💔Dua

11.1K 542 11
                                    

Selamat membaca...
        .
        .
        .

Kadang patah hati mampu membuat orang menjadi bijak seketika. Saat luka datang menyapa.

______

Malam semakin larut. Angin malampun semakin menusuk tulang terasa sangat dingin.

Pemuda itu menyendiri dari keramaian, menatap bintang di angkasa malam. Netranya terus saja berembun, saat sekelebat bayangan wajah terlintas di ingatannya.

Dia duduk di atas atap musholla yang memang belum selesai di bangun. Sorban tersampir di bahunya. Tak henti air matanya mengalir mengaburkan pandangannya, menatap lekat bintang-bintang yang terlihat sangat indah dan menawan.

"Ribuan hari kita lalui, saling menjaga dalam doa. Namun, hari ini semuanya lebur tak terisa. Kenangan yang sudah terlewati dalam ribuan hari itu terkubur hanya dalam satu hari."

Gumamnya lirih, mendongak menatap langit malam yang pekat namun indah berhiasakan kristal kecil yang bersinar.

Shauqi memejamkan matanya lama, membiarkan bulir-bulir bening jatuh membasahi pipinya. Setelah selesai mengikuti kajian makna kitab ba'da isya tadi, dia langsung naik keatap musholla yang masih belum selesai di bangun. Dan meratap disana sendirian. Dia masih belum kembali ke kamarnya, meskipun malam sudah semakin larut, dan udarapun sudah terasa semakin dingin.

"Entah bagaimana dulu aku jatuh cinta padamu. Aku tak tahu, yang aku tahu hari ini hatiku sakit karena pernah merasa bahagia atas hadirmu."

Kembali air matanya menetes membasahi sarungnya, dia bersila memutar tasbih di tangannya. Berusaha meredam rasa sakit dengan dzikir.

"Allah...kuatkan aku, mampukan aku untuk bisa melupakannya. Aku kembalikan, semua urusan rasa ini padamu. Ya Allah rasa ini hadir, atas kehendak mu. Maka cabutlah kembali perasaan ini. Sungguh, sekarang aku tersiksa dengan rasa ini, Ya Rob."

Lirihnya, kembali memejamkan mata, seraya beristighfar untuk menenangkan gemuruh hebat di dada.

"Astaghfirullah...astaghfirullah..." gumamnya lirih terisak-isak dalam tangisnya. Tanpa ada siapa yang tahu.

"Shira...Ashira...Allah Ya Rob." Pekik Shauqi lirih. Seraya menekan rasa sesak di dadanya saat ini.

Bayang-bayang gadis yang di cintainya itu kembali menganggu pikiran Shauqi. Hingga beberapa kali dia memekik nama Ashira.

Semakin sesak dadanya, saat mengingat Ashira berderai air mata tadi sore. Ingin rasanya sekarang dia berlari memohon pada Kiyai untuk mencabut semua titahnya itu.

Dia ingin kembali menggandeng Ashira dalam doanya. Dia ingin kembali menceritakan sang Ashira pada tuhannya.

Tapi, sepertinya itu sudah tidak layak lagi Shauqi lakukan. Tak mungkin lagi dia menyebut nama Ashira dalam doanya. Sekarang dia dan Ashira sudah berada di garis doa yang berbeda.

Rupanya selama ini doanya tidak cukup ampuh untuk mengetuk pintu langit. Meminta Ashira pada sang pencipta.

"Allah aku sakit...Ya Rob aku rapuh. Rasa ini sekarang malah membuatku hancur. Kuatkan aku Ya Allah."

Shauqi menangis menutup wajah dengan kedua telapak tangannya. Berulang kali dia beristighfar, namun rupanya luka di hati sangatlah dalam. Hingga begitu sulit untuk di sembuhkan.

"Pantaskah seorang laki-lali menangisi kandasnya cinta?"

ucap seseorang yang sudah berdiri di belakang Shauqi. Matanya juga sudah berembun, namun sekuat tenaga dia menahan air mata itu agar tidak jatuh.

Dzikir cinta Ashira💔 {Romansa Islami}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang