25

36.9K 1K 47
                                    

Lihat sikap merajuk om Rey entah kenapa Caca jadi gemesh sendiri, Apalagi ya, kalau diajak ngomong tuh cuma jawab singkat doang. Paling tuh cuma 'hm', 'enggak', terus 'iya'. Belum lagi, sok jaim gitu sama Caca. Caca juga sih yang salah, nggak mau diajak gituan sama om Rey, habis gimana dong kan ada Mama mertua. Sungkun juga kalau beliau denger suara berisik dari kamar Caca.

Padahal kita waktu itu lagi panas-panasnya loh, udah basah semua tinggal selangkah lagi, eh Cacanya malah minta berhenti. Kita juga sempat adu argumen. Sebenarnya nggak tega juga kalau om Rey kesakitan karena nahan gairah. Akhirnya sungkan nggak sungkan, Caca ngejalanin aja peran istri sholehah, gagal dong waktu free buat Caca. Habis om Rey ngebet gitu.

Apesnya lagi, pas mau dimulai, suara teriakan Mama mertua terdengar dari luar kamar Caca. Bukan karena Kenzou yang nangis atau Kenzou yang terbangun dari tidurnya, tapi karena Papa mertua datang, alhasil malam itu Caca sama om Rey nggak jadi tidur. Malahan Caca berasa kayak lihat pertengkaran anak Abg. Caca kalau ngambek sama om Rey aja nggak separah itu, iya nggak?

Cukup sengit dan sedikit berbelit sih sebenarnya. tapi, yang namanya anak pastilah nggak mau kedua orangtuanya bertengkar karena masalah sepele. Alhasil om Rey memutuskan untuk mereka berbaikan saja. Tapi, nggak segampang itu. Nggak segampang Caca yang luluh saat diomongin kata-kata manis oleh om Rey. Enggak segampang Caca yang dijinakin om Rey. Baru tahu kalau gengsi Mama mertua Caca tinggi juga. Kalau nggak Papa mertua yang nggalah, nggak mungkin deh bisa baikkan.

Caca cuma mendengus sebal. Karena masalah itu Caca jadi disalahin om Rey, kan Caca sebel.

"Ck! Kamu sih. Diajak gituan pake acara nolak-nolak segala. Sekalinya mau dimasukin ada aja yang ganggu," rutuk om Rey dengan nada dinginnya. Caca udah minta maaf juga tapi masih ada dicuekin. Bahkan jarum jam menunjukkan angka tiga pagi, dan Caca nggak bisa tidur lagi. Om Rey juga belum tidur, cuma dia lagi munggungin Caca aja. Emangnya Caca anak kecil apa, bisa dibohongin gitu.

Caca peluk aja tubuh om Rey dari belakang dengan kaki yang menimpa di tubuh om Rey. Kedua tangan Caca juga tak henti-hentinya bergeliria di dada bidang om Rey, mengusap-ngusap dengan lembut. Berharap om Rey ngerespon Caca. Tapi tetep aja Caca dicuekin.

Dengan usil tangan Caca bergerak kearah bawah, meremas benda pusaka om Rey, benda kesayangan Caca itu. Hehehehe.

Pelan, tapi Caca masih bisa kok denger geramannya om Rey. Senyum Caca memudar setelah persekian detik om Rey nggak menunjukkan respon apa-apa. Kok cuma geraman doang sih. Kan bete Caca.

"Beneran ini, om Rey nolak Caca. Nggak mau, ya? Serius?" tanya Caca memastikan dengan bibir yang tak henti bermain di tengkuk om Rey. Sesekali juga, menciup cuping om Rey dan menggigit kecil di sana.

"Baby, sayang..., honey," panggil Caca dengan mesra tak lupa serangan yang makin gencar, sembari meniup-niup daun telinga om Rey, dengan bibir basa merambat ke segala arah dan memberikan tanda kepemilikkan di sana. Kok Caca yang agresif sih, biasanyakan Caca yang malu-malu. Udah ah, Caca nggak peduli, yang terpenting tuh om Rey nggak ngambek lagi.

"Ya udah deh kalau nggak mau, Caca tidur aja." Caca udah bersiap untuk beranjak. Dan dengan buru-buru om Rey mengangin tangan Caca, Caca yang dilerlakuin begitu langsung dong tersenyum cerah.

"Enak aja mau tidur setelah bangunin junior. Kamu harus tanggung jawab." Tegas om Rey yang udah berada di atas tubuh Caca.

Dengan penuh nafsu dan begitu menggebu, om Rey mencium bibir Caca. Lidahnya begutu aktif mengesplor rongga mulut Caca. Sedangkan tangannya bergeliria dengan lincah di tubuh Caca, meremas gundukan itu lembut. Caca yang diperlakukan begitu cuma bisa mendesah lirih.

Puas dengan ciuman panas nan menggebu, kini bibir om Rey merambat keleher jenjang Caca, mencecap rasa di sana, menjilat dan sesekali menggigit kecil. Tak ketinggalan om Rey memberi tanda kesukaanya, sedikit perih tapi nikmat. Tapi, Caca suka, siap-siap deh dapat olokan-olokan.

Tangan yang sebelumnya meremas gundukan kenyal nan menantang kini dengan lihainya melepas kancing piama Caca, hanya tinggal bra yang tersisa. Cukup lama om Rey menatap Caca, membuat Caca tersipu malu.

"Kok nggak dibuka semua?" Tanya Caca yang hanya di balas senyuman oleh om Rey.

"Nggak sabaran banget sih, emanya kamu nggak mau bukain baju aku dulu, hm?" Caca yabg ditanya begitu langsung mengangguk dwngan semangat empat lima. Dengan gusar Caca melepas baju om Rey, begutu juga dengan Celana boxer om Rey yang sadaritadi cukup menganggu pemandangan Caca. Caca menahan tawa saat melihat om Rey full naked. Srdangkan Caca belum, kok kayak kebalik gitu ya?

"Kenapa senyam-senyum, nggak mau mainin nih?"

"Tuh, sekarang siapa yang nggak sabaran, Caca apa om Rey?"

"Ck! Buruan, yang!"

"Om panggil Caca apa?"

"Yabg, sayang! Udah ah, nggak usah banyak omong lagi, udah nggak tahan aku, apa langsung masuk aja."

"Eh, jangan dong, harus ada foreplaynya dulu. Ini juga mau ambil posisi ih." Hardik Caca nggak terima, sama perkataan om Rey barusan. Cacakan paling nggak suka kalau main grusa-grusu gitu, kesannya kayak nggak nikmatin permainan.

Baru aja bibir Caca nyentuh ujung kepala junior tangis Kenzou justru terdengar nyaring. Om Rey yang mendengar itu langsung mengumpat keras, sekali lagi ada aja yang ganggu. Udah Caca tawarin make out, atu blow job. Om Rey tetep nolak Caca, katanya sih moodnya udah ilang. Hng, kasian banget sih suami Caca harus puasa lagi, puasa lagi.

***

Okey, cukup segini dulu yak. Insyaallah ntar malem up, kalau nggka ada halangan wkwkwkwk.
Sorry buat typonya.

 ISTRI SANG DOSEN KILLER #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang