40 EDISI TERBATAS

29.1K 990 51
                                    

Sebelum tidur kebiasaan Caca selalu ngobrol sama om Rey, Caca cerita soal pertemuan Caca dan mas-mas nggak jelas itu. Nggak cuma itu sih, intinya Caca cerita apa saja yang Caca lakuin seharian ini. Kalau bagian ini jelas Caca yang ngomong terus cerita panjang lebar sedang om Rey kadang cuma menangapi satu dua aja, kalau nggak gitu pasti cuma ngasih ekspresi wajah doang.

Dan karena itulah Caca tahu dari eksprrsi om Rey kalau dia nggak suka Caca dideketin cowok. Tapikan itu nggak sengaja, toh cowoknya aja yang ganjen jadi ya bukan salah Cacakan di sini, iyakan?

Dan ditengah celotehan Caca yang nggak jelas alurnya kemana tiba-tiba... Greb! "Udah malem tidur aja yuk?" pinta om Rey sembari merengkuh tubuh Caca erat banget. Caca langsung mendongak yang langsung berhadapan dengan rahang kokokh om Rey.

"Caca belum selesai ngomongnya loh?" hardik Caca yang hanya mendapat hm~ doang, kan sebel.

"Nggak usah dilanjut, intinya kamu udah bikin aku cemburu loh Ca."

"Kenapa? Karena Caca dideketin cowok ya?" ujar Caca dengan terkekeh renyah.

"Lain kali kalau ada yang modus gitu, nggak usah diledenin langsung tinggal pergi aja. Ngerti?"

"Kan Caca udah nglakuin itu, masa Caca masih salah sih? Cemburunya kebangetan ih." dengus Caca dengan mengerucut sembari menyenggol perut om Rey pelan.

"Namanya juga sayang. Wajarlah." Seketika Caca memerah dong dengernya. Dan itu berujung om Rey yang habis-habisan ledekin Caca. Harusnyakan Caca yang ledikin om Rey kok malah kebalik ya.

"Ciee yang memerah niie ye? Coba mana aku lihat mukanya yang memerah." ujar om Rey sembari menangkup wajah Caca. Caca udah berusaha berontak tapi tetep aja nggak bisa, yang ada Caca dihujani ciuman bertubi-tubi dari om Rey. Hampir seluruh wajah diciumin om Rey sampai berakhir pungutan-pungutan kecil di birbir.

"Aku nggak suka kamu dideketin cowok, kamu udah sukses bikin aku cemburu sekarang..."

"Sekarang tidur aja yah, udah malem. Katanya ngajak tidur." denger omongan Caca om Rey kembali ngasih ekspresi nggak enaknya sebelum akhirnya berujar kembali. " Akumaunya nggak sekedar tidur loh? Gimana? Siap nggak?" ditanya seperti itu Caca semakin tersipu sembari mengangguk kecil. Kayak anak perawan mau diprawanin mwehehehhe. Segera om Rey tersenyum lebar, mengungkung tubuh Caca, membuat Caca mengalungkan tangan ke leher om Rey semvari bibir yang udah aktif saling berpangutan, mengundang decak gairah yang semakin meningkat.

Karena aksi itulah Caca merasa kegerahan, nggak hanya Caca sih om Rey juga, bahkan dahinya udah penuh keringat padahal belum apa-apa loh. Hebat ya efek ciuman itu buat tubuh hehehehe.

Di tengah aksi cumbu mencumbu tanpa dikomando Caca melepas satu persatu kacing baju tidur om Rey, oh ya kalian belum tahukan kalau selama ini baju tidur Caca sama om Rey couplelan? Biasalah kalau Caca yang nggak ngotot beli dan nyuruh om Rey pake pasti dianya nggak mau. Pas pertama make aja dianya menggerutu. Katanya yang kekanak-kanakanlah, motifnya nggak banget, inilah itulah. Eh pas ada Kenzou dan kita bertiga couplelan baju tidur baru deh bilang, "Lucu juga ya ternyata." serunya sembari terkekeh. Asemkan emang suaminya Caca itu. Terus kalau udah gitu harusnya berterimakasih ke Caca, ssst! Nggak usah ngarep boro-boro bilang trimakasih terbesit di kepala om Rey aja enggak. Apa Caca yang terlalu berharap?

"Aaargh! Emh!" Caca kembali mengerang dan mendesah saat om Rey menjelajah, memberi kismark di leher sembari tangan aktif meras buah dada.

"Ca, makin besar ya?"

"Hah?" Caca yang habis ngeflay ditanya begitu ya cuma bisa melonggo, sampai akhirnya Caca sadar kemana arah tatapan mata om Rey, ish! Bikin Caca malu aja.

"Apaan sih, lagian semua juga karena om Reykan?" lirih Caca dengan pipi yang semakin memerah.

"Habis ini bikin aku gemesh!" serunya  dengan meremasnya kembali. Dan aksi om Rey itu semakin berlanjut. Bahkan Penampilan Caca acak-acakan. Baju tidur yang sudah terlepas semua kancingnya begitu juga dengan bra Caca tapi anehnya kok nggak di lepas semua ya, biasanya kebiasaan om Rey kalau lagi ehem-ehemkan dibuang semua pakaian Caca tanpa tersisa sehelai pun. Au ah gelap toh sama aja enaknya.

"Oughh! asssh!" Caca menggelinjang nggak karuan saat om Rey menyelipkan tangannya kedalam celana Caca, memainkan sesuatu di sana dwngan jari-jari kokohnya sampe Caca menggelinjang nggak karuan.

"Ehmmm! Lepashh ajahh!" seru Caca saat merasa kalau celana-celana itu menganggu aktifitas om Rey. Tapi om Rey tak mengindahkannya. Dia masih aktif dengan kegiatannya meski terganggu oleh celana-celana itu.

"Nggak apa-apa, cup! Mmmh!" ujarnya sebelum akhirnya kembali memunggut bibir Caca hingga Caca merasakan gelombang pelepasan itu. Bahkan Caca bisa melihat kabut gairah om Rey. Tapi kok setelah pelepasan Caca om Rey cuma diem aja lihatin Caca lamat-lamat sebelum akhirnya menarik kembali tangannya dan ambruk di atas tubuh Caca. Menenggelamkan wajahnya di ceruk leher Caca dengan napas menderu nggak teratur. Bahkan Caca bisa merasakan itunya om Rey yang mulai mengeras.

"Kenapa nggak dilanjut?" tanya Caca sembari menggelus lembut punggung om Rey.

"Aku nggak mau mengecewakanmu Ca." mendengar gumaman om Rey Caca cuma bisa menggerutkan dahi.

"Kok bisa? Selama ini om Rwy nggak ngecewain Caca kok. Selama ini Caca merasa terpuaskan." ujar Caca jujur dengan apa yang Caca rasakan selama ini.

"Aku hanya capek saja. Akhir-akhir ini juga jarang olah raga jadi aku takut kamu tidak terpuaskan hanya karena staminaku yang menurun Ca, jadi biarkan seperti ini. Okey," pintanya masih dengan muka yang terbenam di ceruk leher Caca.

"Biar Caca bantu ya, om Rey pasti lagi nahan sakit? Atau Women on top aja? Caca bisa kok?"

"Kamu lagi pingin banget ya Ca?" tanya om Rey dengan mengangkat wajahnya guna melihat wajah Caca dengan jelas.

"Eh emhh! Enggak kok. Cacakan cuma berinisitif buat membantu om Rey aja."

"Kamu diem aja udah membantu, Ca."

"Yakin nggak mau dibantu, udah ngembung gitu. Nggak takut patah ya? " mendengar omongan Caca, om Rey justru terkekeh pelan.

"Yakin nih mau bantu, harus sampe aku puas ya?" ujarnya dengan smirk yang bikin Caca merinding melihatnya.

"Ba-baik, om Rey minggir dong. Caca nggak bisa gerak nih."

"Ca, setop okey. Kalau kamu gerak-gerak gini ntar makin keras."

"Loh katanya ma..."

"Yang tadi cuma bercanda, kita tidur aja ya." serunya dengan membalikkan posisi. Sekarang Tubuh Caca yang ada di atas tubuh om Rey sembari di dekap dengan erat. Bukannya bisa tidur Caca justru nggak karuan karena buah Dada Caca bersentuhan langsung dengan dada bidang om Rey yang sedikit berbulu itu. Duh kok Caca jadi yang pingin ya. Mana bisa Caca tidur kalau begini.

"Ca, jangan banyak gerak. Tidur aja. Udah malem loh besok kamu telat ngampus."

"Ini juga mau tidur, tapi nggak bisa." hening hanya dijawab daheman om Rey. Cukup lama sampai akhirnya tangan Caca bergelirya hendak nyentuh gundukan itu, baru juga nyentuh dikit langsung di tepis om Rey.

"Tidur Ca."

"Tapi Caca pingin? Gimana dong?" rengek Caca yang udah kayak Cacing kepanasan.

"Sabar ya? Tahan aja dulu. Aku capek banget soalnya. Untuk malem ini aja kok, bisakan?" pinta om Rey sembari menatap Caca dengan teduh. Secara sepontan Caca cuma bisa ngangguk pasrah. Dan sebelum benar-benar tenggelam dalam mimpi Caca benerin aja baju Caca, saat Caca lihat kearah om Rey, eh dianya udah merep aja. Padahal yang di bawah masih ngembung loh.

"Aughh! Shit! CACA!" geram om Rey dan dengan buru-buru Caca menutupi tubuh Caca dengan selimut. Heheheh iya itu ulah Caca kok yang sukses bikin om Rey menggeram kesal karena burungnya Caca remes. Karena ulah Caca itulah om Rey  harus merasakan ngilu, mayankan bisa buat cepet lemeanya, dari pada ngembung terus bikin Caca jadi mupeg. Iyakan? Iyakan? Iya dong heheheh.

****

Yuhuu edisi natalan tak kasih yang plus-plus nih. Byw selamat membaca yak, maklum typo biasa tanpa revisi guys. Seeyou next part. Hati-hati yang muoeg kayak Caca😂😂😅

 ISTRI SANG DOSEN KILLER #2Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang