FOLLOW DULU SEBELUM MEMBACA
please bijaklah dalam membaca.
PERINGATAN !!! CERITA INI HANYA UNTUK 18+, NEKAT? DOSA TANGGUNG SENDIRI !!
Masih banyak typo mohon di maklumi
SEASON 3 SEDANG ON GOING
"Terima kasih."
"Untuk apa?"
"Karena sudah menunjuka...
Ups! Gambar ini tidak mengikuti Pedoman Konten kami. Untuk melanjutkan publikasi, hapuslah gambar ini atau unggah gambar lain.
🌺🌺🌺🌱
BAGIAN 18
🌱🌺🌺🌺🌱
"Bunda sangat bahagia, semoga kamu dan Aldo bisa menjaganya dengan baik"
Aletha mengangguk pasti.
"Aldo pasti akan sangat bahagia mendengar kabar ini." gumam Aletha.
"Baiklah kalau begitu kita pulang sekarang dan beritahu kabar bahagia ini."
"Enggak Bun, aku ingin bertemu dengan teman-teman ku dulu. Bunda bisa pulang duluan aku akan memberitahunya jika pulang nanti."
"Kalau begitu bunda Antar yah."
Aletha kembali menggeleng.
"Aku sendiri saja."
🌱🌺🌺🌺🌱
Pagi menjelang siang, pria yang telah membuat istrinya kecewa itu kini masih setia di tempat tidur. Siapa lagi jika bukan Aldo.
Aldo terduduk di tempat tidur, setelah beberapa menit Ia menghela nafas melihat Aletha yang sudah tak ada di sampingnya padahal ini masih pukul 8 pagi.
Apa istrinya itu tengah membuat sarapan untuknya? Maybe.
Setelah rapih dengan kemeja dan celana panjang Aldo sedikit merapihkan dasinya lalu mengancingkan lengan bajunya.
Ketika sampai di meja makan, Aldo tak melihat Aletha dan ibunya. Yang kini sedang menyantap sarapan adalah ayah mertuanya, Kenan.
"Aletha kemana yah?" tanya Aldo sembari mendudukan diri di hadapan Kenan.
Mertuanya itu mendongak menatap Aldo.
"Pagi!" ucapnya dengan sedikit tekanan, Aldo terdiam Ia lupa tak mengucapkan sapaan selamat pagi pada mertuanya itu.
"Pagi yah." kata Aldo, Kenan tak menjawab, pria paruh baya itu kembali melanjutkan sarapannya tak mau mempedulikan menantunya yang masih selalu bersikap sesuka hati.
"Aletha sama Bunda kemana mbok?" tanya Aldo kepada mbok Pias yang saat itu lewat hendak kedapur.
"Katanya sih kepasar." jawab Mbok Pias.
"Kepasar?" Mbok Pias mengangguk.
"Kenapa Aletha gak bilang dulu sama saya."
"Kalau itu saya tidak tahu Nak Aldo, saya permisi dulu banyak cucian baju." Aldo mengangguk. Perasaannya tiba-tiba khawatir tak karuan, semoga saja Aletha pulang dengan selamat. Batinnya.
"Ada apa?" Aldo menatap Kenan dengan wajah bingung.
"Apa yang membuatmu gelisah?" tanya Kenan lebih jelas maksud dari pertanyaannya tadi. Aldo menelan salivanya sendiri Ia tak tahu harus mengatakan apa pada mertuanya itu yang seperti bisa menebak maksud dari gerak-gerik dirinya.
"Aku hanya rindu padanya." jawab Aldo yang langsung memutuskan kontak mata dengan Kenan.
"Jika Aletha tak mencintaimu aku tak akan merestui kalian, aku sangat mengenal dia yang tak akan memandang orang lain dari kekayaan saja. Aletha adalah gadis polos dan baik kuharap kau juga bisa bersikap baik padanya, dia tidak kekanak-kanakan tapi dia hanya butuh bimbingan dari orang-orang terdekatnya karena dulu aku selalu memanjakannya dan tak pernah membiarkan dia bergaul dengan orang luar. Aku sangat menyayanginya meskipun dia sudah dewasa dimataku dia masih seperti anak kecil yang membuatku ingin selalu melindunginya."
Aldo diam.
"Jika kau lelah dengannya jangan siksa dia, meski dia gadis yang kuat di balik kerapuhan hatinya. Kuharap kau bisa meninggalkannya jika memang kau sudah tak mencintainya."
Aldo tertegun, hatinya teriris. Kenan benar, selama ini Aldo sudah sangat menyakiti perasaan istrinya itu meskipun Aldo melakukan ini semua untuk keselamatan Aletha. Tapi, Ia sadar jika caranya untuk melindungi Aletha adalah salah.
Melindungi Aletha harusnya selalu membuat gadis itu tersenyum bahagia, bukannya mengeluarkan air mata karena sikap Aldo selama ini.
Aldo salah, Ia tahu.
"Bunda pulang!" sahutan dari pintu depan membuat lamunan Aldo buyar, Ia menoleh ke arah dimana ibu mertuanya tengah menenteng kantung kresek yang Ia yakini bahan-bahan masakan.
Ada yang membuat Aldo bertanya-tanya, Intan pulang sendiri! Lalu dimana Aletha?
"Bun, Aletha mana?" tanya Aldo dengan nada Khawatir.
"Kamu tenang aja, dia ijin buat ketemu teman-temannya."
"Dia berangkat sendiri?"
"Iya, memangnya kenapa?" Aldo nampak sudah prustasi mendengar jawaban dari Intan.
"Kenapa Bunda menginjinkannya?"
"Hei, kau membentak istriku?" Aldo menoleh Ia sadar jika sudah berucap tak sopan pada mertuanya itu.
Ketika hendak menjawab, ponsel nya berbunyi. Aldo mengambil ponselnya dan mengangkat panggilan tersebut.