🌱🌺🌺🌺🌱
BAGIAN 15
🌱🌺🌺🌺🌱
HAPPY READING
🌱🌺🌺🌺🌱
1 tahun kemudian.
"Bunda tak sabar mempunyai cucu dari mu Aletha."
Aletha hanya diam dengan senyuman kecil, saat ini Ia tengah berada di rumah Bundanya.
Karena bosan di rumah tak ada kegiatan apapun yang bisa Ia lakukan dan Aldo pun pergi bekerja. Akhirnya Aletha memilih berkujung ke rumah Bundanya.
"Kamu dan Aldo harus bekerja lebih ekstra lagi Aletha." ujar sang Bunda, yang mendudukan diri di depan anak nya. Aletha hanya berdehem menanggapi.
Sudah 1 tahun pernikahannya dengan Aldo sampai saat ini Aletha masih belum diberikan momongan. Pertanyaan tentang kapan Ia akan memiliki momongan? Selalu membuat Aletha sedih.
Aletha juga ingin membahagiakan keluarganya dan mertuanya, Aletha bahkan sampai cek ke rumah sakit apa ada yang salah dengannya? Tapi dokter selalu mengatakan jika semuanya baik-baik saja tak ada yang salah. Mungkin dia hanya harus sering berdoa agar tuhan mengabulkan keinginannya.
"Kapan-kapan ajak Aldo kesini ya, Bunda kangen berat sama dia."
"Iya Bun."
"Jadi kamu masih belum dibolehin bekerja sama Aldo?" tanya Bundanya. Aletha mengangguk.
"Itu artinya dia sangat mencintaimu Aletha."
"Tapi aku bosan jika terus berdiam diri di rumah."
"Kamu kan bisa bermain dengan teman-temanmu."
"Mereka sibuk bekerja, lagipula Aldo tak mungkin memgijinkanku." jawab Aletha, sang Bunda mengelus tangan anaknya kemudian bangkit dari kursi.
"Bunda pergi dulu ya ada arisan sama temen-temen Bunda." Aletha menatap Bundanya dengan wajah cemberut. Sang bunda mencubit pipi tembam Aletha dengan gemas.
"Kamu bisa main sama Boby." boby adalah hewan peliharaan ayahnya.
"Aku tidak suka burung Bunda."
🌱🌺🌺🌺🌺🌱
🌷🌷🌷
🌱🌺🌺🌺🌺🌱Setelah membayar taksi, Aletha membalikan tubuhnya hendak memasuki perkarangan rumahnya, bibirnya seketika tersenyum ketika melihat mobil Aldo terparkir.
Pintu mobil terbuka, dilihatnya Aldo turun dari pintu arah kanan dan pintu mobil sebelah kiri ikut terbuka. Keluarlah wanita dengan seorang anak kecil.
Aletha menghentikan langkahnya, senyum yang terukir di bibirnya seketika hilang, wajahnya terlihat marah dadanya bergemuruh ketika melihat wanita yang bersama Aldo adalah Lina bersama anak perempuannya.
"Aletha."
Aletha menatap Aldo yang sudah berjalan menghampirinya, tepat di depannya Aldo hendak menyentuh pipinya untuk memberikan ciuman singkat yang biasa Aldo lakukan saat pergi bekerja maupun pulang bekerja, Aletha menepisnya.
Aldo menatapnya bingung.
"Aletha, ada apa?" tanya Aldo, pandangan Aletha berpindah pada Lina yang masih berdiri di samping mobil suaminya tersebut.
"Kenapa kau membawa wanita itu?" tanya Aletha dengan dingin.
"Aku hanya ingin kau berteman baik dengannya, Lily juga akan sangat senang jika dia mengenalmu."
"Aku tidak mau, dan tak akan pernah mau berteman dengan mereka."
"Aletha, jaga bicaramu. Ada apa sebenarnya? Kenapa kau berkata kasar seperti itu?"
"Kau mengajakku berteman dengan wanita itu agar kamu bisa bermain dengan anaknya?" Aldo semakin di buat bingung oleh perkataan istrinya tersebut.
"Aletha, apa maksud mu. Aku...."
"Sudah cukup Al, jika kamu ingin berteman dengannya aku tak peduli. Tapi apapun alasannya aku tak akan mau berteman dengan mereka."
"Aletha!"
Aletha tak mengubris teriakan Aldo yang memanggilnya, Ia hanya terus berjalan hingga berdiri tepat di hadapan Lina.
Plakk.
Tamparan keras melayang di pipi Lina. Anaknya, Lily nampak terkejut.
"Tante jangan kasar sama mamahku."
Aletha tak peduli dengan protesan dari anak Lina tersebut, Ia kembali melanjutkan langkahnya.
Saat hendak membuka pintu, tangannya ditahan oleh Aldo.
"Kamu ini kenapa sih, mereka datang kesini baik-baik. Jangan bersikap kekanak-kanakan Aletha!" Aletha menepis tangan Aldo, Ia menatap suaminya dengan marah.
"Kamu mau membela wanita itu?"
"Kamu sudah keterlaluan Aletha."
"Aku melakukan hal yang sudah sepantasnya wanita itu dapatkan. Kamu pikir aku hanya akan jadi gadis pendiam dan menuruti semua perkataanmu yang bahkan bertemu dengan teman-temanku saja kau melarangnya, lalu bagaimana dengamu Al? Kau selalu menghabiskan waktu dengan wanita dan anaknya itu. Jika kau katakan itu karena keinginan anaknya, tidakkah kamu memikirkan bagaimana perasaanku?" Aletha memandang dengan sedih dan kecewa bahkan air matanya sudah mengalir membasahi pipinya.
"Aletha...."
"Aku tahu, mungkin karena kamu sudah bosan denganku kamu sudah tak lagi mencintaiku. Ini semua salahku semuanya salahku. Karena tak bisa memberikanmu anak."
🌱🌺🌺🌺🌱

KAMU SEDANG MEMBACA
18+ My Sekretaris
RomanceFOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA please bijaklah dalam membaca. PERINGATAN !!! CERITA INI HANYA UNTUK 18+, NEKAT? DOSA TANGGUNG SENDIRI !! Masih banyak typo mohon di maklumi SEASON 3 SEDANG ON GOING "Terima kasih." "Untuk apa?" "Karena sudah menunjuka...