Disebuah ruang anggota Cheerleaders, Shea beserta ketiga temannya sedang duduk santai menikmati waktu bolos pada jam mata pelajaran matimatian. Ehh aduh salah ngomong, maksudnya matematika. Mereka terlalu pusing jika mendengarkan celotehan Pak Sam yang menerangkan rumus-rumus mematikan itu.
Dengan pertolongan kunci ruangan yang dibawa Fizka karena dia adalah sekretaris Cheerleaders, mereka berempat membuka pintu dan masuk ke dalam ruangan. Bukan hanya Fizka yang mengikuti Ekstra Cheerleaders, Fina juga termasuk salah satu anggota Ekstrakulikuler tersebut.
Lain halnya dengan Fizka dan Fina yang mengikuti Ekstra tersebut, Shea lebih memilih mengikuti Ekstra Dance. Dia menjabat sebagai ketua dalam kegiatan itu dan Fehili salah satu anggotanya.
Akhirnya disinilah mereka terdampar, berandalkan pura-pura sakit perut karena kebanyakan makan bakso dengan sambal dua puluh sendok dan meminta izin ke kamar mandi. Tapi siapa yang tahu jika alasan itu hanya tipu muslihat yang mereka rencanakan.
Siapa juga yang mau makan bakso dengan dua puluh sendok sambal sebagai santapan makanannya. Entah Pak Sam yang terlalu gampang dibohongi atau beliau sengaja membiarkan mereka berempat pergi karena Pak Sam terlalu pusing mengajar empat orang itu.
“Hahaha,.. Gue gak habis pikir sama Pak Asem, mau aja dibohongi murid cantik kayak kita.” Tawa Shea sambil mengatai Pak Sam dengan sebutan Pak Asem.
“Kalo gue pikir, Pak Sam emang sengaja ngebolehin kita pergi deh.” Sahut Fina yang sedang tidur tengkurap di sofa depan Shea.
“Mungkin dia udah lelah ngurusin kelakuan Shea.”
“Enak aja, bukan cuma gue tapi lo juga.” Seru Shea tak terima dengan ocehan Fehili yang duduk di sampingnya.
“Itu gak penting. Yang penting sekarang kita bebas... Yuhuuu..” Sahut Fizka gembira, langsung terjun bebas di atas badan Fina.
“Ehh kutu Anoa, pindah gak lo?! Sesak somplak!” Seru Fina, seakan tertimpa beban ribuan ton.
Fizka yang akan bangkit dari posisinya itu langsung ditindihi oleh Shea yang tertawa terbahak bahak. Alhasih Fizka kembali menindih Fina dibawahnya dan Shea yang berada di atasnya.
“Ahhh,.. sakit bangsat.!”
“Ahh,.. lo apaan sih. Jangan nindih gue kayak gini.” Teriak Fina yang semakin menahan sesak.
“Bukan gue!! Shea bangsat, turun gak lo!!” Seru Fizka yang masih dihiraukan Shea.
“Aduhh.. sakittt!!”
“Hahahaha...” Shea yang masih berada di atas dua orang itu malah tertawa tak menggubris teriakan teman-temannya.
“Hehh diem gak?! Kalian kalo teriak ambigu banget sih. Kalo ada yang lewat, mereka ngira yang enggak enggak nanti.” Ucap Fehili mengingatkan.
“Lo juga She, Pindah! Jangan kayak anak kecil gini.. Ihh.” Sambung Fehili sambil menarik Shea dari atas tubuh Fizka dan di ikuti Fizka setelahnya.
“Mami Hili apa apan sih. Enak enak tiduran di tempat yang empuk malah di tarik-tarik.” Sengut Shea tak terima.
Kalian juga pasti heran kenapa mereka kadang memanggil Fehili dengan sebutan Mami Hili, itu karena sifat hili yang biasanya seperti orang dewasa dan paling normal dari ketiga temannya. Maka dari itu mereka kadang-kadang suka memanggil Fehili dengan sebutan Mami Hili.
Kalian mau tau gak siapa yang pertama memanggil Fehili dengan sebutan itu? Jawabannya pasti Shea, cewek dengan kadar kewarasan yang tipis.
“Lo enak, Gue yang sengsara. Aduhh tulang rusuk gue rasanya patah semua.”

KAMU SEDANG MEMBACA
VILAIN
Teen FictionANTI 21+! Gak ada adegan dewasanya! Cerita ini berlaku untuk semua kalangan. Shea adalah cewek bar-bar dan tukang bikin masalah dengan segudang masalah. Tapi karena salah satu masalahnya, tanpa sengaja dia mengenal seorang lelaki tampan di sekolahny...