15 (21+)

169K 1.4K 29
                                    

Nb; tanpa Revisi ya mohon dimaklumin. 😅😅😅😅

Selamat membaca.

***

"Sssh, ahhh! Aahh! Ughh." sebisa mungkin Caca nahan desahan biar nggak terlalu kencang, sesekali om Rey menggeram dengan bibir menjelajahi setiap lekuk tubuh Caca. Hujamannya juga nggak main, ini apasih maksudnya. Caca udah nahan mati-matian eh malah dihujam habis-habisan.

"Om, pelan-pelanhh ajjahh! Ugh, ammmhh!"

"Nggak bisa, enakkan juga gini. Kamu juga sukakan? Ahhhs, nikmathh sayangh ughh." om Rey mah sengaja, sumpah Caca nggak bisa nahan nikmatnya ini. Tangannya juga nggak bisa diem, duh kalau gini terus Caca takut khilaf.

"Emhhh, omhh Ahh! Kok berhenti?" dih nyebelin udah kadung enak malah berhenti, nggak tepat banget kan sebel.

"Jangan cemberut dulu, ganti posisi."

"Jangan yang aneh-aneh." tahu nggak, gegara posisi yang aneh-aneh tubuh Caca remuk redam, enak apaan. Nggak ada enak-enaknya. Om Rey mah bohong, janjinya ntar lebih enak, lebih mantep dan lebih berasa, pritt.

Pas ditanya, katanya dapet rekomendasi dari temen. Caca mah nggak lagi kaget kalau sesama cowok yang dibahas ya soal gitu-gitu. beda sama cewek yang masih malu-malu kucing.

"Iya, iya, nggak aneh-aneh kok. Cuma doggy aja, buruan." nggak sabaran banget sih, padahal udah kilmaks dua kali, masih aja nambah.

"Ughh, Caca belum siaphh ini. Ahh! Kenapa main masukkin ajahh. Ahhhs, emphh." Tubuh Caca merinding dengerin musik klasik gini, semakin nambah gairah itu sih kata om Rey. Sesekali dia juga nampar pantat Caca, remesh apa segala macem. Caca yang digarap cuma bisa ahh, uhh doang penting nikmat.

"Aarggh, Cacahh sayanghh, nikmathh! Ahhhs, ahhh!"

"Ommhh, ahhhs."

"Ughh! Ahh! Ahh, Cahh!" wah, udah tanda-tanda mau pelepasan, tempo mainnya juga cepet banget, cengkram pinggang Caca erat. Caca jadi panik sendri.

"Omhh, ahhhs. Jangan dikeluarin di dalemhh, ughh! Caca nggak bawa kontrasepsinya. Takunya malah hamil, ughh. Omhh, lepashhh." Caca coba berontak tahu nih, akal-akalannya om Rey gimana. Harus cepat bertindak. Nggak boleh telat barang sedikitpun.

"Bentarhhh, dikit lagi. Ouhhh! Ahhh! Cacah sayang ahhh!"

"Omhhh, udahh." gila bukannya berhenti atau gimana om Rey justru makin mempercepat tempo guna mengejar klimaks ketiganya.

"Omhhh, ughh."

"Bentarhh lagih, janganhh gerak ahh! Ahh!" bohong, bentar lagi apa. Buktinya masiha gerak maju mundur gitu. Alesan, Caca mah nggak boleh lengah. Harus berusaha.

"Omhh, ahhh."

"Bentar Cacah sayanghh, ughh. Yaehh! Ahh! Kokh kammuhh nggakhh nggakhh perrnahh billanghh fasterrh sih, ugh."

"Nggakhhlah, nggakh ussahh ngommonghh jugah ahh, ommh Reyyh tahu ohh!"

"Yeahh, dikit lagi ahhh! Arggh!" sebelum hujaman terakhir yang tentunya menandakan permainan usai, Caca dorong aja tubuh om Rey ampe jatuh kebelakang, bunyinya keras banget.

Pasti sakit ya nyium lantai? Dan tentunya Caca cuma bisa meringis ngelihatin om Rey tengah mengaduh kesakitan, cairan lendirnya juga berceceran di mana-mana.

Tahulah Caca kalau itu cuma buat ngalihin Caca biar nggak berontak. Sekarang Caca udah pinter apalagi kalau urusan ranjang jadi ya nggak bisa dibodohi lagi.

"Perlu Caca bantu, nggak?"

"Nggak usah!" dingin banget, perasaan udah dapet jatah masih aja judes.

"Sakit ya punggung ya, perlu Caca pijit nggak?" Tanya Caca saat lihat om Rey berdiri sambil megangin punggungnya, Caca nggak bermaksud tadi. Beneran, habis om Reynya juga gitukan. Jadi ya bukan salah Cacalah. Kan Caca cuma antisipasi aja.

"Maaf deh, Caca nggak maksud kok. Caca cuma..."

"Ck! Nggak apapa, udah jam dua. Tidur gih." jawab om Rey sambil naik ke atas tidur.

"Eh tapu, ini...,"

"Udah tidur, atau mau lagi?"

"Nggak ah, capek tahu."

"Ya udah tidur, sini aku peluk." Denger omongan om Rey buru-buru Caca langsung meringsek kepelukan hangat om Rey, masalah lendir dibersihin besok juga bisa. Kamar juga berantakan banget. Ah bodo, penting tidur dulu.

***

"Aaa! Moummy tuu! Aaa! Noo!" eh kok suaranya mirip Kenzou ya, tapi kok teriak-teriak sih. Hmmh perasaan Caca baru tidur sebentar deh. Lagian ini juga nyaman banget tidurnya, anget bukannya keganggu om Rey justru semakin memeper erat pelukannya.

Sampai seseorang naik ke atas ranjang dan teriak-teriak nggak jelas sambil loncat-loncat. Duh, ganggu banget. Dan yang makin aneh tubuh Caca makin berat, suaranya juga berisik.

"Moummy tu! Aaa! Moummy banun! Aaa! Daddy natal! Aaa! Huuuuaaa!" denger anak Caca nangis, seketika Caca bangun dong, ampe nggak sadar kalau selimutnya lepas gitu aja. Yang bikin Caca syok tuh saat Caca lihat Kenzou jatuh terjerambab di ranjang, untung Kenzou nggak jatuh kayak Daddynya semalam.

Buru-buru Caca ngambil selimut buat nutupin tubuh bagian atas, duhh malu banget, baru kali ini kepergok anak. Untung nggak waktu ahh uhhnya kalau lagi gituan dan ketahuan anak fiks, itu malunya kuadrat.

Caca cuma bisa lihatin Kenzou dengan senyum canggung, bukanya tanya atau gimana? Kenzou justru nangis kenceng, nangis beneran ini bok. Alhasil itu bikin Om Rey kebangun.

"Aaa! Moummy tatit! Aaa! Huuu huu! Hiks! Hiks. Moummy napa melah-melah, aaa!" anak Caca masih polos, sabar-sabar, ini gimana ini, Caca nggak bisa pakek baju.

Setelah cukup panjang sampai om Rey bisa ngambil boxernya dan gendong Kenzou, nenagin Kenzou sambil jalan dan ngalihin pemikiran Kenzou biar diem, nggak nangis lagi.

Waktu yang nggak banyak harus Caca manfaatin sebaik mungkin. Boro-boro mandi. Ganti baju aja udah syukur alhamdulillah.

"Sini Kenzounya sama aku, Daddy ganti baju gih."

"Kenzou sama Moummy dulu, ya. Anak Daddy nggak boleh nangis lagi." jawab om Rey sambil cium kening Kenzou sebelum akhirnya pergi ke kamar, kebiasaan om Rey kalau pagi pasti cium kening anaknya.

"Kenzou mau apa sayang? Laper ya? Mau nyam-nyam?" tanya Caca yang di jawab anggukan Kenzou. Matanya masih sembab, mukanya madih cemong kan belum mandi, bau liur.

"Ck, semalem begadang pantes nggak inget anak, udah jam tujuh lebih masih aja tidur. Kenzou jadi terlantar kan? Pasti liat kalian yang lagi bugil. Makannya kamar jangan lupa dikunci, ginikan jadinya. Semalem suntuk berisik lagi, bikin Mam iri aja. "

"Mami, ihh." rengek Caca manja. Maluuu. Bukanya berhenti Mami justru seneng banget ngegida anaknya. Kenzou juga jadi penasaran sama kosa kata baru, bikin Caca kualahan mau jawab gimana.

"Mami beran, kok ranjangnya nggak patah ya?"

"Mamai ahh, udah. Ada Kenzou nggak kasian apa sama otak cucunya kalau tercemar."

"Kamu tuh yang mesum. Inget jangan diulangi lagi, inget juga kalau udah punya anak."

"Iya, udah tahu. Khilaf kok, udah ahh. Kenzou lagi makan ini."

"Jorok, bau belum mandi. Buruan mandi sekalian sama anaknya dimandiin. Perasaan dulu kamu nggak jorok gini deh, Ca. Kamu pasti belum cuci tangankan?" sepontan Caca berhenti nyuapin Kenzou. Tenang Caca nyuapinnya pakek sendok kok, tapi kan...

"Caca!" Caca cuma meringis dengerin teriakannya Mami. Khilaf Mi.

****

 ISTRI SANG DOSEN KILLER #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang