💔Tiga

8.8K 519 9
                                    

Selamat membaca...
        .
        .
        .

Tetaplah menjadi baik. Sekalipun hati sudah hancur lebur tercabik-cabik. Karena sesuatu yang hilang dan pergi, akan Allah ganti dengan sesuatu yang lebih baik.

_________

"Qobiltu nikahaha wa tazwijaha bimahril madzkuri  halan."

Cklak!

Seiring lafadz terucap. Setetes air mata jatuh. Wanita berparas cantik itu menangis mendengar ijab qobul di masjid terucap dengan sempurna.

Bukan sang pengantin wanita yang menangis, melainkan seorang gadis yang hatinya patah karena titah Kiyai.

Petang ini ijab qobul antara Shauqi dan Anisa di gelar. Anisa sudah di dampingi oleh Bu Nyai dan Uminya, juga Umi Shauqi. Yang sudah datang ke pesantren untuk menghadiri acara akad anak-anak mereka.

Sedangkan, pernikahan Ashira akan di laksanakan malam jumat yang akan datang. Karena permintaan Abah Ashira yang ingin putrinya menikah di malam jum'at. Sedangkan, Anisa menikah di malam senin sesuai waktu yang sudah di tentukan Kiyai.

Suara Shauqi menggema memenuhi penjuru pesantren. Saat dia mengucap lafadz qobul di depan Abah Anisa, Kiyai juga Abahnya. Afiad pun menjadi saksi di sana. Di masjid pesantren, dimana akad di gelar.

Sedangkan, Anisa berada di luar masjid duduk bersimpuh bersama Umi, Bu Nyai dan Uminya mertuanya. Dia memakai gamis warna gold senada dengan jilbabnya. Para santri juga ada di sana, berkumpul di masjid menjadi saksi atas pernikah Shauqi dan Anisa.

Sedangkan, seorang gadis sedang menangis meringkuk di sebuah ranjang kecil di dalam kamar asrama yang sepi tak berpenghuni. Hanya ada dia seorang disana, menangis meratapi takdir dan kandasnya cinta.

Dialah Ashira. Gadis yang hatinya terpatahkan karena titah Kiyai. Hatinya hancur lebur saat dia mendengar ijab qobul terucap dengan sempurna dari lisan Shauqi di masjid.

Dia memangis menahan rasa sakit yang bergejolak di dadanya. Meraung sendirian tanpa ada yang mendengar, karena semua orang sedang berkumpul di masjid menyaksikan sebuah pernikahan yang sakral.

"Allah...." pekiknya seraya menangis menekan dadanya. Sedangkan, orang-orang di masjid sedang membacakan doa untuk kedua pengantin yang baru saja di resmikan.

Shauqi menangis mengangkat kedua tangannya mengamini doa-doa di depan Abah, Kiyai dan juga Abah Anisa, mertuanya. Dia menunduk tanpa berani mengangkat wajah setelah mengucap ijan qobul.

Semua akan mengira kalau dia sedang menangis terharu atas pernikahannya. Tanpa ada yang tahu kalau air matanya menetes untuk seorang gadis yang sedang meringkuk di kamar asrama.

Shauqi menunduk dalam. Tidak berani mengangkat wajahnya yang sudah berair di depan Kiyai, mertua dan Abahnya. Bayangan Ashira terus berputar di benak Shauqi. Bayangan gadis yang sudah sekian lama memikat hatinya itu menghantui pikirannya. Terbayang-bayang di pelupuk mata. Hingga netranya selalu mengalirkan bulir bening.

Sedangkan, Anisa memeluk erat tubuh Uminya. Bu Nyaipun mengelus lembut puncak kepala Anisa. Anisa menangis di pelukan sang Umi, menumpahkan segala beban yang di rasakannya. Sedangkan, Umi Shauqi hanya tersenyum melihat sang menantu. Mengira kalau menantunya itu menangis karena haru bahagia. Semua yang hadir di sana pun akan mengira seperti itu.

Anisa merasa sangat bersalah dan begitu malu pada Ashira atas apa yang sudah terjadi padanya dan Shauqi. Dia merasa tidak enak hati pada Ashira. Apalagi, sahabatnya itu tidak ikut hadir di masjid untuk menjadi saksi pernikahnnya. Tapi, Anisa mengerti akan hal itu, dia tahu Ashira pasti sangat terpukul saat ini.

Dzikir cinta Ashira💔 {Romansa Islami}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang