💔Tujuh

8.6K 487 10
                                    

Selamat membaca...
        .
        .
        .

Di antara belajar mencintai dan belajar melupakan, manakah yang lebih sulit?

________

Gadis itu menangis meringkuk di ranjang mungilnya. Mengingat betapa dinginnya sikap sang suami yang mengabaikannya begitu saja.

Setelah dia pulang dari rumah suaminya, dia langsung masuk kamar menumpahkan isak tangis  pada bantal dan guling di sampingnya. Karena sang suami langsung pulang begitu saja tanpa mau mampir sebentar menemui Abah dan Umi mertuanya.

Bahkan suaminya sampai rela menembus jalanan yang licin di guyur hujan malam. Hanya karena tidak ingin berlama-lama dengannya.

Menyakitkan! Itulah yang Anisa rasakan. Mencintai suami yang mencinta gadis lain. Meskipun, dia tahu pernikahannya dengan Shauqi hanyalah sebuah titah Kiyai. Tapi, tak bisakah Shauqi menghargai dan memperhatikannya sedikit pun sebagai amanah yang harus di tanggungnya?

Jam sudah menunjukkan pukul sebelas malam. Sudah sekitar dua jam Anisa menangis setelah pulang dari rumah Shauqi.

Dia meringkuk di ranjang tersebut. Menangisi sikap Shauqi yang acuh tak acuh meskipun sudah empat malam mereka menikah. Tapi, tidak sedikit pun Shauqi berusaha menghubunginya. Jangankan menghubungi, bahkan Shauqi pun tidak memiliki nomor Anisa. Laki-laki itu pun tidak pernah datang mengunjungi rumah Anisa. Hanya Abah dan Uminya yang datang dua malam yang lalu memberikan tanggal acara walimah yang akan di selenggarakan besok.

Sudah dua kali Anisa datang mengunjungi rumah Shauqi. Hanya untuk sekedar ingin mengenal keluarga barunya lebih dekat. Namun, perlakuan yang sama yang selalu dia terima dari Shauqi. Dingin dan tidak perduli akan kehadirannya.

Abah dan Umi mertuanya memang sangat baik dan begitu hangat menyambut Anisa sebagai menantu mereka. Tapi, putra merekalah yang begitu dingin memeperlakukan Anisa.

Seperti yang terjadi beberapa jam yang lalu. Saat Anisa datang mengunjungi rumah Shauqi setelah maghrib. Tapi, laki-laki itu hanya mendekam di kamarnya tidak mau keluar karena sibuk memikirkan gadis lain. Meskipun, pada akhirnya sang Umi berhasil membujuk putranya dengan paksa.

Bahkan, setelah itu Shauqi tidak mengajak Anisa untuk sekedar berbincang-bincang tentang hubungan mereka berdua. Laki-laki itu malah langsung mengantarkan istrinya untuk kembali pulang setelah dia memakan masakan yang di bawakan oleh sang istri.

Menyebalkan!

Sakit!

Kecewa!

Itulah yang Anisa rasakan sekarang. Ingin sekali dia meminta Shauqi untuk bersikap lebih hangat padanya. Tapi, Anisa mengerti jika suaminya itu sedang di landa sebuah luka dan rasa sakit serta kecewa di hatinya. Saat dia harus rela melepaskan sang pujaan hati yang sudah lama di damba dan di idam-idamkan untuk menjadi ibu dari anak-anaknya kelak.

Anisa paham akan hal itu. Tentang rasa sakit yang di alami Shauqi. Namun, sayangnya tanpa Shauqi sadari, keterpurukan dan luka yang di deritanya malah berimbas pada Anisa. Yang gadis itu sendiri pun tidak seutuhnya salah. Karena Anisa juga hanya manut titah Kiyai.

"Tak bisakah kamu melihat akan ketulusanku?"

Gumam Anisa lirih dengan suara parau. Dia terus saja terisak memikirkan Shauqi yang begitu dingin. Bahkan, saat tadi Shauqi mengantarnya pulang, laki-laki itu hanya diam tanpa sedikit pun mengajak Anisa untuk bicara atau bahkan sekedar basa-basi.

Perjalanan mereka hanya di hiasi desir angin malam yang membuat tubuh Anisa sedikit kedinginan. Tanpa sedikit pun Shauqi merasa perduli. Karena dia pun hanya sibuk memikirkan tentang Ashira.

Dzikir cinta Ashira💔 {Romansa Islami}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang