💔Empat

8.3K 482 8
                                    

Selamat membaca...
         .
         .
         .

Sesakit apapun kisah ini. Akan aku lewati dengan ikhlasnya hati.

_________

Ashira dan teman-temannya yang lain sudah selesai membantu membereskan barang-barang Anisa.

Shauqi pun juga sudah membereskan semua barang-barangnya di asrama putra, yang di bantu oleh banyak teman-teman dan para ustadznya.

Banyak teman Shauqi yang mengucapkan selamat atas pernikahannya, namun Shauqi hanya membalasnya dengan anggukan dan senyuman yang di paksakan. Karena netranya selalu saja terlihat nanar. Saat berulang kali bayangan Ashira terlintas di benaknya.

"Selamat," ucap Asfiad memeluk Shauqi dan menepuk pundaknya pelan.

"Iyah," jawab Shauqi dengan seulas senyum yang di paksakan, setetes air matanya kembali menetes saat memeluk Afiad.

Karena dia mengerti dan juga merasakan penderitaan yang di alami Afiad. Karena mereka memiliki hati yang sama-sama patah karena titah Kiyai.

"Akan ku jaga dia dengan baik," ucap Shauqi merengangkan pelukannya dari Afiad.

"Itu sudah tugas mu. Kamu tidak perlu menjanjikan itu padaku. Dia milikmu, haq mu, dan juga is--tri mu."

Balas Afiad tersenyum sekilas menepuk bahu Shauqi. Dia merasa kaku saat ingin menyebut Anisa sebagai istri Shauqi.

"Yasudah aku keluar sebentar." Sambung Afiad melangkah ingin keluar kamar asrama meninggalkan Shauqi. Saat semua barang-barang Shauqi sudah selesai di bereskan.

"Afiad.." panggil Shauqi lirih.

"Iya..?" tanya Afiad berhenti melangkah, kembali membalikkan badan pada Shauqi.

"Malam pernikahan mu empat malam lagi kan?"

tanya Shauqi hati-hati. Takut melukai perasaan Afiad. Afiad hanya mengangguk dan tersenyum.

"Ku ucapkan selamat mulai malam ini." Sambung Shauqi menatap Afiad dan tersenyum sekilas.

Ada rasa nyeri di ulu hati Shauqi saat harus mengatakan selamat pada seseorang yang akan menikahi kekasihnya.

"Aku masih belum menikah dengannya, Qi. Jadi, simpan saja dulu ucapan selamat mu. Sampai waktunya tiba atau berdoalah semoga ada keajaiban yang tidak jadi menyatukan aku dan Ashira."

"Kenapa?"

"Karena aku tidak ingin menambah penderitaan dan rasa sakit yang di rasakan oleh gadis mu."

Sambung Afiad tersenyum singkat. Membuat Shauqi hanya terpaku mendengarnya.

"Aku tahu, Qi. Rasa sakit yang di rasakan Ashira jauh lebih besar dari rasa sakit yang ku rasakan. Dia harus melepas mu, merelakan mu bersama Anisa, sahabatnya sendiri. Lalu dia harus menikah denganku, lelaki yang sama sekali tidak ada dalam daftar doanya."

Sambung Afiad menatap Shauqi yang masih belum bergeming sedikitpun. Dia berusaha mencerna setiap kata-kata Afiad.

Tak di sangka selama ini Afiad juga memikirkan rasa sakit Ashira. Di saat dia juga harus berjuang melawan nyeri di ulu hatinya. Padahal Shauqi tidak berpikir sampai kesana.

"Itulah mengapa, aku berharap ada keajaiban yang tidak bisa menyatukan aku dengan Ashira. Agar luka di hati gadis itu, tidak semakin parah karena pernikahan terpaksa."

Shauqi masih saja terdiam. Apa yang di katakan Afiad benar adanya. Ashira akan semakin terluka saat dia harus menikah dengan Afiad. Padahal hatinya sudah cukup hancur atas pernikahannya dan Anisa.

Dzikir cinta Ashira💔 {Romansa Islami}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang