Tawa Caca semakin menggema saat melihat wajah cemberut Kenzou untuk sekian kali.
"Udah dong jangan digoda terus Cucu Mama. Kasian tahu nggak." mendapat teguran dari Mama, om Rey justru semakin menggencarkan aksinya. Nggak usah heran, Caca aja heran kok saat mendengar suara barinton om Rey, pas di toleh ehh, orangnya udah diambang pintu aja, nggak biasanyakan dia pulang jam satu siang. Paling cepet aja setengah lima loh. Dannn begini lah sekarang lesehan di atas karpet dengan sisa-sisa berbequean sembari bercengkrama ria ditemani angin sepoi-sepoi.
"Terus gimana Ca kuliah kamu? "
"Cuti, Pa."
"Cuti apa D.O?" ujar Papa dengan nada menggoda membuat Caca malu-malu."Rencana malah berhenti kuliah, Pa." eh tunggu, itu bukan Caca kok yang ngomong. Ya masak sih Caca nggak punya malu gitu sama Papa mertua sampe aib sendiri diumbar. Dengan pelan Caca menyonggol lengan om Rey yang lagi menyupi Kenzou sosis, membuat tangan om Rey goyah mengakibatkan pipi Kenzou belepotan penuh kecap.
"Mommy....!" Erang Kenzou kembali cemberut.
"Sini-sini, Oma usapin."
"Aahh nggak mauu! Aaa Dad."
"Kenapa nggak lanjut kuliah sih, Ca. Asik tauu hamil sambil kuliah. Banyak kok, Ca yang gitu."
"Nggak sanggup, Pa bagi waktunya, apalagi Caca harus ngurusin Kenzou."
"Waktu apa dulu nih, Ca yang nggak sanggup?" lagi, Papa masih menggoda Caca, bahkan kali ini dengan menaik turunkan alisnya, membuat Caca jadi berpikiran yang nggak-enggak.
"Udah dong, Pa. Mantunya jangan di goda mulu."
"Tuh Ca Mama kamu ngambek, tandanya pingin digoda tuh." bukanya mendengarkan teguran Mama, Papa justru semakin menjadi jadi. Nggak anak nggak Bapak sama aja. Heran Caca.
"Ihh, apaan sih, Pa! Aww! Geli Mama, udah ahh, malu dilihat mantu sama cucu." ujar Mama setelah mendapat serangan kejahilan Papa berkali kali, melihat keharmonisan pasangan suami istri dihadapan Caca membuat Caca berandai-andai. Mungkin nggak Ya Caca merasakan momen itu di temi anak mantu dan cucu.
"Tuhkan, Pa. Caca aja jadi senyam senyum kan. Papa sih, ah."
"Loh kok Papa sih, Ma. Kan ada suaminya, Rey istrinya pingin noh."
"Beneran Hone? Sekarang aku siap kok."
"Ihh apaan sih, absurd banget." Hahahahaha! Tawa itu menggelegar memenuhi taman belakang.
"Mau lagi, Dad. Kenzou mauu, yang ada mayonya."
"Kamu udah habis 5 loh sosis jumbonya."
"Kasih aja, biar Cucu Oma gendut ya, Zou."
"Kayak perut Mommy ya?" anak semprull bukannya takut ngomong gitu malah ketawa. Dasar ihh, tau gitu maning dibakar atuhh.
"Nggak, Ya
Mommy nggak ngendut.""yang dikatakan Mommy kamu bener Zou, emang nggak gendut,"
"Tuhh denger.."
"Tapi ngendutnya karena dipompa Daddy kamu hahaha. " lanjut Papa di akhiri tawa nyaring membuat Caca kicep seketika. Asem banget emang. Punya mertua reseh gituu, rasanya pingin tenggelam ke rawa-rawa aja.
Uhuhk!
"Pa, ada Cucunya."
"Diem ah Rey, ganggu aja kamu." dengan nggak tahu malunya Papa justru tersenyum ke arah Kenzou yang sedang menatap Opanya, mungkin masih bingung dengan perkataan Opanya barusan.
"Oh ya Rey, tadi Mama denger ribut di ruang tamu ada apasih? Pulang-pulang nggak ngucap salam malah bikin rusuh."
"Ohh ituu, heran aja lihat tingkah Kenzou yang nggak biasanya gitu, Ma. makanya Rey tanyain, Zou? masih sadar? Takutanya tadi kesambet atau gimana gitu, Ma. Kan kemarin kalau lihat Mommynya berasa kayak lihat musuh ya, Zou ya? Bukanya jawab malah kepentok kepala Mommy ya Zou? Masih sakit nggak?"
"Nggak, kan tadi diobatin Mommy." mendengar perkataan Kenzou membuat Caca tersenyum kala mengingat kejadian beberapajam lalu. Sangking semangatnya Caca nggak hati hati menoleh membuat Kenzou yang hendak menganggat wajahnya kepentok kepala Caca. Takut-takut kalau dia nangis Cacapun berinisiatif untuk mencium kepala Kenzou sembari berkata, dahhh sembuhhh. Membuat Kenzou kembali tertawa kecil.
"Emang gimana sih cara ngobatinya Mommy, Ca. Coba praktekin Oma mau lihat." tanpa Caca duga Kenzou menangkup wajah Caca dengan telapak kecilnya sembari mencium kening Caca lama lalu berkata, "Dahhh sembuhh." sontak ia mendapat ledekan dari orang-orang dewasa di sekitarnya.
"Cieee yang udah akurrr nieee"
"Cieee cieee Kenzouu, Opa mau juga dong, sini-sini."
"Daddy nggak nih, Zou?"
"Nggak Mau mau mau, Maunya Mommy aja." teriaknya sembari memeluk Caca. Membuat tubuh Caca terhalang oleh tubuh mungilnya.
"Ehhh bukannya di perut Mommy ada dedek bayinya ya? Hayoloh Kenzou loh"
"Kan sekarang dah sayang Mommy sama dedek bayi, ya Mom ya?" belum sempat Caca menjawab pertanyaan usilpun kembali meluncur dari Papa, membuat Kenzou kembali menautkan alisnya.
"Yakin nih, mau berbagi Mommy sama dedeknya? Dedek bayi setiap hari, setiap saat, bobok sama Mommy loh, lah Kenzou? Setiap hari, setiap saat ngapain? Main teruskan? Udah gitu nggak mau dengerin perkataan Mommy lagi, ntar jadi anak..." perkataan yang belum sempat terselesaikan itu harus terpotong olehh suara tangis Kenzou yang penuh dramatisir. Gimana nggak dramatisir coba kalo nangisnya dengan mulut terbuka dan suara keras melengkingnya, membuat gendang telinga Caca sakit aja.
Segara Caca menutup mulut Kenzou, mendudukkannya dipanggkuan Caca, mendekap kepalanya sambil membisikkan kata-kata penenang.
"Kamu sihh, Kenzounya jadi nangis tuhh, udah tahu Cucunya lagi dalam masa sensitif, malah ditakut-takutin, gimana sih." gerutu Mama dengan wajah tak sukanya.
"Niatnya goda aja, Ma. Nggak ada niat nakut-nakutin kok. Iya nggak Rey?"
"Nggak usah ngambil bon, Papa sihh kayak anak kecil."
"Loh kok Papa yang jadi tersangkanya di sinin?"
"Iya emang kamu. Udah tua tapi masih aja kayak anak kecil." dengus Mama dengan sinisnya.
"Tahu tuh, Papa lagi puber kedua ya?" mendengar tuduhan om Rey ke Papa kok ada yang beda ya? Rada janggal.
Eh bentar, emang ada puber ke dua? Kok Caca baru tahu sih, apalagi coba, harus tanya om Rey nihh, meski kepo tingakt angkut Caca masih punya malu kok buat nggak naya itu sekarang, takut diketawain soalnya hehehehe."Emang iy, Ma? Papa sekarang makin ganteng ya, Ma? Makin necis gituu? Papa kok nggak sadar sihh."
"Papa ihhh, malu-maluin Mama deh, pulang sekarang! Mama ngambek ya sama Papa."
"Loh, salah Papa di mana coba? Tadi salah sekarang salah. Perasaan kok salah teruss, ya Zou ya?" Seketika Kenzou melengoskan wajahnya kala manik matanya bersitatap dengan Papa. Nahkan ambekan lagi, labil ihh Kenzou kayak Caca dulu.
"Ma! Kemana?" teriak Papa saat melihat Mama berjalan memasuki rumah.
"PULANG!"
"Loh ambekan?"
"Papa sihh kayak anak kecil, nggak ta..."
"Terus aja Papa yang disalahin. Kual..."
"Udah tua, Baperan ya Zou ya? Toss dulu? Hup!" Caca hanya bisa menggeleng menyaksikan kedua lelaki kesayangan Caca namun beda generasii salingg ber tos ria.
"Aduhhh, Papa pulang dulu ahh. Ngapain di sini lama-lama yang ada ntar disalahin mulu. Papa pamit dulu Ca." ujarnya setelah berdiri dengan tegap. Caca pikirr benerann pergi ehhh ternayata...
"Aaaaahhh! Bauu! Hueek! Kenzou nggak mau mau! Huaaa! Hiks. Mommyy!!"
Aduhh pusing kepala Caca.
***
Yuhuuu ISDK 2 Up nih. Sekarang minimal ISDK Up 2hari sekali. Kalau sehari dah up, itu berrti bonuss buat para raeders, biar nggak kelamaan nunggu Upnya.
Okeyy, selamat bembaca jagn lupa vote n comennya.
Pembajakan dilarang kerass!!! KLo masih nekat tak santet!! 😈😈😈😅
KAMU SEDANG MEMBACA
ISTRI SANG DOSEN KILLER #2
Random"Kuliah? dengan status Istri dari Dosen Killer di kampus. Paling ditakuti, disegani. dan paling dihindari. Meski killer tapi memiliki sisi lain loh?"-Caca *** Ini kisah kehidupan Caca setelah kehadiran babby Zou. yang pasti rumah jadi ramai, akan...