21

40.3K 1.1K 38
                                    

Caca cuma bisa nyengir, saat kepergok om Rey. Caca bisa lihat kilatan kemarahan om Rey yang terpancar dari kedua matanya, duhh kok Caca yang kena marah, ya? Harusnya Caca kan yang marah.

Dengan kasar om Rey narik tangan Caca kasar, dan itu sukses jadi tontonan anak kampus yang lain. Nggak tahu deh mereka mikir, apa. Tapi yang jelas, itu pasti pemikiran yang nggak bener. Siap-siap ada gosip besok. Nggak usah nunggu besok, hari  ini pasti udah banyak yang ngomongin Caca.

Caca cuma diem, duduk anteng di dalam mobil, takut buat ngomong duluan. Sampe Caca rasain om Rey cium Caca, secara kasar. Nggak ada lembut-lembutnya. Ciuman yang menuntut dan cepat, bikin Caca kualahan. Nggak ada kesempatan buat Caca menghirup udara barang sedikitpun. Caca pikir ini akan berlanjut, terbukti dengan bibir om Rey yang merambat ke leher dan tangan yang meraba sana-sini. Sesekali juga meremas. Sukses bikin Caca meleguh, nikmat.

"Omhh," lirih Caca dengan penampilan acak-acakan. Segera Caca neraksi, dengan buka celana om Rey, yeah sedikit ribet sih, tapi udah kadung nafsu gimana dong? Dan parahnya di saat Caca lagi nafsu-nafsunya, om Rey justru berhentiin permainan begitu aja. Tangan Caca di tampik, seolah nggak nhebolehin pegang benda pusaka itu.

"Kenapa?"

"Jelasin dulu, kamu sama Kharis ngapain? Dia godain kamu?" tanya om Rey tu the point. Tanpa aling-aling. Dari kilatan matanya Caca bisa tahu, kalau om Rey lagi marah, alias cemburu. Emang apa coba yang harus di cemburuin. Toh, Caca udah kadung cinta sama om Rey juga. Dan itu nggak bisa di ganggu gugat.

"Nggak ngapa-ngaain kok, beneran? Om Rey juga udah tahu sendiri kan, kronologisnya gimana? Jadi, nggak usah sok nggak tahu deh."

"Oh, sekarang udah berani ya, sama suami sendiri." om Rey ngomong gitu sambil nanggukin kepala. Emang, kenapa sih. Caca aja nggak ngapa-ngapain loh.

"Emang Caca ngapain? Caca nggak ngapa-ngapain loh. Lagian kan dati Caca denger sendiri kalau..." buru-buru Caca nutupin mulut sendiri, kalau nggak gitu pasti kecrplosan deh.

"Nggak usah di tutupin segala, saya udah tahu kok kalau kamu nguping pembicaraan tadi, nggak sopan." Hardik om Rey sambil nyubit kedua pipi Caca, yakan sakit. Lagian Caca bukan anak kecil lagi, kan.

"Siapa suruh, bikin Caca nangis. Untung tadi Caca nggak kepincut sama ajakan Pak Kharis, coba kalau iya, pasti..."

"Berani kamu macam-macam di belakang saya, saya pastikan kamu nggak akan baik-baik saja." sela om Rey penuh ancaman.

Caca cuma mendengus, sok gitu. Apalagi Cara ngomong om Rey nggak kayak biasanya masik sok-sokan. Padahal cuma ada Caca loh disini.

"Makanya jadi suami tuh yang peka, Caca terlambat karena anak om juga. Gimana sih."

"Yakan sebagai Dosen harus profesional. Jad..."

"Makan tuh profesional, Caca nggak butuh." Dan seketika itu juga Caca tahu, apa kesalahan Caca. Karena detik itu Caca merasakan aura mengancam di sekitar Caca.

"Eeh, Caca. Maksudnya, tadi..."

"Nggak ada kata ampun buat kamu, lagi pula udah lama nggak minta jatah juga. Siap-siap kamu nggak bisa jalan."

"Omm, inikan masih di aula kampus, lagi pula besok Caca harus nemenin Kenzou spa loh."

"Nggak ada toleransi. Ini hukuman." ih kok jadi gini sih, selalu aja begini Caca yang kena. Niatnya mau ngambek eh malah diamuk. Tapi, enak sih, bikin nagih malah.

Dan untuk kedua kalinnya Caca ngelakuin ini di parkiran kampus. Dan itu bikin adrenalin Caca naik. Om Rey nekat banget sih, duh laki siapa coba.

****

Seperti biasa tanpa revisi. Maaf pendek. Tapi doakan saja ntar malem up. 😀😀😀

 ISTRI SANG DOSEN KILLER #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang