💔Dua puluh enam

6.9K 384 0
                                    

Selamat membaca. . .
.
.
.

Yang menangis akan tertawa. Karena bahagia hadir bila saatnya tiba. Tanpa harus kita minta, karena hati telah menciptakan jalan dengan sendirinya.

____________

"Aku mencintai mu istriku."

Satu kalimat itu mampu membuat air mata Anisa berderai dengan sempurna karena merasa haru bahagia. Wanita itu langsung mendongakkan kepala memandangi wajah suaminya yang terlihat sendu, sambil menatapnya. Shauqi tersenyum menangkup wajah cantik istrinya. Netranya berkaca-kaca tatakala ia mengungkapkan perasaannya pada Anisa. Perasaan yang membuatnya risau selama ini. Dimana awalnya ia pikir ia hanya sebatas menyayangi Anisa sebagai istrinya. Belum sampai mencintai.

Namun, ternyata persepsinya salah. Shauqi tidak pernah tahan melihat air mata Anisa. Ia tidak pernah rela, air mata itu kembali jatuh membasahi wajah cantik istrinya. Apalagi, saat Anisa sakit dan terkulai lemas dua hari yang lalu. Itu sungguh sangat membuatnya khawatir dan terluka melihat istrinya sakit.

Bahkan, setiap kali ia berdekatan dengan istrinya, rasa dan debar aneh kerap kali menguasai hatinya. Membuat dadanya terasa sesak karena detak jantungnya yang berpacu lebih cepat dari detakan biasanya.

Lalu perasaan apa itu jika bukan cinta. Tidak mungkin hanya sebuah rasa iba dan kasihan. Karena jika semua itu hanya rasa iba dan kasihan, degub jantung dan getar aneh itu tidak akan pernah ada dan memenuhi hatinya. Karena itulah, yang akhirnya membuat Shauqi yakin, jika apa yang di rasakannya pada Anisa adalah cinta. Di tambah setiap kali ia selesai menjamah Anisa, perasaan itu kian tumbuh dan membuncah. Yang awalnya hanya ingin memenuhi sebagai kewajiban, mulai hari ini Shauqi akan melakukannya sebagai penyatuan dari rasa cintanya pada Anisa.

"Ka-kak tidak bohong kan? Dengan apa yang baru saja kakak ucapkan pada Anisa?" tanya Anisa kaku menatap wajah suami di depannya. Yang terus saja memandang dan menatapnya sedari tadi. Bahkan, memeluknya dengan hangat.

Shauqi hanya menggeleng mendengar pertanyaan Anisa. Seraya tidak sedikit pun membuang pandang dari istrinya.

"Apa kamu menemukan kebohongan di mataku, Nis?" tanya Shauqi yang terus menatap lamat wajah cantik istrinya. Kini, Anisa yang menggeleng mendengar ucapan suaminya.

"Lalu kenapa kamu harus ragu dengan perasaanku padamu. Aku yakin, aku mencintaimu, Nisa. Selama ini aku merasa begitu terluka tiap kali melihat kamu meneteskan air mata. Apalagi saat kamu sakit seperti kemaren. Sungguh, itu sangat membuatku tersiksa dengan rasa kekhawatiran yang tak biasa."

Shauqi terus saja memandangi wajah teduh istrinya yang terlihat sangat sayu. Antara percaya atau tidak dengan apa yang di katakan suaminya, namun semua ucapan Shauqi membuat Anisa merasa sangat bahagia.

"Semoga ini memang bukan mimpi dan bunga tidurku saja. Semoga ini nyata adanya, dimana suamiku benar-benar telah mencintaiku."

ucap Anisa yang membuat air matanya luruh begitu saja, meraba-raba dan memandangi wajah suaminya. Shauqi hanya tersenyum dan menggeleng pelan. Laki-laki itu menggenggam kedua tangan istrinya seraya terus saja mengecupnya.

"Ini nyata sayang. Aku mencintai mu, Nis. Sungguh," ucap Shauqi menggenggam tangan Anisa dan terus saja menciuminya. Lalu seketika ia membawa Anisa dalam dekapan hangatnya untuk yang kesekian kalinya.

Air mata di antara keduanya sudah tidak terbendung lagi. Menciptakan suasana yang mengharu biru diantara keduanya saat Shauqi mengatakan apa yang ia rasakan pada Anisa.

"Berjanjilah padaku untuk tidak lagi membuatku terluka, Kak," ucap Anisa lirih dalam dekapan hangat suaminya. Membuat Shauqi merasakan perasaan damai yang menjalar keseluruh nadi-nadinya. Memompa jantungnya untuk berdetak lebih cepat dari biasanya.

Dzikir cinta Ashira💔 {Romansa Islami}Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang