41

29.5K 1K 53
                                    

"Kok mbak Sarah sama Eldo nggak nginep sini atau rumah Mama sih? Kenapa harus buru-buru segela." tanya Caca yang sedari tadi duduk di sisi om Rey yang tengah mengoreksi tugas-tugas daedline para mahasiswa.

"Mreka kan orang sibuk, jelas nggak punya banyak waktu."

"Kayak om Rey ya?" selotoh Caca dengan kepela miing berusaha mlihat wajah om Rey agar lebih jelas. Padahal Caca udah sangat senang menanti hari ini tapi kok justru diluar ekspektasi sih, kan nyebelin.

"Aku nggak ssibuk itu ya." sangkal om Rey masih membalik lembar demi lembar kertas itu.

"Masa sih? Sabtu minggu kadang juga ngampus tuh. Itu ya yang namanya nggak sibuk?"

"Sesekali, kan nggak terus." om Rey masih mengelak membuat Caca mencebikkan bibir.

"Itu juga termasuk sibuk, om." dengus Caca masih dengan ekspresi cemberut.

Mendengar perkataan Caca om Rwy justru terkekeh, mencubit pipi Caca gemas sebelum akhirnya berujar, "Kenapa? Kamu merasa kesepian ya karena aku tinggal?" tanyanya dengan senyum menggoda andalannya.

"Nggak, cuma Kenzounya aja yang sering nanyain." kini giliran Caca yang mengalak, malu dong kalau jawab jujur yang ada om Rey semakin menggoda Caca.

"Kenzou atau Mommynya nih."

"Is om, jangan goda Caca terus dong, malu tahu. Buruan tuh diselesaiin setelah itu tidur." ujar Caca mengultimatum, kalau nggak begitu pasti om Rey tidurnya larut, bahkan pernah tidur hampir jam tiga, esoknya kembali mengajar. Sebagai Rektor om Ray punya tugas dan tanggung jawab besar mengharuskannya berada di kampus karena sewaktu-waktu dibutuhkan atau ada masalah maka om Rey bisa segera bertindak.

"Kalau kamu ngantuk kamu bisa tidur duluan kok lagian besok kamu harus ngampuskan?"

"Nggak mau ah. kalau Caca tinggal om suka tidur larut, entar cepat tua, cepat keriput." hardik Caca sekali lagi membuat om Rey berdecak dan mengacak rambut Caca gemas.

"Cerewet banget sih, istriku ini." ujarnya dengan gemas membuat Caca tersipu.

"Akulan bukan Kenzou, ck!"

"Habis kamu gemesin Ca. Oh ya satuhal lagi, hampir aja aku lupa." selorohnya menatap Caca serius. Membuat Caca semakin penasaran.

"Soal apa?" tanya Caca menanti jawaban om Rey.

"Mulai sekarang harus fokus belajar, nggak usah terlalu banyak mainnya. Ngerti?" mendengar perkataan om Ray Caca secara spontan menggigit bibir kecil, memang Caca tahu gerak-gerik Caca dikampus diawasi om Rey. Kalau Caca sih nggak keberatan tapikan Caca jadi merasa risih aja kalau dekat dengan temen-temen cowok dikampus. Apalagi kalau lagi belajar kelompok udah pasti akan gaduh diselengi canda dan tawa. Bahkan Caca juga tahu kok jika salah satu temen Caca ada yang suka dengan Caca dan alhamdulillahnya sih dia bisa mengontrol emosi, nggak alay bin lebay. Toh salah dia jugakan yang suka sama istri orang.

Setelah belajar dari pengalaman Yang dulu terjadi soal Pak Kharis, sejak saat itu om Rey sedikit tenang saat Caca deket sama cowok. Tapi tetep aja cemburu. Padahal om Rey sendiri yang ngizinin tapi setelah itu om Rey sendiri yang ngambek, kayak cewek pms, labil.

"Ca, denget nggak?" tanya om Rey lagi yang Caca jawab dengan anggukkan.

"Bukan berarti aku mengengang kamu loh ya? Cuma ngingetin aja jangan sampai terlena." sekarang giliran Caca yang tersenyum jahil saat mendengar perkataan om Rey.

"Terlena apa takut ditikung murid sendiri nih? Hayo ngaku."

"Dua-duanya." jawab om Rey datar masih sibuk berkutat dengan pekerjaannya. Membuat tawa Caca menggelegar dengan nyaring. Sampai Caca dengar tangisan Kenzou. Buru-buru Caca berlari menyusul Kenzou yang berada dikamarnya seorang diri.

 ISTRI SANG DOSEN KILLER #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang