°Happy reading°
___
Boruto meraih sekotak cokelat bubuk dari rak yang memiliki tinggi sebatas bahunya. Bola matanya bergerak membaca tulisan kecil yang ada di kemasan cokelat bubuk.Boruto berdeham singkat, lalu memasukkan sekotak cokelat bubuk tadi ke keranjang belanjaannya. Di dalam keranjang, sudah ada beberapa barang lain yang akan dibeli oleh Boruto.
"Ayah?" Rei menarik ujung jas Boruto. Iris biru bocah itu mengerjap lucu.
Boruto lekas menoleh. "Iya, Rei?"
"Ayah, udah jam belapa?"
Boruto melirik arlojinya. "Hampir jam empat sore, Rei," jawab Boruto.
Rei mengangguk paham. "Ayah, setelah ini kita main ke lumah Kak Hoshi, ya? Lei udah lama nggak ketemu Kak Hoshi, Yah."
Ucapan Rei membuat Boruto terkejut. Rei bilang apa? Hoshi lagi?
Kemarin Boruto sudah berkunjung ke rumah Hoshi. Boruto sudah menyampaikan niat baiknya untuk membawa Hoshi -alias Asahi- ke rumah sakit. Dan semua anggota keluarga sudah menyetujui hal itu.
Hari ini Boruto belum berkunjung ke rumah Asahi. Ada banyak pekerjaan yang membuat Boruto sibuk seharian ini. Seperti sore ini, ia harus pergi ke supermarket guna membeli keperluan mingguannya bersama Rei.
"Ayah?"
Suara Rei menghancurkan lamunan Boruto.
"Ayah nggak mau, ya? Ayah pasti banyak pekeljaan." Rei tersenyum paham. Bocah itu banyak memerhatikan kegiatan Boruto yang beberapa kali menerima telepon dari manajernya.
Boruto mengusap puncak kepala Rei. Ia menatap wajah mungil putranya dengan tatapan hangat. "Ayah nggak sibuk, kok. Rei mau ke rumah Kak Hoshi? Boleh, kok. Kita pergi ke sana setelah ini."
Mendengar ucapan Boruto, senyuman Rei terbit. Bocah itu melompat gembira. "Yeay! Makasih, Ayah! Hehehe."
Boruto ikut tertawa kecil. Rei hanya ingin bertemu Asahi, kok. Itu bukan permintaan yang sulit untuk Boruto kabulkan. Jika hal sekecil itu bisa membuat Rei tersenyum ceria, kenapa Boruto tidak menurutinya.
Lagi pula, Rei sedang libur sekolah. Sejak pagi tadi bocah itu Boruto titipkan di rumah Hinata. Baru sore ini Boruto bisa menjemput Rei dan membawanya pergi membeli kebutuhan mingguan mereka. Jadi, Boruto akan menuruti permintaan Rei untuk berkunjung ke rumah Asahi.
Karena jujur, Rei nyaris tidak pernah mengajukan permintaan besar kepada Boruto. Permintaan terbesar Rei hanya satu. Permintaannya dua tahun silam.
"Permintaannya waktu itu," batin Boruto.
"Ayah, Lei mau ketemu Ibu."
Itu permintaan Rei dua tahun yang lalu.
🍁🍁🍁
Rei menaiki anak tangga yang ada di depan kediaman Asahi dengan langkah hati-hati. Di belakangnya, Boruto menyusul dengan langkah tenang.
"Kakak?! Lei datang!" Rei berseru gembira di hadapan pintu masuk. Tangan mungilnya mengetuk bingkai pintu.
Boruto hanya membiarkan Rei menyerukan perasaannya. Rei memang bocah ekspresif.
"Ayah Ayah, nanti Lei mau main oligami sama Kak Hoshi, Ayah. Lei kemalin diajalin ibu gulu cala membuat pembatas buku dali keltas oligami," ucap Rei.
"Iya, Rei."
Perasaan Rei tergambar jelas di wajahnya. Benarkah Rei bisa menjadi segembira ini hanya karena ia akan bertemu dengan Asahi? Terbesit perasaan aneh di benak Boruto. Karena bagaimana pun, Rei dan Asahi tetap bukan teman dekat.
KAMU SEDANG MEMBACA
Chūsei Kokoro [BoruSara Fanfiction]
FanfictionEND- Chūsei Kokoro [BoruSara Fanfiction] Ini, cerita tentang seseorang yang berusaha untuk menjaga kesetiaannya. Kata 'setia' yang terucap dengan sangat mudah, ternyata cukup sulit untuk dipertahankan. Bagi Boruto, kata 'setia' yang ia ucapkan beb...