MS 2

22.4K 859 18
                                    

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌱

BAGIAN 9

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌱

Paginya Aletha bangun dari tidurnya dengan tubuh yang terasa lelah karena olahraga malam nya dengan Aldo.

Aletha menoleh ke samping tapi tak menemukan Aldo yang semalam tidur dengan memeluknya, dimana suaminya itu?

Aletha kemudian bangkit dari kasur dan berjalan dengan susah payah menuju kamar mandi mungkin berendam air hangat akan membuat rasa sakit di bawah sana mendingan.

Setelah menghabiskan 30 menit untuk berendam dan mandi, Akhirnya Aletha keluar dari kamar dengan pakaian santai.

Aletha mencari keberadaan Aldo yang saat dia menuruni anak tangga Ia melihat pria itu tengah berkutat di dapur.

Apa yang di lakukannya? Tanyanya dalam hati.

"Al..." pria yang dipanggil tersebut menoleh lalu melemparkan senyuman ketika melihat istrinya.

"Kau sudah bangun?" tanya Aldo.

"Kenapa tidak membangunkanku?" bukannya menjawab Aletha malah balik bertanya.

"Bukankah tidak sopan jika bertanya tanpa menjawab pertanyaanku dulu." ucap Aldo.

"Bukanya kau sudah melihat aku disini?" Aldo menghela.

"Baiklah aku tidak ingin berdebat di pagi hari hanya karena hal konyol seperti itu, aku sudah menyiapkan sarapan untukmu."

"Apakah pertanyaan ku konyol untukmu?" Tanya Aletha dengan tatapan marah. Aldo terdiam Ia harus ekstra sabar menghadapi sikap Aletha.

"Apa maksudmu Aletha?"

"Kau mengabaikan pertanyaanku dan meninggalkanku setelah kau mengambil kehormatanku semalam. Aku bukan jalang yang bisa kau tiduri sesuka hati."

"Aletha aku tidak..."

"Setidaknya kau membangunkanku dengan kecupan pagi dan menggendongku ke kamar mandi seperti pasangan lainnya, setelah apa yang kau ambil dariku semalam kini kau menganggap pertanyaanku adalah hal konyol?"

"Aletha..."

"Apa kau benar-benar mencintaiku? Apa kau benar-benar ingin menikahiku karena permintaan hatimu atau keinginan gairahmu yang..."

"CUKUP ALETHA!" bentak Aldo, Ia tak dapat lagi menahan kekesalannya akibat dari sifat Aletha yang kekanak-kanakan dan mudah menangis. Bahkan kini gadis itu sudah mengeluarkan air matanya karena bentakan dirinya.

"Aletha....maafkan aku." ucap Aldo melembut yang kemudian membawa Aletha kedalam pelukannya hingga tangisan gadis itu semakin kencang.

"Maafkan aku."

🌱🌺🌺🌺🌱

Aldo menatap sang Istri yang tengah cemberut dengan bibir mengkrucut.

Ia kemudian berjalan mendekat.

"Mau memasangkan dasi?" tanya Aldo, yang membungkuk untuk mensejajarkan tubuhnya dengan Aletha yang tengah terduduk di pinggiran kasur.

Aletha tak mengatakan apapun, tetapi tangannya terulur untuk memasangkan dasi pada kerah kemeja Aldo. Masih dengan wajah cemberut karena tak mau di tinggal Aldo yang seharusnya menjadi hari libur mereka tapi pria ini malah menerima panggilan dari rumah sakit.

"Aku akan pulang cepat." ucap Aldo setelah mengecup kening istrinya tersebut. Aldo kembali menegakan tubuhnya setelah Aletha menyelesaikannya memasang dasi.

"Bagaimana jika aku kembali bekerja?" tanya Aletha. Aldo menatapnya dengan datar.

"Dalam mimpimu sayang, aku tak minginginkan istriku kelelahan dengan pekerjaannya sehingga tak bisa melayaniku di ranjang." Aletha meninju pelan dada Aldo yang membuat pria itu terkekeh.

"Jangan dekat-dekat dengan si janda itu."

"Anaknya pasienku Aletha."

"Tetap saja, pokoknya jangan sampai anak kecil itu benar-benar ingin menjadikanmu sebagai ayahnya." Aldo mengulum senyumnya. Kemusian mengecup singkat bibir Aletha.

"Baiklah ratuku, aku berangkat dulu."

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌱

"Kau anak yang kuat Lily." ucap Aldo pada anak dari wanita bernama Lina tersebut, yang selama ini mulai dekat dengannya.

"Jadi apa aku boleh meminta sesuatu, sebelum aku benar-benar di operasi?"  Aldo melihat ke arah Lina yang juga menatapnya.

"Apa itu?"

"Aku ingin Papah jadi Papahku."

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌱

18+ My Sekretaris Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang