MS 2

23.9K 1K 3
                                    

BAGIAN 8

🌱🌺🌺🌺🌺🌺🌱

Pernikahan Aletha dan Aldo di laksanakan dengan meriah.

Tepuk tangan pun terdengar di dalam ruangan gereja setelah Aldo menyematkan cincin bermata berlian tersebut pada jari manis Aletha.

"Sekarang kalian boleh berciuman."

Aldo dan Aletha saling pandang dengan tatapan penuh cinta, di pagutnya bibir manis Aletha dengan lembut dan pelan.

Aletha memejamkan mata menikmat sentuhan lembut bibir Aldo.

"I love you, Aletha." Gumamnya setelah ciuman mereka usai.

"I love you too, Aldo."

Aldo dan Aletha turun dari Altar dengan taburan bunga menyembut keduanya.

Kedua orang tua mereka berjalan menghampirinya. Mengucapkan berbagai kata selamat dan ucapan doa untuk anak dan menantunya.

***

Disebuah rumah megah bertingkat dua dan bernuansa putih tersebut adalah tempat baru yang akan di tempati oleh Aletha dan Aldo.

Aletha yang sedang memandang dalam rumahnya dengan tatapan kagum di kejutkan dengan tangan yang melingkar dari belakangnya.

"Kau suka?" tanya Aldo dengan bisikan lembut. Aletha mengangguk.

"Kau tidak seharusnya membeli rumah yang luas seperti ini, kita hanya akan tinggal berdua." Aldo tersenyum, tangannya mengelus perut Aletha.

"Suatu saat nanti rumah ini akan ramai oleh anak-anak kita." katanya, Aletha tersenyum malu wajahnya memerah merona. Aldo membalikan tubuh wanita yang kini sudah menjadi istrinya tersebut.


Aldo menatapnya dengan lembut begitupun dengan Altha.

Hingga Aletha memejamkan matanya ketika Aldo mulai mendekatkan wajahnya.

"Aawh." Aldo lagi-lagi menggendongnya tiba-tiba.

"Kau lelah?" tanya Aldo, kakinya tak berhenti melangkah menuju kamar mereka.

"Aku sangat lelah."

"Aku tak seharusnya bertanya." Aletha terkekeh, tangannya semakin melingkar di leher Aldo sesekali menghirup bau harum tubuh suaminya.

Aldo merebahkan tubuh Aletha di atas kasur dengan hati-hati, karena ini malam pertama mereka jadi Aldo harus memperlakukan istrinya dengan baik, agar gadisnya itu tidak lagi beralasan yang berujung membuat Aldo mandi air dingin.

"Al..."

"Jangan membuat alasan lagi Aletha, kau tak bisa lari lagi kali ini." kata Aldo selagi tangannya membuka kancing baju Aletha. Matanya sudah sangat di luputi gairah ketika mengetahui jika gadisnya itu tak memakai bra.

Aldo menatap Aletha yang tersenyum nakal.

"Kau gadis kecil yang nakal Aletha." Aletha hendak berbicara tapi terhenti ketika Aldo menyapu bibir nya dengan lembut dan menuntun.

Entah sejak kapan baju yang mereka kenakan sudah tak lagi melakat di tubuh masing-masing, yang kini hanya tersisakan celana.

"Engghh."

Aletha mengerang ketika Aldo menurunkan ciumannya ke leher, bahu dan berakhir di payudaranya. Jemari Aldo tak tinggal diam jarinya bekerja untuk meremas payudara Aletha yang satunya lagi.

"Al...." ciuman panas dari bibir Aldo begitu membuat Aletha tak tahan, perutnya benar-benar bergejolak seakan ada kupu-kupu yang berterbangan dalam perutnya.

Aldo melepaskan ciumannya lalu membuka celana Aletha dengan hati-hati kemudian Ia membuka celananya dengan gaya sexy matanya tak lepas memandang Aletha.

"Aldo!" teriak Aletha ketika Aldo menurunkan celananya yang membuat miliknya terlihat menegang, Aldo terkekeh lalu kembali meindih tubuh istrinya meraih tangan yang menutupi wajah gadis itu lalu menautkan jemarinya.

"Tatap aku Aletha."

Aletha membuka matanya ketika matanya bertemu dengan mata coklat Aldo, tiba-tiba dadanya terasa bergemuruh tak karuan.

"Aku akan pelan-pelan, ini hanya sedikit sakit."

"Bohong." Aldo tersenyum melihat wajah cemberut Aletha di kecupnya kening Aletha yang membuat gadis itu kembali merona.

"Aku janji akan membuatmu berteriak nikmat." candanya, Aletha memalingkan wajahnya merasa malu.

"Liat aku sayang."

"Aahhkk. Aldo sa...kit...pe...lan..."

"Aku mencoba nya tapi kau terlalu sempit dan nikmat."

"All....." Aldo tersenyum lega ketika miliknya berhasil memasuki Aletha, meskipun gadis itu harus kesakitan. Tangannya terulur untuk menghapus air mata Aletha membut gadis itu membuka matanya.

"Maafkan aku." katanya yang langsung mendaratkan bibirnya pada Aletha melumatnya dengan rakus dan liar, Aletha merasa kewalahan menanggapi ciuman Aldo. Ia mengistirahatkan miliknya sampai Aletha terbiasa.

"Tatap mataku, jangan kau tutup. Atau kau akan mendapat hukuman mengerti?" Aletha mengangguk, Aldo tersenyum senang dan.

Aldo menghentakan miliknya dengan keras membuat Aletha berteriak sekaligus mengerang. Milik Aldo terasa sangat dalam memasukinya.

Tatapan mereka saling bertemu seiring dengan kegiatan dibawah sana.

"Aku gila karena mu Aletha."

"Al... Please... Ahhh"

Hentakan demi hentakan Aldo lakukan, mereka semakin tenggelam dalam gairah yang mereka ciptakan sendiri melepaskan apa yang sedari tadi mereka tahan.

Hingga akhinya Aldo menindih tubuh Aletha setelah merasakan pelepasan yang menguras tenaga.

***

Pukul 3 pagi Aldo terbangun dari tidurnya, Ia melihat ke samping dimana istrinya tengah tertidur dengan tenang.

Dikecupnya kening Aletha sebelum Ia bangkit dari tempat tidur, Ia memakai sebuah celana pendek untuk menutupi bagian tubuh bawah yang telanjangnya. Ini memang kebiasaanya selalu bangun di tengah malam.

Aldo mengambil ponsel yang berada di atas naksa, ada beberapa notifikasi panggilan tak terjawab dari Lina, Stella dan nomber tak dikenal.

Aldo menghela nafas.

Dua gadis itu begitu mengganggu hidupnya, Stella yang masih terus bertekad untuk mendapatkan cintanya dan jika bukan karena Lina adalah pasiennya dia tak ingin bertemu lagi dengan gadis beranak satu tersebut.

Ponselnya berbunyi kembali lagi nomber tak di kenal itu menelponnya.  Jam 3 pagi? Aldo mengangkatnya.

"Hallo."

"Hallo Aldo."

Prakk

Ponselnya jatuh, Aldo terlalu terkejut mendengar suara si penelpon. Hingga suara keras dari ponsel Aldo yang jatuh membangunkan Aletha.

"All... Kamu kenapa?" tanya Aletha masih dengan setengah mengantuk, Ia mendudukan diri di kasur dengan selimut yang menutupi tubuhnya.

Aldo berbalik lalu tersenyum sumbang pada Aletha, menghampirinya dan mengecup bibir gadisnya.

"Aku baik-baik saja, tidurlah lagi aku di sampingmu."

18+ My Sekretaris Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang