BAB 7 (Mencoba Berjuang)

542 27 0
                                        

Nathan yang baru melangkah ke dalam area kantin bersama Rama dan Umar langsung tersentak saat mendengar suara seseorang sedang berteriak kencang di iringi dengan gebrakan meja yang sangat keras. Otomatis hal itu membuat Nathan dan kedua temannya berhenti dan langsung mengarahkan perhatian mereka ke arah meja yang ditempati Shea.

“Arghhh!!”

BRAKKK

Shea? Kenapa cewek itu melakukan hal gila di kantin saat suasana sangat ramai. Apa dia tidak malu di lihat semua orang karena perbuatannya barusan? Dasar cewek aneh.

“Kalo makan itu makan, gak usah sampek bawa bawa kuntilanak mbabi ngepet segala!” Sergah Shea menatap teman-temannya dengan kesal.

Kuntilanak mbabi ngepet? Apanya yang mbabi ngepet? Mana ada kuntilanak mbabi ngepet. Bener-bener aneh nih cewek!

“Apa lo liat liat?! Mau gue tonjok muka lo?!”

Nathan yang mendengar ucapan Shea, otomatis dia maju ke arah belakang tubuh cewek itu. “Siapa yang mau lo tonjok Shea?”

'Gue gak goblok kan nyautin teriakan Shea. Aduh, kayaknya gue ikutan gila nih.' Batin Nathan merutuki aksinya.

Shea dan ketiga teman Shea tak lupa seisi penghuni kantin langsung mengalihkan perhatian mereka ke arahnya.

'Nasi udah jadi bubur, emang nih mulut minta di ajarin dulu biar gak ceplas ceplos gak jelas. Udah terlanjur, lanjut aja Nat!' Batinnya lagi, mencoba mengatur muka datarnya.

“She, siapa yang mau di tonjok?”
Shea hanya bengong melihat Nathan yang entah dari mana langsung berada tepat di belakangnya.

“Kok gak di jawab. Suaranya hilang habis teriak kayak tarzan?”

Jelas kalimat Nathan langsung membuat seisi kantin tertawa mendengarnya. Bagaimana tidak, tadi Shea berteriak seperti orang kesetanan. Tapi setelah ada Nathan, dia malah diam tak bisa menjawab pertanyaan Nathan.

Dan dengan gampangnya Nathan malah mengatai Shea dengan sebutan tarzan. Lucu bukan?

Shea yang tau dirinya di tertawakan banyak orang langsung sadar dari kecengoannya. “Apaan sih! Siapa juga yang teriak kayak tarzan?”

“Elo.” Sambil menunjuk Shea dengan jari telunjuknya.

“Sok tau.”

“Emang tau.”

“Mana buktinya kalo aku teriak kayak tarzan?”

"Mar." Ucap Nathan menoleh ke arah Umar.

Umar yang tahu maksud Nathan, langsung membuat ancang-ancang “Temen temen! Tadi nih cewek teriak kayak tarzan kan?!” teriak Umar melihat sekeliling dengan telunjuk yang mengarah ke Shea lagi.

“IYA!!!” Jawab semuanya serentak membuat nyali Shea menciut. Dia harus bagaimana sekarang? Jika saja tak ada Nathan, pasti dia tak akan di permalukan seperti ini.

“Gu.. Gue...”

“Iya kayak Tarzan tapi lucu juga.” Sahutnya sambil tersenyum. Otomatis, seluruh penghuni kantin tertegun mendengar ucapan Nathan.

DEG

‘Kenapa tiba-tiba jadi gerah gini ya? Panas banget rasanya tuhan!’ batin Shea meronta ronta dengan wajah bersemu merah hingga sampai lehernya.

“Muka lo....”

Belum selesai Nathan bertanya, Shea langsung hilang dari pandangannya. Nathan berbalik melihat Shea yang sudah berlari keluar dari area kantin. Sebelum dia pergi menyusul Shea, Fehili dan Rama berkata serempak.

VILAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang