MS 2

24.1K 792 9
                                    

BAGIAN 6

Jika ada typo tolong tandai yah.

Happy Reading......













"aku tak ingin mandi air dingin lagi Aletha."

"Apa maksud bapak?" tanya Aletha dengan perasaan takut. Aldo tak menjawab Ia kemudian ikut menaiki kasur bergabung dengan Aletha yang mulai mundur tapi tertahan karena kepala kasur.

"Pak..."

"Jangan alasan lagi kamu sedang PMS Aletha aku tahu kemarin malam kamu bohong." entah bagaimana Aldo sudah berada di atas tubuh Aletha, gadis kecil tersebut menutupi dadanya dengan kedua tangannya menutup matanya rapat-rapat dan mengatupkan kedua bibirnya.

"Jangan membuatku berperilaku kasar padamu Aletha, aku benar-benar menginginkanmu." ucap Aldo.

"Kau memang selalu berbuat kasar padaku, dengan mulut pedas mu itu." Aldo mengulum senyumnya, gadis nya berbicara masih dengan menutup mata.

"Kau sepertinya sudah sangat siap untuk ini."

"Apa maksud bapak?"

"Kau bahkan sudah menutup matamu, apa kau tak sabar aku menciummu?" mendengar perkataan Aldo, Aletha lantas membuka matanya lebih tepatnya membelalak, saat Aldo tiba-tiba menciumnya ketika Aletha membuka matanya.

Ciuman yang diawali dengan lembut seketika berubah menjadi kasar dan rakus, Aldo bahkan menggigit bibir Aletha agar gadis itu membuka mulutnya sehingga Aldo bisa dengan mudah memasukan lidahnya. Menyesapnya hingga rasanya Aletha akan mati jika saja Aldo tak memberikannya untuk bernafas sejenak.

"Al...." gumam Aldo menyatukan kening mereka dengan mata tertutup dan nafas yang terengah, Aletha menatap wajah tampan calon suaminya tersebut pria itu terlihat sangat sexy dan tersiksa.

Tangan Aletha terangkat untuk menyentuh bibir sexy Aldo yang terbuka, di usapnya bibir tersebut dengan ibu jarinya, puas dengan bibir pria itu Aletha menurunkan jari lentiknya menuju dada Aldo yang terbuka karena kancing kemejanya yang sudah terlepas. Aletha tersenyum mendengar erangan Aldo yang terdengar merdu di telinganya, jemarinya menyentuh lembut perut kotak-kotak pria tersebut, erangan Aldo kembali terdengar Aletha menaikan tangannya kembali menyentuh bibir Aldo hingga Aldo membuka matanya dan tatapan mereka bertemu saling mengunci penuh dengan tatapan cinta.

"Pak?" Aletha merasa bingung ketika Aldo memeluknya sesekali pria itu mencium lehernya.

"Pak Aldo?"

"Diamlah Aletha jika kau tak ingin berakhir dengan tidak bisa berjalan besok." Aletha meneguk salivanya sendiri merasa ngeri. Aletha membiarkan apa yang ingin Aldo lakukan padanya tapi tidak untuk melakukan 'itu' karena...... Karena Aletha belum siap.

"Sepertinya mamah harus mempercepat pernikahan kalian."

"Tante?" Aldo menghela nafas mendengar suara Mamahnya, sedangkan Aletha segera mendorong Aldo dan menjauhkan diri darinya.

Felly, sang Mamah Aldo kini tengah menatap marah pada anak pertamanya tersebut.

"Kalian berdua ikut Mamah, dan Aldo rapihkan bajumu." wanita paruh baya dengan wajah yang masih tampak muda tersebut berlalu dari kamar apartement Aldo, Aletha lantas mengikuti calon mertuanya sebelum pergi Ia sempat melihat ke arah Aldo yang terlihat fruatasi.

"Aletha duduklah, Mamah ingin berbicara denganmu."

"Iya tante."

"Mamah, Aletha jangan tante."

"I...iya Mah." Felly tersenyum lalu merangkul calon istri anak pertamanya tersebut, mengusap punggungnya dengan lembut membuat Aletha merasa nyaman.

"Kamu gak di apa-apain kan sama Aldo?" Aletha menggeleng.

"Kamu harus jaga-jaga jika dekat dengannya."

"Aku kan calon suaminya Mah." sahut Aldo dari arah belakang mereka, Aldo lantas bergabung dengan Mamahnya yang menatapnya dengan tajam dan Aletha yang menunduk. Pria itu duduk di sofa lain.

"Masih calon Aldo, kau harus tahu batas. Jika Reina tahu kamu melakukan hal ini kepada anaknya dia tak akan segan-segan membatalkan pernikahan ini, Mamah tidak mau persahabatan Mamah dengannya retak karena kamu dan juga Mamah tidak ingin kehilangan gadis manis seperti Aletha." ungkapnya mengusap lembut rambut lurus Aletha. Aldo hanya memutar bola matanya.

"Jangan putar bola matamu Aldo, tidak sopan!" Aldo menghela tangannya meraih buah Apple yang berada dalam keranjang buah di depannya lalu menggigiitnya.

"Pernikahan kalian harus dilaksanakan minggu depan!"

"Tapi Tan....Mah.." ucap Aletha gelagapan karena masih memanggil dengan nama tante.

"Aletha ini demi kebaikan kamu, Mamah tidak ingin Bunda kamu membatalkan pernikahan ini ketika tahu bagaimana Aldo memperlakukanmu sebelum benar-benar menjadi suamimu." Aletha terdiam, Ia menatap wajah mertuanya yang berbicara dengan raut wajah serius. Wanita tersebut memang sangat menyukai Aletha saat pertama kali bertemu, bahkan sudah seperti menganggapnya sebagai anaknya sendiri. Karena keluarga mereka tak memiliki anak perempuan membuat Felly sangat bahagia ketika Aldo mengatakan akan menikahi Aletha yang tak lain adalah anak dari sahabat Mamahnya sendiri.

"Aldo untuk seminggu kedepan kamu tidak boleh bertemu dengan Aletha."

"Kenapa?" tanyanya dengan wajah terkejut.

"Kalian akan di pingit, dan jangan coba-coba menculik Aletha ataupun kabur untuk menemuinya sebelum hari H kalian."

"Mahhh..."

"Malam ini Mamah akan beri kesempatan tapi besok Aletha sudah harus berada di rumahnya." Aldo bernafas lega mendengarnya sedangkan Aletha tampak bingung juga gelisah dan takut. Felly bangkit dari tempat duduknya dan hendak pergi sebelum Aletha memanggilnya.

"Mah, aku pulang malam ini saja." ujar Aletha dengan nada cepat, Felly membalikan tubuhnya. Sedangkan Aldo yang merasakan perasaan aneh Ia lantas ikut berdiri dan memeluk Aletha dari belakang.

"Kamu bilang apa Aletha? maaf Mamah tidak dengar."

"Ahhh... Aku..." Aletha tidak tahu itu sebuah ringisan atau erangan ketika Aldo meremas pantatnya yang tentu saja tidak dapat dilihat oleh Mertuanya.

"Tidak ada Mah, Aletha hanya bilang hati-hati dijalan." ucap Aldo sembari mengulum senyumnya. Sedangkan Aletha ingin kembali berkata tapi Aldo lagi-lagi meremas pantatnya membuat Aletha menutup rapat-rapat mulutnya agar tidak mengeluarkan suara aneh.

"Yaudah kalau gitu Mamah pulang,  Aldo ingat apa kata Mamah barusan. Jangan berbuat macam-macam sebelum resmi."

"Aku tidak janji." Aldo terkekeh saat mendapat tatapan tajam Mamahnya.

Beberapa saat setelah kepergian Felly,  Aletha masih dalam pelukan Aldo.

"Kamu mencoba lari dariku Aletha? Kau ingin membuatku mandi air dingin lagi?"

"Maksud bapak apa? Aku tidak mengerti."

"Jangan pura-pura polos Aletha, kau sudah cukup dewasa untuk mengerti apa yang aku katakan." Aletha menggeliat geli ketika Aldo mencium tengkuknya yang terbuka, perlahan tapi pasti ciuman Aldo menjalar ke leher dan telinganya.

"Pak...Saya...Ahhh."

Jika ada hal yang ingin kalian tanyakan kepada mereka tanyakan saja.

1. Arga

2. Kesha

3. Aldo

4. Aletha

18+ My Sekretaris Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang