BAB 18 (Jadian!)

372 15 0
                                    

Shea bahkan bisa merasakan terpaan nafas Nathan di wajahnya. Dia sampai tak bisa bergerak karena mata biru langit Nathan menatapnya dengan sangat intens. Mereka berdua saling menatap satu sama lain, menikmati degupan jantung yang menggila untuk saat ini. Rasanya mereka tak mau menyia-nyiakan adegan seperti ini. ini sangat nyata dan—manis?

Tanpa aba-aba, Nathan langsung memajukan wajahnya ke atas, dimana wajah Shea berada. Dengan waktu kilat, ia mencium pipi kanan Shea. Seketika mata Shea tertutup dengan cepat. Rasanya sekarang jantung Shea seperti akan copot karena merasakan pipinya di kecup cepat oleh lelaki ini. Itu sangat cepat sehingga Shea tak sempat menghindar dari kecupan Nathan padanya. Perlahan Shea membuka mata, melongo dan berdiri dari posisinya sekarang. Tapi yang dilakukannya kalah cepat dengan tarikan Nathan.

Nathan menarik tangannya yang berada di atas punggung Shea ke bawah dan berakhir dengan tubuh Shea yang menghantam tubuhnya. Shea yang kaget langsung berdiri, tapi lagi-lagi aksinya tak berhasil dan kembali menimpa Nathan. Nathan yang tau Shea terus menghindar langsung memeluk pinggang Ceweknya dengan erat tapi tak sampai menyakiti tubuh cewek cantik itu.

“Nathan, nga—pain kamu?” Ucap Shea sambil melotot yang merasakan pinggangnya di peluk dengan rapat.

“Nahan kamu.” jawab nathan datar dengan mata yang masih fokus menatap mata Shea yang memancarkan kekhawatiran.

“En—entar ada yang li—hat.”

“Shea... tatap aku. Dan dengerin aku ngomong.” Nathan tak mempedulikan ucapan yang baru di lontarkan Shea padanya.

“Apa?” Shea yang akhirnya mengikuti arahan Nathan untuk menatapnya.

“Aku gak tahu, dari kapan aku mulai suka sama kamu. Tapi—jujur sekarang aku sangat menyayangi kamu She.” Ujar Nathan yang masih memeluk pinggang ramping Shea yang berada di atasnya.

“Nat—“ mata Shea berkeliaran kemana-mana tak mau menatap lelaki di bawahnya. Wajahnya pun mulai terasa panas seiring ucapan Nathan padanya. Shea tak tahu harus menjawab apa, ia terlalu gugup saat ini.

“Aku mau kamu... Jadilah Cewek aku.” Nathan yang masih menatap dalam mata cokelat terang Shea. “Jadilah milikku."

Seketika Shea langsung mengalihkan penglihatannya pada lelaki di bawahnya lagi.

"Aku bakal lepas kalo kamu jawab iya.” ancam Nathan.

“Mak—maksa.”

Nathan tertawa ringan mendengar ucapan Shea yang tergagap. Pasti ceweknya ini sangat gugup. Tapi dia harus segera memantapkan hubungan mereka dari sekarang. Nathan ingin melindungi Shea sepenuhnya, dia ingin memiliki Shea seutuhnya.

“Jadi?”

“I—Iya.” Cicit Shea sangat pelan seperti bisikan yang hampir tak terdengar.

“Apa? Aku gak denger.”

“Iya.”

“Iya? Iya apa? Yang jelas.” Shea meninju dada Nathan pelan.

“Iya aku mau.”

“Hah?”

Shea berdecak, Nathan pasti mempermainkannya saat ini. “Iya aku mau jadi cewek Kamu.” Jawab cepat Shea.

“Yang keras biar aku langsung ngerti.” Ucap Nathan tersenyum, dengan sebelah tangan yang mengelus pipi halus Shea.

“Iya aku mau jadi cewek Nathan!” teriak Shea langsung di depan telinga Nathan. Laki-laki itu malah tertawa terbahak-bahak karena melihat raut kesal bercampur malu Shea. Apalagi wajah merah gadis di atasnya ini semakin merah daripada tadi.

VILAINTempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang