang Nathan mengernyitkan dahinya. Harusnya Shea sudah balik kalau cewek itu menghilang sejak ia main tadi.
"Iya, kira-kira sejam setengah yang lalu. Gue kira dia pulang sendiri." Tambah Danu.
Nathan yang tersadar jika ada kejanggalan, langsung tersesak. Jantungnya berdetak dengan cepat, apa yang sedang terjadi dengan gadisnya? Mengapa Shea bisa menghilang selama itu?
Ternyata bukan hanya Nathan saja yang bingung, Rama dan Umar pun heran dengan pernyataan yang di ucapkan Danu. Seperti ada yang janggal.
"Nat, kayaknya-"
"Tolong bantu gue cari dia di semua area sekolah! Dan lo Ram, pergi ke ruang CCTV buat cek dimana terakhir kali Shea berada!" Ujar Nathan dengan deru yang sudah memburu setelah berhasil menyela perkataan Rama.
Setelah mengucapkan perintahnya, ia langsung berlari ke dalam gedung sekolah sekencang mungkin dengan di ikuti Umar, Rama dan tiga teman basketnya.
Setelah sampai di pintu masuk gedung, semua orang berpencar, ada yang ke lantai dua dan tiga, sedangkan Umar ke arah kiri dengan Rama yang menuju ruang CCTV dan Nathan ke arah kanan.
***
Berbeda dengan Nathan yang sedang berlari menelusuri lorong, Shea yang berada di dalam bilik kamar mandi merintih kesakitan.
Semua badannya terasa kaku dan sakit dengan hawa yang sangat dingin merangkul seluruh area tubuhnya. Ingin rasanya ia mematikan pancuran air dari shower di atasnya, tapi badannya seperti mati rasa. Sulit di gerakkan bahkan bergeser saja untuk mematikan Shower pun tak bisa.
Shea mencoba menggedor-gedor pintu kamar mandi yang terkunci dari luar dengan sekuat tenaga sejak setengah jam yang lalu saat ia tersadar dari pingsannya. Tapi hasilnya nihil, malah gedoran pada pintu itu terdengar sangat lirih dan kalau ada orang di luar sana, mungkin gedoran Shea tak akan terdengar.

KAMU SEDANG MEMBACA
VILAIN
Fiksi RemajaANTI 21+! Gak ada adegan dewasanya! Cerita ini berlaku untuk semua kalangan. Shea adalah cewek bar-bar dan tukang bikin masalah dengan segudang masalah. Tapi karena salah satu masalahnya, tanpa sengaja dia mengenal seorang lelaki tampan di sekolahny...