💔Dua puluh tiga

7.7K 382 6
                                    

Selamat membaca...
.
.
.

__________

Hari-hari pun berlalu, Anisa menjalani hari-harinya seperti biasa. Melayani suaminya untuk semua urusan dan keperluan Shauqi. Bahkan ia tidak pernah membantah atau menolak apapun yang di katakan suaminya. Namun, sikapnya kini sudah tidak lagi sehangat seperti sebelum-sebelumnya.

Wanita itu bicara pada Shauqi jika hanya ada perlunya saja. Selebihnya dia lebih memilih diam dan menjalankan perannya sebagai istri dan menantu yang baik.

Semenjak kejadian malam itu, di mana ia mendengar racauan suaminya. Anisa jadi tidak banyak bicara dan sedikit bersikap dingin. Hingga membuat Shauqi merasa heran dengan perubahan istrinya tersebut. Karena sudah hampir seminggu ini wanita itu menjadi suwung, dan tidak banyak bicara.

Ada rasa tidak nyaman yang di rasakan Shauqi saat ia menerima pengabaian seperti itu dari istrinya. Hingga pada suatu pagi ia pun bertanya pada Anisa yang sedang membereskan tempat tidurnya di pagi hari. Setelah Shauqi baru saja selesai mandi dan mengenakan pakaian yang di siapkan Anisa untuknya.

"Nis," panggil Shauqi memandang kearah istrinya yang sedang melipat selimut setelah merapikan seprainya.

"Heumm," gumam Anisa hanya bergumam pelan, tanpa memandang kearah suaminya. Seraya beranjak ke arah jendela membuka horden kamarnya. Agar cahaya mentari pagi bisa menyusup masuk ke dalam kamarnya.

"Kamu kenapa? Akhir-akhir ini?" tanya Sahauqi duduk di tepi ranjang, seraya memasang satu persatu kancing bajunya. Memandang Anisa yang sedang membuka horden.

"Tidak papa," jawab Anisa datar tanpa sedikit pun mau menoleh pada suaminya. Mendengar nada datar dan sedikit ketus dari istrinya tersebut, membuat Shauqi hanya menarik nafas gusar.

"Aku salah ya? Apa aku kembali melukai mu tanpa sengaja?"

"Tidak."

Balas Anisa singkat, dan ingin beranjak ke kamar mandi. Namun, Shauqi segera bangkit dari duduknya dan memeluk tubuh Anisa dari belakang. Membuat wanita itu bergeming dan menghentikan langkahnya untuk ke kamar mandi.

Shauqi menenggelamkan kepalanya di ceruk leher Anisa. Sedangkan, wanita itu tetap terpaku dan bergeming tanpa suara. Rasa sakit yang di sebabkan pengabaian suaminya sangat membuat Anisa kecewa. Karena Shauqi yang tidak pernah mau memahami akan kehadiran dirinya.

"Aku minta maaf, jika aku kembali menyakiti mu tanpa sengaja. Jangan bersikap dingin seperti ini. Aku jadi canggung untuk meminta bantuan mu atau pun mengajak mu bicara," ucap Shauqi lirih di dekat telinga Anisa. Berusaha untuk mencairkan kebekuan istrinya beberapa hari ini.

Namun, wanita itu tetap bergeming tanpa suara. Lalu melepaskan lingkaran tangan Shauqi di pinggangnya dengan paksa. Dan kembali beranjak ke kamar mandi. Sedangkan, Shauqi hanya menarik nafas gusar. Menatap istrinya yang melangkah ke kamar mandi tanpa mengubris ucapannya.

Anisa meluapkan kekesalannya di kamar mandi dengan membersihkan kamar mandinya. Menyikat lantai kamar mandi juga klosetnya. Sedangkan, Shauqi masih terpaku di kamar. Merasa bersalah dan bingung atas pengabaian Anisa. Membuat hati Shauqi sedikit merasa renggang dan tidak nyaman.

"Apa yang sudah aku lakukan? Padahal aku sudah berusaha bersikap hangat selama ini?"

Gumam Shauqi bingung sendiri dengan sikap istrinya akhir-akhir ini. Sedangkan, Anisa tidak sedikit pun berusaha untuk memberitaukan di mana letak kesalahan Shauqi. Hingga membuat wanita itu menjadi lebih pendiam dan tidak banyak bicara

Tak lama kemudian Anisa keluar dari kamar mandi tanpa sedikit pun bicara. Shauqi hanya mampu menatap wajah datar istrinya tersebut dari ranjangnya. Anisa pun juga tidak perduli akan hal itu. Ia mengambil pakaian dari dalam lemarinya dan ingin kembali ke dalam kamar mandi untuk mengguyur tubuhnya yang sedari tadi terasa begitu letih. Sehabis membantu mertuanya masak di dapur, membersihkan kamar juga menyiapkan keperluan suaminya dan bahkan membersihkan kamar mandi juga.

Dzikir cinta Ashira💔 {Romansa Islami}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang