MS 2

23.8K 1K 8
                                    

BAGIAN 7

Happy Reading.

Sudah 6 hari semenjak kejadian dimana Aldo dan Aletha hampir melakukan 'itu' tapi saat itu juga aletha mengatakan.

"Saya belum siap."

Alhasil Aldo berlalu pergi menuju kamar mandi dan mengguyur tubuhnya dengan air dingin lagi.

Aletha melihat ponselnya yang menampilkan layar hitam, beberapa jam lalu Aldo sempat menelponnya tapi Aletha hampir mengangkatnya sebelum Bundanya tiba-tiba datang ke kamarnya, membuat Aletha mengurungkan niatnya dan malah men reject.

Dan kini sudah 3 jam berlalu Aldo masih belum menelponnya, mungkin pria itu marah padanya. Aletha ingin menelpon balik tapi Ia terlalu takut dan gelisah.

Hingga akhirnya Ia memutuskan untuk mandi dan menaruh ponselnya di atas kasur.

Setelah 15 menit berlalu Aletha keluar dengan handuk melilit di tubuhnya saat Ia hendak mendekati lemari seseorang mengejutkannya dari arah jendela kamarnya.

"Apa yang Bapak...."

"Shuutt." Aldo menutup bibir Aletha dengan jari telunjuknya hingga akhirnya Aletha terdiam masih dengan wajah terkejutnya. Aldo melepaskan jarinya setelah melihat Aletha yang terdiam, bibirnya tersenyum miring melihat penampilan Aletha saat ini.

Sudah 6 hari ini dia tersiksa karena merindukan gadis kecilnya ini.

Untung kenekatannya datang kesini tak sia-sia karena dapat melihat tubuh putih mulus gadisnya yang besok sudah akan menjadi istrinya.

Melihat Aldo yang terus menerus memperhatikan tubuhnya Ia segera mengeratkan pegangan di handuknya.

"Kenapa kau tak mengangkat teleponku?" tanya Aldo dingin, pria itu berusaha untuk mengendalikan hasratnya.

"A... Aku... Maaf" Aldo menaikan sebelah alisnya.

"Baiklah aku maafkan untuk kali ini, tapi besok kau sudah tak bisa menolak apa yang akan aku lakukan padamu." Aletha meneguk salivanya sendiri. Hingga dia memekik kaget ketika Aldo menariknya dan membawanya kedalam pelukan pria itu.

"Aku merindukanmu." bisik Aldo tepat di samping telinga Aletha, membuat gadis itu menahan nafasnya.

"Apa kau tak merindukanku?" tanyanya, Aletha gelagapan.

"A... Aku... Aku juga."

"Apa?"

"Merindukanmu." Aldo tersenyum dalam pelukan gadis itu dan semakin mengeratkan pelukannya menghirup suhu tubuh Aletha yang menyegarkan.

"Aaaaa." Aletha memekik kaget ketika Aldo mengangkat tubuhnya yang membuat Aletha otomatis mengaitkan kedua kakinya di atas pinggang pria itu, punggungnya membentur pintu lemari dan tangannya sibuk membenarkan tali handuknya agar tak terlepas.

"Jangan berisik Aletha kau akan mengundang orang-orang kesini." katanya sebelum mendaratkan ciuman di bibir Aletha.

Ciuman lembut Aldo membuat Aletha terhipnotis, Ia mengikuti setiap gerakan bibir Aldo melalui instingnya dikarenakan Ia belum pernah berciuman dengan siapapun selain dengan Aldo membuatnya tak memiliki pengalaman banyak tentang hal ini.

"Engghh..." Aletha mengerang, erangannya semakin membuat Aldo liar, tangan pria itu meremas bokongnya yang masih tertutupi handuk hingga menjalar menuju payudara Aletha, meremasnya dengan lembut dan pelan.

"Aletha..."

"Shit." Aldo mengumpat ketika mendengar suara di luar kamar Aletha, lagi-lagi kegiatannya di ganggu.

***

Aletha terkikik geli setelah kepergian Bunda yang hanya mengantarkan buah kesukaannya, Anggur.

Ia kemudian berjalan menuju lemari yang dimana Aldo bersembunyi di dalam sana. Ia membuka pintunya dan dilihatlah Aldo yang tengah menatapnya tak suka karena menertawakannya.

"Sudah puas menertawakanku?"

"Maaf pak." ucap Aletha

"Setelah kamu menjadi istriku, aku tak akan lagi bersembunyi di dalam sana."

"Apa bapak merasa harga diri bapak turun hanya karena bersembunyi di dalam lemari?" tanya Aletha, Aldo tak menjawab Ia melangkah mendekat ke arah Aletha yang masih menggunakan handuk tersebut.

Ketika Aldo hendak menciumnya tiba-tiba dering ponselnya berbunyi, Ia kemudian merogoh ponselnya dan melihat nama si penelpon.

Aletha mengerutkan kening menatap Aldo dengan tatapan tak suka ketika Aldo mengangkat telepon dari wanita beranak satu tersebut.

"Hallo Lin, ada apa?"

"......"

"Baiklah aku akan segera kesana, kamu tunggu aku." Aldo mematikan teleponnya dan kembali menyimpan ponselnya ke dalam saku celananya.

Ia kemudian menatap Aletha, yang masih diam dengan tatapan tak suka, Aldo tahu gadis itu cemburu.

"Aku pergi dulu." katanya sebelum benar-benar pergi Ia kemudian membalikan tubuhnya dan mendekati Aletha,  mencium bibir gadis itu secara singkat dan lembut.

"Pakailah bajumu aku tak ingin kau masuk angin di malam pertama kita nanti." wajahnya memerah karena malu, Aletha melihat Aldo yang keluar dari kamarnya melalui jendela, pria itu terlihat khawatir setelah mendapatkan telepon dari Lina, entah apa yang membuat pria itu begitu mempedulikan janda tersebut.

Aletha kembali di buat kesal ketika mendengar Aldo memanggil Lina dengan aku-kamu. Hah? Sedekat apa hubungan mereka? Dengan stella saja belum selesai sekarang sudah di tambah dengan kedatangan wanita asing. Tidak, mungkin bagi Aldo Lina bukan wanita asing tidak mungkin kan mereka baru saling mengenal tetapi sudah terlihat sangat dekat.

Apalagi jika Aletha perhatikan wanita bernama Lina itu terlihat menyukai Aldo.

Jangan lupa bintangnya yah

18+ My Sekretaris Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang