sepuluh

704 91 34
                                    

"Hyung, duduk sini!",

Minkyu menepuk tempat kosong di samping, menyuruh Yunseong untuk duduk disana. Sikap Minkyu ke Yunseong sudah tidak sedingin ketika awal mereka bertemu. Sepertinya Minkyu senang karena tidak merasa kesepian.

"Hari ini, ujian terakhir. Kerjakan dengan baik. Nanti kalau hasil ujian kalian bagus, ayah akan kasih kalian hadiah",

Yunseong hanya diam sembari menyaksikan interaksi Minkyu dan ayahnya. Dia iri sebenarnya. Dia tidak pernah merasakan kasih sayang ayah, kasih sayang orang tua lebih tepatnya. Yunseong semakin yakin kalau ibunya berbohong, tapi Yunseong masih tidak yakin kenapa ibunya berbohong. Melihat bagaimana Jaehwan memerlakukannya dengan baik seperti anak sendiri, membuat Yunseong merasa bersalah kepada keluarga Minkyu. Karena ulah ibunya, keluarga Minkyu hampir hancur.

"Yunseong, ayo dimakan. Nanti terlambat",

"Iya paman.. terima kasih sarapannya",

"Ayah tidak kerja? Kenapa masih memakai pakaian rumah?"

"Ayah cuti hari ini. Ayah ada urusan dengan mama",

"Mama juga tidak kerja?",

"Mama belum cerita padamu? Mama sudah tidak bekerja lagi",

"Oh ya? Berarti... aku bisa punya adik?",

"I...itu... cepat habiskan sarapan kalian! Yunseong, mungkin sebaiknya untuk sementara kamu tinggal disini dulu. Kamu tidak perlu takut soal ibumu. Biar kami yg mengurusnya, yg penting kamu aman",

"Terima kasih paman.. paman dan bibi sudah terlalu baik denganku..",

"Tidak usah dipikirkan. Habiskan sarapannya",

Jika Yunseong masih bersama orang tuanya, akankah Yunseong merasakan apa yg dirasakan Minkyu?



















"Ini tempatnya?",

"Kalau dilihat dari alamatnya sih iya disini",

Jaehwan turun dari mobil. Dia ingin memastikan terlebih dahulu apakah itu tempat yg benar atau tidak. Kebetulan terlihat seorang wanita sedang bermain dengan seorang anak kecil di halaman. Jaehwan langsung menghampiri wanita itu.

"Permisi", seru Jaehwan, berusaha memanggil wanita itu.

"Oh iya ibu... ada yg bisa saya bantu?",

"Saya mau tanya, benar ini disini?",

Jaehwan menyodorkan kartu nama yg kemarin dia temukan di buku Minkyu.

"Oh iya benar! Ada perlu apa ya bu?",

"Kenalkan, saya Jaehwan. Begini, saya mau tanya. Apa pernah ada anak bernama Yunseong yg tinggal disini?",

"Yunseong? Boleh saya tau sekarang dia umur berapa?",

"Sekarang... sekitar 14 tahun",

"Maaf.. saya bekerja disini baru tiga tahun, selama saya bekerja tidak ada yg bernama Yunseong. Oh.. anda bertanya saja pada pemilik panti asuhan ini",

"Oh boleh saya bertemu dengannya",

"Boleh boleh. Silahkan",

"Saya mau panggil suami sa... nah ini suami saya",

Jaehwan terkejut ketika Minhyun tiba-tiba menyusul. Minhyun hanya menebak bahwa tempat yg dia datangi benar karena Jaehwan tidak kunjung kembali, lalu memutuskan untuk memarkirkan mobilnya dan menyusul Jaehwan.

Wanita tadi langsung memersilahkan keduanya masuk ke dalam panti. Begitu masuk ke dalam panti, terlihat wanita yg lain yg mungkin sedikit lebih tua dari Jaehwan.

Broken ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang