Bodo, toh Caca nggak ngapa-ngapain. Cemburu-cumburu aja. Caca nggak peduli. Masih sebel, emang cuma om Rey aja yang bisa ngambek, yang bisa marah. Caca juga. Situ egois Caca juga bisa egois.
"Lepas ih, sakit."
"Kamu ngapain sama dia?"
"Om kan udah lihat, Caca ngapain tadi. Kenapa musti dijelasin. Toh udah jelaskan." Dengan berani Caca lihat mata si om, Caca harus tegas kalau nggak ujung-ujungnya dipojokin lagi."Kamu ngerti, ini wilayah kampus. Statusmu juga istri dari Adiwijaya, enggak baik berduaan di taman gitu aja, kamu mau nyari masalah lagi?"
"Siapa juga yang nyari masalah, om sendirikan yang buat masalah jadi panjang, sebelumnya Caca udah ngomong baik-baik. Kenapa jadi salah Caca. Om tuh egois," Caca ngomong gitu dengan dada yang bergemuruh.
"Nggak seharuanya kamu ganjen, berduaan sama cowok lain, padahal udah punya suami dan...,"
"Emang kenapa? Siapa suruh suaminya ngeselin, siapa suruh bikin istrinya nangis. Bukan salah Caca kalau semisal Caca...,"
"Cukup! Nggak usah diterusin."
"Kenapa, kenapa nggak boleh. Om yang bilang apa Caca nyesel? Kalau iya, om mau apa? Ngebiarin Caca pergi gitu, jawab. Kenapa cuma diem, sekarang Caca udah jawab, iya Caca nyesel, kenapa harus Caca. Kenapa Caca nglamin semua ini? Om pikir Caca mau seperti ini, enggak. Om sendiri yang ngungkit maslah ini, di saat Caca udah nerima nasib Caca, om justru mengoreknya, timbul di permukaan." Caca nangis lagi, sakit. Padahal ini masalah sepele kok jadi makin runyam sih.
"Udah ngomongnya, kenapa harus nangis. Padahal kamu sendiri yang ngomong."
"Om egois, Caca benci. Benci, hiks!"
"Ssst! Maaf." om Rey ngomong gitu sambil meluk tubuh Caca, ngelus kepala Caca lembut seolah nenangin Caca gitu.
"Aku nggak bermaksud buat nyakitin kamu, buat kamu sedih, ampe nangis gini. Aku tahu aku salah, egois. Tapi satu, aku nggk akan biarin kamu pergi gitu aja, Ca. Aku sayang kamu, ada Kenzou di antara kita. Masa kamu tega ninggalin dia? Bagaimanapun kamu Ibunya, kan kamu sendiri yang biang kalau dia masih butuh perhatian dan kasih sayang orangtuanya. Maaf, kata-kataku keterlaluan. Sikapku berlebihan, aku cuma cemburu aja. Sst, jangan nangis lagi ntar cantiknya ilang."
"Bodo, hiks."
"Jangan Benci sama aku, ya. Aku nggak sanggup kalau tanpa kamu. Tenang okey, iam sorry honey."
"Setelah bikin Caca kayak gini, dengan mudahnya om Rey minta maaf, nggak mau. Nggak semudah itu, Caca masih benci sama om Rey hiks. Caca mau kerumah Mami aja. Caca pingin sendiri." Caca dorong aja tubuh om Rey, pergi gitu aja. Nggak peduli dia mau teriak-teriak juga Caca masa bodo.
"Ca, Kenzou bagaimana? Apa kamu tega, ninggalin dia sama aku." o iya, ya. Kalau Caca pergi ke rumah Mami, kasian Kenzounya juga sih. Apa pungkin Kenzou Caca bawa aja ya, sesekali bolos makul nggak apa-apa, urusan nilai yang kesekian. Yang penting ngelurusin rumah tangga dulu.
Waktu Caca noleh ke om Rey, dia senyum samar. Mungkin yang dipikirannya, Caca nggak jadi kerumah Mami. Salah, Caca tetep kekeh pergi ke rumah Mami, syukurin sendirian. Bagaimanapun Caca maunya dibujuk-bujuk. Rayu-rayu dulu pakek acara drama segala. Kalau nggak kebangetan suami Caca. Masa pergi-pergi sendiri, balik-balik sendiri jalangkung dong.
"Kenzou Caca bawa titik." seketika raut wajah om Rey nampak panik. Segera Caca jalan cepat, keburu di kejar om Rey ujung-ujungnya nggak jadi pergi malah.
***
Hayo, hayo. Apa mungkin yang diharapkan Caca akan kejadian? Mungkin nggak ya? Om Rey bisa ngejar Caca. Terus Kenzou sama Caca pergi ninggalin om Rey sendiri di rumah.
Gimana sih kelanjutan Bapak dosen yang udah nunjukkin rasa nano-nano ke Caca.
Yakin konfliknya sampai di situ? Atau makin runyam?
Nggak tahu? Tungguin nexnya okey. 😘😘😘😘
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI SANG DOSEN KILLER #2
De Todo"Kuliah? dengan status Istri dari Dosen Killer di kampus. Paling ditakuti, disegani. dan paling dihindari. Meski killer tapi memiliki sisi lain loh?"-Caca *** Ini kisah kehidupan Caca setelah kehadiran babby Zou. yang pasti rumah jadi ramai, akan...