°Happy reading°
___
"Hati-hati, Rei, Boruto!" Sakura melambaikan tangannya."Dadah Nenek, Kakek!" Rei tersenyum lebar, lalu memasuki mobil Ayahnya.
Usai Rei masuk dan duduk dengan nyaman, Boruto pun menutup pintu mobilnya. Lelaki itu kembali menatap Sasuke dan Sakura. Dua orang tuanya itu tengah berdiri di teras kediaman mereka.
"Kami pergi, Yah, Bu," pamit Boruto.
"Kapan-kapan, menginaplah lagi, Boruto." Sakura tersenyum ramah.
"Bawa Rei juga," tambah Sasuke.
Boruto mengangguk. "Iya, Yah, Bu."
Mobil hitam milik Boruto telah melaju membelah jalanan kota. Rei sibuk memeriksa isi tasnya. Dahi bocah itu mengerut halus, tampak seperti tengah mencari sesuatu di dalam tasnya.
"Ada apa, Rei?"
"Ayah, hali ini hali Jumat. Nanti siapa yang ngantelin bekal makan siang Lei, Yah? Ayah 'kan mau pelgi jauh."
Boruto menoleh sekilas. "Nenek Sakura, Rei. Kemarin Nenek bilang kalau dia yang akan mengantarkan bekal makan siang Rei," jelas Boruto.
Rei mengangguk paham. "Belalti, nanti yang ngantelin bekal makan siang Lei, Nenek Sakula. Telus, yang jemput Lei waktu pulang sekolah, Nenek Hinata."
"Iya, Rei."
"Ayah pelginya lama, ya?"
"Nggak, kok. Nanti malam juga Ayah sudah pulang. Ayah cuma mau pergi ke area barat kota, Rei."
Rei mengangguk seolah ia tahu Boruto akan pergi ke mana. "Ayah hati-hati di jalan, ya."
Boruto mengangguk. "Iya, Rei."
"Rei jangan bandel sama Nenek Hinata, ya. Terus, makanan dari Nenek Sakura-nya dihabisin."
"Iya, Ayah."
🍁🍁🍁
Lampu lalu lintas menunjukkan warna merah, membuat banyak kendaraan berhenti melaju selama beberapa saat. Barisan kendaraan mulai tercipta di jalanan.
Boruto menginjak pedal rem mobilnya. Usai mengantarkan Rei ke sekolahnya, Boruto bermaksud untuk langsung pergi ke area barat Konoha. Boruto harus bergegas jika ia tak ingin bermalam di sana.
Netra biru milik Boruto menatap lampu lalu lintas dengan serius. Masih ada dua puluh detik lagi sebelum lampu berubah hijau.
Di kala lampu lalu lintas berubah menjadi hijau, semua kendaraan bubar dari barisan mereka. Semua kendaraan kembali melaju.
Boruto sedikit tersentak ketika ia menyadari sesuatu. Kini Boruto telah memasuki Jalan Yūgure.
"Jalanan ini," gumam Boruto.
Boruto memperlambat laju mobilnya di kala ia melewati sebuah rumah. Rumah yang sangat dikenali oleh Boruto. Semua pintu dan jendela yang ada di rumah itu tampak tertutup dengan rapat. Tak ada orang di sekitar rumah itu.
"Yuki ... sedang apa, ya?"
Boruto menghela napasnya. Ia sadar, bahwa belakangan ini ia jadi lebih jarang mengunjungi Yuki. Jika berkunjung pun, pasti hanya sebentar.
"Seharusnya, tidak ada yang aneh," gumam Boruto. Boruto menambah kecepatan laju mobilnya, dan kembali menatap fokus ke depan.
"Yuki bukan siapa-siapaku. Seharusnya, tidak ada masalah jika aku tidak mengunjunginya dalam waktu beberapa hari." Boruto menghela napasnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chūsei Kokoro [BoruSara Fanfiction]
FanfictionEND- Chūsei Kokoro [BoruSara Fanfiction] Ini, cerita tentang seseorang yang berusaha untuk menjaga kesetiaannya. Kata 'setia' yang terucap dengan sangat mudah, ternyata cukup sulit untuk dipertahankan. Bagi Boruto, kata 'setia' yang ia ucapkan beb...