08 // Ingin

1.4K 134 12
                                    

°Happy reading°
___


"Jangan menangis," ucap Boruto, nyaris terdengar seperti bisikan.

Ai menarik tangannya dari genggaman Boruto. "Lepaskan aku."

Boruto menghela napasnya. "Tak akan."

Ai mendongak. "Kenapa?"

"Aku takut kau kabur."

"Aku tak akan kabur," lirih Ai. Wanita itu menghapus air matanya dengan sebelah tangannya yang bebas.

Kedua alis Boruto sedikit turun, mengisyaratkan bahwa ia bersedih ketika melihat Ai menangis.

Melihat Ai menangis seperti itu, membuat Boruto kembali tenggelam pada kerinduannya dengan Sarada. Seolah melihat Sarada yang menangis, tangan kanan Boruto bergerak untuk menghapus air mata Ai.

"Kumohon, jangan menangis lagi."

Ai sesenggukan, ia lalu melepaskan kacamatanya. "Air mataku tak bisa berhenti keluar, tahu!" Ai lalu mengusap kasar sisa air matanya dengan tangannya.

Boruto menyamakan tingginya dengan Ai. Ia menatap wajah Ai dari dekat.

Kedua mata Ai terpejam, wanita itu masih sibuk menghapus air matanya. Isakan kecil sesekali lolos dari bibirnya.

Sorot mata Boruto menyendu. "Tanpa kacamata, dia juga mirip dengan Sarada."

"Tenanglah." Boruto kembali bersuara, setelah Ai selesai menghapus air matanya. Boruto menggenggam tangan Ai lembut. "Tadi, kamu ketakutan, ya?"

Ai mengangguk, sambil kembali memakai kacamatanya.

Boruto kembali menegakkan tubuhnya. Ia sedikit menunduk guna melihat Ai. "Kenapa takut? Kalau kamu tidak salah, kamu tidak perlu takut, Ai."

Ai menggeleng. "Kau tahu? Wanita tadi salah orang. Dia kira, aku ini Tsuki, mantan karyawannya. Aku sudah mengatakan bahwa aku ini Ai, bukan Tsuki. Tapi dia tetap bertahan dengan pendapatnya."

Boruto tersenyum, ia juga tak berbeda jauh dengan wanita tadi. Dulunya, Boruto mengira bahwa Ai itu adalah Hoshi.

"Mungkin kamu mirip dengan Tsuki itu," balas Boruto, sembari menarik tangan Ai. Boruto menarik Ai untuk memasuki sebuah gang.

"Semirip apa, sih, aku dengan orang bernama Tsuki itu? Tak mungkin sangat mirip, 'kan?" Ai mengikuti arah tarikan Boruto.

Boruto menoleh. "Mungkin saja. Mungkin kau sangat mirip dengannya."

"Kita mau ke mana?"

Boruto tersenyum lega. "Syukurlah, dia sudah tidak menangis lagi."

"Kita mau ke mana?"

"Ke gang itu. Kita tak mungkin terus mengobrol di pinggir trotoar, 'kan? Memang kamu mau dibentak lagi hanya karena berhenti di trotoar?"

Ai menggeleng, lalu menghentikan langkahnya. "Aku tak mau ke gang itu."

Boruto ikut berhenti. "Kenapa?"

"Kita tak saling kenal."

Boruto diam sejenak. "Kalau begitu k--"

Chūsei Kokoro [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang