💔Tiga puluh enam

6.4K 341 3
                                    

Selamat membaca. . .
.
.
.

Karena di dunia ini, tidak ada pasangan yang sempurna. Sebab tuhan menciptakan hamba-hambanya untuk saling melengkapi dan menyempurnakan kekurangan. Bukan untuk saling mengunggulkan kelebihan.
_________

"Bagaimana rasanya, bertemu kembali dengan seseorang yang pernah kau cintai di masa lalu?"

tanya Afiad. Saat tiba-tiba lelaki itu melingkarkan tangannya di pinggang Ashira. Memeluk istrinya dari belakang. Ketika wanita itu sedang berdiri termenung di balkon kamarnya, menatap gugusan bintang-bintang yang di hiasi bulan sabit di antaranya.

Udara malam terasa begitu dingin menusuk tulang. Akibat tetes-tetes rintik hujan yang masih tersisa di lapisan bumi. Saat petang tadi hujan turun meskipun hanya berupa gerimis.

"Tak ada lagi rasa yang istimewa. Semuanya sudah terasa biasa, hambar tanpa debar, apalagi getar."

Balas Ashira mengelus tangan Afiad yang melingkar di perutnya. Menikmati dinginnya udara malam yang di balut dengan kehangatan yang tercipta di antara mereka. Afiad hanya tersenyum simpul mendengar jawaban istrinya. Lalu, ia pun lebih mengeratkan pelukannya di tubuh Ashira. Menikmati aroma tubuh Ashira yang terasa harum dan wangi di penciuman Afiad. Membuat laki-laki itu merasa lebih nyaman dan tenang.

Keduanya terdiam. Membiarkan keadaan hening tercipta diantara mereka. Menikmati ribuan pernak-pernik benda langit yang terlihat begitu memukau tanpa sinar yang terang.

Malam itu langit tidak secerah biasanya. Di sebabkan karena awan hitam yang juga bergelayut manja di hamparan udara. Menutup sinar rembulan yang hanya masih berbentuk seperti lengkungan sebuah perahu kecil.

"Lalu bagaimana denganmu sendiri? Bagaimana rasanya bertemu dengan wanita yang dulu pernah kau kagumi sedemikian rupa? Masih adakah debarmu untuknya?"

tanya Ashira menghapus keheningan yang sempat tercipta. Afiad hanya tersenyum miring sekilas. Mendengar pertanyaan istrinya, yang sekarang tengah di dekapnya.

"Bagaimana mungkin debar dan rasa kagum itu masih akan ada? Ketika aku sudah mendapatkan pengganti yang lebih istimewa dan sempurna darinya?"

"Jika kamu saja yang dulu pernah mencintai tak lagi merasakan getar. Lalu, bagaimana aku yang hanya sebatas mengangumi masih akan mempertahankan samarnya debar? Semua itu tidak akan, Ashira. Kini aku sudah terlanjur mencintai mu. Entah semesta akan mendukung rasa cintaku atau tidak. Aku tidak perduli. Karena aku hanya ingin memilikimu sampai nanti. Selamanya, hingga ketempat yang pari purna bernama syurga."

Balas Afiad menumpukan dagunya di ceruk leher Ashira dengan begitu nyaman. Membawa tubuhnya dan tubuh Ashira bergerak pelan ke kiri dan kanan. Mengikuti irama hembusan desir angin malam. Membuat Ashira merasa sangat bahagia.

"Tetaplah seperti ini. Aku sangat mencintai mu."

Lirih Ashira penuh rasa cinta dan bahagia. Afiad hanya tersenyum mendengarnya.

"Aku pun sama."

Balas Afiad, seraya langsung membalikkan tubuh Ashira menghadapnya. Membuat Ashira hanya tersenyum, memandang wajah suaminya. Lalu, wanita itupun mengalungkan kedua tangannya di leher sang suami. Menikmati tatapan lekat suaminya. Membuat jantung mereka bertalu-talu menciptakan irama cinta.

"Bisakah kita melakukan sesuatu seperti kemaren malam?" Bisik Afiad di depan wajah istrinya dengan begitu lirih. Seraya menarik pinggang istrinya, hingga tubuh Ashira menempel di tubuhnya tanpa jarak.

"Kenapa tidak? Bukankah aku milikmu dan kamu milikku? Lalu apa yang harus menghalangi kita untuk menyatukan rasa?"

Balas Ashira tersenyum bahagia. Membalas tatapan lekat suaminya, dengan hati yang berbunga-bunga. Membuat senyum tidak pernah pudar di bibir suaminya.

Dzikir cinta Ashira💔 {Romansa Islami}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang