2.23

463 57 75
                                    

"Ma!! Tapi ayah yg merusaknya bukan aku",

"Jelas itu rusak ketika kau memakainya Minkyu",

"Karena memang itu sudah rusak ma!!",

"Lalu?",


















Brak!

"Ayah!",

Mihyun yg sedang memakai baju terkejut ketika Minkyu tiba-tiba membuka pintu kamarnya keras. Jiyu yg sedang tertidur saat itu hampir saja terbangun namun kemudian dia kembali menutup matanya lalu kembali tidur.

"Pelan-pelan Minkyu. Adikmu sedang tidur. Kasihan semalam Jiyu tidak bisa tidur karena demam"

"Ayah tanggung jawab",

"Ada apa?",

"Kemarin ayah kan yg terakhir memakai printer?? Mama memotong uang jajanku karena merusak printer padahal ketika aku memakainya, printer itu sudah rusak!",

"Oh.. itu bukan rusak. Hanya tintanya habis. Ayah lupa memberitahu",

"Ayaahh!!! Uang jajanku dipotong karena ayah!!!!",

"Baiklah baiklah! Uang jajanmu dipotong berapa banyak?",

"Separuh",

"Banyak sekali?",

"Makanya!",

Minhyun mengambil dompetnya lalu mengambil beberapa lembar uang dari sana dan memberikannya kepada Minkyu.

"Kenapa banyak sekali?",

"Itu bukan untukmu semua! Itu uang jajanmu yg dipotong mama dan uang untuk membeli tinta printer. Sisanya bagi dua dengan hyungmu",

"Ayah, ini sisanya hanya dua ribu",

"Iya kau seribu hyung seribu",

"Untuk apa uang seribu??? Beli tteokbokki saja tidak cukup",

"Bawa uang seribu ke tempat clawn machine, ambil satu boneka, berikan ke Wonjin! Sudah jangan cerewet. Mau atau tidak?",

"Baiklah baiklah! Aku berangkat dulu. Ayah tidak ke kantor?",

"Nanti agak siang. Ayah mau mengantar Jiyu ke dokter dulu",

"Ah begitu. Baiklah aku berangkat! Hyung, ayah memberimu uang seribu",

Minhyun hanya bisa tersenyum mendengar ucapan Minkyu barusan. Anaknya itu kadang dewasa kadang kekanak-kanakan.

"Kapan anakku bisa dewasa?",
































"SIAPA MAU ES KRIIMMM????",

Wonjin menghampiri teman-temannya sambil membawa kantong plastik berisi es krim yg baru saja dia beli tadi. Tenang, kali ini Wonjin yg membelinya sendiri, bukan Minkyu. Ayahnya sudah sembuh, jadi dia ingin sedikit berbagi kebahagiaan walau hanya dengan es krim.

Wonjin membagi satu persatu es krim yg dia beli tadi ke teman-temannya. Mereka sedang berada di taman sekolah, duduk di rerumputan, berasa sedang piknik. Padahal masih ada kursi yg kosong yg cukup untuk mereka berdelapan. Ya sudah biarkan saja mereka maunya apa.

"Minhee, ini untukmu",

"Terima kasih kak",

Mereka menikmati es krim masing-masing sambil memerhatikan murid-murid lain yg memenuhi taman.

"Lihatlah dia. Apa dia tidak punya malu?",

"Tidak kah kau berpikir mereka terlalu baik? Aku tidak akan mau memiliki teman seperti dia",

Broken ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang