32

34.6K 1.2K 52
                                    

Karena terlalu asyik bermain sama Kenzou Caca jadi lupa waktu, tahu-tahu saat Caca dengar suara mobil om Rey, Kenzou yang sedari tadi bermain mobil-mobilannya langsung menolehkan kepala kesumber suara, "Daddy?" pekiknya nyaring sebelum akhirnya berlari keluar rumah.

"Hafal banget sama suara mobil Papanya, Ca?" tanya Papanya dengan terkekeh pelan. Sayangnya pas Caca mau jawab udah disela dulu sama Mama reseh emang.

"Iya dong, Kenzou tuh pinter kayak Deddynya iyakan, Ca?"

"Iya," eh kok kayak ada yang salah sih sama jawaban Caca,  buktinya Papa justru semakin tertawa.

"Anak Papa ternyata masih polos ya, sini Papa peluk sekalian. Udah lamakan Ca kamu nggak minta dipeluk Caca." sontak kedua Pipi Caca bersemu merah. Papa apa-apaan coba, jelaslah Caca nggak pinta peluk lagi kan udah ada om Rey yang gantiin, lagian tuh Caca udah gede kok masih diperlakuin kayak dulu sih, sebel.

"Nagapain Caca minta peluk Papa, kan Caca udah punya suami."

"Oh berarti tugas Papa buat meluk Caca udah terganti sama Rey, ya? Kasian Papa dong Ca nggak bisa meluk kamu lagi, ntar Papa kamu sedih loh Ca." ish! Mama juga apa-apaan sih, kok jadi ikut-ikutan nheledekin Caca kan tambah malu.

"Ya nggak gitulah, lagian Caca udah gede kok. Cacakan nggak anak kecil lagi," sargah Caca yang jelas keliru banget, tahu gitu mending Caca nggak usah jawab.

"Iya, Mama ngerti kok kalau Caca udah gede. Udah bisa ngasih jatah kesuami, masakin suami sampai nhelayanin segela keperluan suami. Hebat banget sih anak Mama ini." udah fiks inimah pengeroyokan masa,  bahkan mereka tertawa di atas penderitaan Caca. Caca cuma bisa cemberut doang sembari mendengus kasar, baru juga mau jawab suara salam dari om Rey mengalihkan perbincangan sebelumnya. Belum lagi ocehan Kenzo yang begitu menggebu semakin membuat semua orang tertarik tuk mendengatnya.

"Tendzou maunya blue, Dad."

"Emang blue itu apa?"

"Bilu Daddy, walna Bilu. Tan Tendzou syuta walna blue."

"Ini juga bagus, coba dimainkan pasti bagus."

"No! Tendzou ndak Syuta, Jelek. Danti!" pintanya dengan mengoyang-goyangkan paper bag di tangan om Rey, kalau om Rey ggak megangin kuat pasti paper bagnya udah jatoh, Caca jadi penasaran sama isi paper bagnya.

Emang sih tadi pagi sebelum om Rey pergi dan nganterin Caca ke rumah Mami, Kenzou tuh minta sesuatu ke om Rey. Kalau nggak salah sih minta mainan tapi Caca nggak begitu tahu detailnya gimana. Habis Caca sibuk masak. Segera om Rey mendudukkan diri di sofa bergabung dengan Papa dan Mama dan hanya Caca yang duduk di bawah dengan beraaskan karpet bulu serta mainan Kenzou yang berserakanan.

"Wah, Kenzou dapat apa tuh dari Daddy? Mommy lihat dong?"

"Ndak oleh. Punya Tendzou." ujarnay sembari menyembunyikan paper bag dibelkang tubuhnya.

"Ups! Kakek pegang."

"Aaa! Ndak oleh pedang. Punyaa Tendzou." serunya dengan mata menyipit tanda kalau Kenzou lagi marah. Papa juga suka banget goda cucunya.

"Loh tadi katanya nggak suka ya Papa ambil aja." Seketik setelah paper bag diambil om Rey Kenzou langsung menjatuhkan diri dengan kaki bergerak-gerak nggak mau diam. Begitu juga rengekannya yng sebentar lagi jadi tangisan. Bukannya ngembaliin paper bagnya om Rey justfu terkekeh melihat aksi ngambek anaknya.

"Kenzou suka nggak sama mainanya?"

"Syuta." rengek Kenzou dengan bibir mencebik serta mata berkaca-kaca.

"Suka warna kuning?"

"Syuta."

"Nggak mau apa mau nih sama mainanya?"

"Mau, hiks. Punya Tendzou, Moummy hiks." Rengekny sambil ngelihatin Caca, duh kasian banget sih nak dikerjain Daddymu, ck. Puas ngerjain Kenzou akhirknya om Rey ngasih paper bagnya ke Kenzou dengan satu syarat tentunya, nggak mungkin dong cuma-cuma yang ada ntar rugi.

"Kiss dulu?" pinta om Rey sambil majuin pipinya tapi Kenzou justru cium bibir om Rey, jelas dong om Rey terkejut bukan main kan dia nggak pernah ngajarin kenzou kis di bibir, apalagi Caca.

"Loh kok. Di bibir sayang?"

"Napa? Ndak oleh ya? Tatapi..., Deddy kiss Moummy di nini, tayak dini ummmm muach." Caca malu banget, aplagi saat kenco meragain bagian "muachnya." bunyinya itu loh plek ketiplek mirip saat om Rey cium bibir Caca. Sontak Caca dan om Rey salting, belum lagi mata-mata itu tak henti-hentinya bergantian menanatp om Rry dan Caca sampai om Rey berdahem keras. Caca pikir dia mau mencairkan suasana kikuk ini, eh ternyata melarikan diri.

"Pa, Ma. Saya pamit ke kamar mandi sebentar." ya udah, alhasil Caca yang kena introgasinya, bukan Caca yang salah tapi dapet sidang, ck. Padahal Caca cuma nurut aja sama kemauan om Rey sampe lenggah akan keberadaan Kenzou. Bahaya nih, kalau om Rey minta cium musti ngumpet-ngumpet biar nggak ketahuan Kenzou lagi. Huh!

****

Yuhuuu pagi2 buta udah update guys, maafkan daku jika ada typo.

Dan selamat pagi, selamat membaca ya. Ingat komen n votenya okey. See you next part... 😘😘😘

 ISTRI SANG DOSEN KILLER #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang