36 // Rahasianya

1K 109 37
                                    

°Happy reading°
___


Boruto tahu Asahi ragu. Iris kelam milik wanita itu menunjukkan semuanya. Ditambah lagi dengan ia yang secara terang-terangan menghindari kontak mata dengan Boruto.

Entah mengapa, Boruto merasa tak nyaman pada situasi ini.

Asahi memainkan jari-jemarinya di balik pinggang. Iris hitamnya melirik ke arah kanan, benar-benar menghindari kontak mata dengan Boruto. Sudah lebih dari lima menit ia membiarkan Boruto berdiri di tangga depan rumah tanpa mempersilakan lelaki itu untuk masuk.

Bukannya berdebar-debar seperti dulu, dada Asahi malah terasa sesak ketika bertemu lagi dengan Boruto. Asahi bingung, tak tahu cara menafsirkan perasaannya saat ini.

"Apa kamu sedang sibuk?" Boruto mengumpulkan keberaniannya untuk bicara. Ia menggigit bibirnya ketika ia tahu bahwa Asahi bahkan tidak berniat untuk menjawab pertanyaannya.

"Maaf karena aku tidak mengunjungimu selama beberapa hari yang lalu, Asahi. Aku minta maaf, aku tahu kamu marah."

"Jangan minta maaf ...." Suara Asahi bergetar.

Boruto diam sejenak, mengumpulkan napasnya untuk kembali bicara. "Apa kamu sedang sibuk? Kalau memang sedang tidak sibuk, bisa temani aku pergi ke luar?" Sejujurnya Boruto bingung harus membawa Asahi pergi ke mana.

Asahi berkedip kaget. Ia menoleh tanpa sadar.

"Aku hanya ingin membawamu jalan-jalan." Boruto mengulas senyuman hangat.

Asahi merindukan senyuman itu. Meski kali ini senyuman itu tampak dipaksakan, tak apa, Asahi senang melihatnya.

"Jadi, Asahi mau menemaniku, 'kan?"

🍁🍁🍁

"Kak, Boruto ada di depan. Dia ingin bicara berdua dengan Kakak." Asahi menghampiri Moegi yang tengah memindahkan panci berisi selai stroberi ke atas meja dapur.

Moegi menoleh kaget. "Eh. Boruto datang?"

Asahi mengangguk. "Dia menunggu Kakak di depan," jawab Asahi.

Moegi menatap Asahi. "Dia mau bicara soal apa?"

"Asahi nggak tahu, Kak."

"Oke." Moegi bergegas menemui Boruto. Sepenuhnya ia penasaran pada Boruto, pasalnya lelaki itu kemarin sempat menghilang tanpa kabar.

Boruto masih berdiri di tangga, ia menolak untuk masuk ke rumah. Lelaki itu tampak sabar menunggu kedatangan Moegi. Kedua tangannya ia simpan di saku jaket.

"Boruto?"

Boruto berbalik. Ia tersenyum ketika melihat bahwa Moegi datang dengan senyuman.

"Apa kabar?"

"Baik, Kak."

"Kenapa nggak masuk dan duduk di dalam, Boruto? Di luar dingin, ayo masuk!" ajak Moegi. Ia berdiri di ambang pintu sambil menatap Boruto bingung.

"A-a, sebenarnya aku ingin bicara dengan Kakak. Dan ini tidak akan lama, makanya aku memutuskan untuk tetap berdiri di sini, Kak," jelas Boruto.

Moegi menaikkan kedua alisnya. "Mau bicara soal apa, Boruto? Kelihatannya cukup serius."

Boruto diam sesaat. "Aku mau minta izin, Kak. Aku akan membawa Asahi pergi pagi ini. Hanya jalan-jalan di taman atau area perkotaan, kok, Kak."

Chūsei Kokoro [BoruSara Fanfiction]Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang