sebelas

767 96 44
                                    

Kan kalian ya yg minta dipost yg banyak sekalian wkwk



"Minkyu, ayo ikut ayah!",

"Kemana?",

"Ayo ikut saja",

"Baiklah",

Minkyu meletakkan stick PS nya lalu berlari menghampiri sang ayah yg sudah terlebih dahulu berjalan keluar rumah. Jaehwan langsung mendekati Yunseong. Yunseong terlihat merapikan game yg baru saja dia mainkan bersama Minkyu tadi. Ujian sudah selesai, mereka bebas bermain sekarang.

"Kenapa berhenti bermain? Lanjutkan",

"Aku pikir tidak sopan jika aku bermain tanpa Minkyu. Ini kan... milik Minkyu",

"Tapi tidak apa jika memang kamu mau memainkannya",

"Nanti saja. Bermain sendirian tidak seru",

"Bagaimana ujianmu tadi?",

"Susah.. tapi aku bisa mengerjakan",

"Syukur lah... ehm.. ada yg ingin bibi bicarakan padamu",

"Apa itu bibi?",

"Duduk lah",

Jaehwan menepuk tempat kosong di sampingnya agar Yunseong duduk disana. Yunseong langsung duduk di sebelah Jaehwan. Dia bingung, sepertinya wanita itu akan berbicara serius dengannya. Apakah dia akan disuruh pulang?

"Yunseong.... percaya takdir?",

"Takdir? Ehm... aku lebih percaya kalau semua yg terjadi pasti ada alasan. Seperti paman dan bibi yg memiliki anak sebaik Minkyu, ku pikir itu bukan takdir, tapi itu karena kalian adalah orang yg baik jadi Tuhan menitipkan kalian anak yg baik juga",

"Kamu kenapa dewasa sekali?",

"Entahlah... aku hanya berpikir, jika semua ini adalah takdir, berarti Tuhan tidak sayang padaku. Jika memang sayang, tidak akan Tuhan memberiku hidup yg susah. Aku percaya, Tuhan pasti sudah memberikan yg terbaik, jadi aku pikir hidupku susah pasti untuk suatu alasan tertentu",

"Gaya bicaramu tidak normal untuk anak seusiamu...",

"Terkadang kita memang dipaksa untuk dewasa, benar kan?",

"Memang benar... tapi terkadang.. kamu harus bertingkah sesuai dengan usiamu. Tidak apa jika kau bersikap manja atau membangkang karena memang seusia dirimu adalah usia dimana seorang anak mencari jati dirinya",

"Aku tidak tahu harus bersikap manja atau membangkang kepada siapa. Sepertinya aku tidak akan pernah bisa bersikap seperti itu",

Jaehwan mengangkat tangannya lalu mengusap rambut Yunseong pelan. Jelas dari ucapan Yunseong barusan, terdengar bahwa sebenarnya dia ingin bersikap bagaimana seharusnya seorang anak tapi tidak bisa.

"Benar katamu! Terkadang... bibi juga berpikir, apa bibi terlalu memanjakan Minkyu? Atau justru sebaliknya. Terkadang dia terlihat sangat dewasa, tapi terkadang juga dia sangat manja",

"Minkyu anak yg baik, dia berhak disayang",

"Semua anak berhak mendapatkan kasih sayang dari orang tuanya... kamu percaya bahwa setiap anak membawa rezeki untuk orang tuanya?",

"Aku tidak akan memercayai sesuatu jika belum ada buktinya. Aku tidak pernah melihat ada yg seperti itu jadi... aku tidak percaya. Jika memang itu benar.. entahlah. Aku bingung. Kalau bibi? Bibi percaya itu?",

"Ya! Bibi percaya itu. Seorang anak membawa rezeki tersendiri untuk orang tuanya. Kamu mau mendengarkan ceritanya?",

Yunseong mengangguk dengan semangat.

Broken ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang