empat

812 102 22
                                    

Mingyu eval posisi ambil vocal, previewnya ngambil high note...


Btw banyak juga ya yg nungguin cerita ini hehe..

Vommentnya dong, biar makin semangat nulisnya hehe













"Mingyu, angkat tasnya",

Mingyu menggendong tasnya lalu berlari menuju meja makan. Dia senang, semua kembali seperti semula walau belum semua sebenarnya. Mingyu tahu akhirnya bahwa ayahnya ternyata sudah tidak tinggal di rumah, kemarin. Sekarang, ayahnya tetap berada di rumah bahkan di malam hari walau terkadang Mingyu melihat ayahnya tertidur di ruang kerjanya. Tidak ada lagi pertengkaran di sore hari, walau terkadang terdengar sedikit pertengkaran di malam hari. Mingyu senang sekarang..

"Cepat habiskan sarapanmu. Nanti ayah terlambat ke kantor",

"Iya ma..",

Mingyu mulai memakan sarapannya. Senyumnya tidak luntur pagi itu, dari semenjak dia pulang dari rumah sakit.

"Kapan kamu ujian kelulusan?",

"Dua minggu lagi ayah",

"Baiklah. Ayah akan mulai mencari tiket untuk kita liburan setelah kamu ujian",

"Benarkah?? Asyik!! Terima kasih ayah",

Jaehwan tersenyum melihat ayah dan anak itu. Jujur saja, dia ingin seterusnya begitu. Melihat anaknya terus tersenyum membuatnya merasa hangat. Hanya saja... Jaehwan sebenarnya terus meyakinkan dirinya agar percaya pada Minhyun daripada memercayai apa yg dia lihat, tapi tetap saja rasa curiga itu tetap ada.

"Baiklah Hwang Mingyu, ayo kita berangkat",

"Ayo ma",





















"Kerjakan ujiannya dengan baik ya? Jangan terburu-buru supaya dapat nilai bagus",

"Ehm! Baik ayah",

"Semoga sukses",

"Baik mama!",

Mingyu mencium pipi kedua orang tuanya lalu turun dari mobil. Dia melambaikan tangannya lalu menatap mobil orang tuanya menjauh dari sekolah. Mingyu merapikan seragamnya ketika seorang murid seumuran dengannya mendekatinya. Mingyu tidak mengenalnya, karena anak itu berasal dari sekolah lain. Melihat dari seragamnya, sepertinya anak itu bersekolah di SMP lain yg dekat dengan sekolah Mingyu.

"Ada yg bisa ku bantu?",

Mingyu bertanya karena sepertinya anak itu terlihat bingung. Apa dia lupa jalan ke sekolahnya? Atau bahkan tidak tahu?

"Kamu sekolah disini?",

Mingyu hanya mengangguk, menjawab pertanyaan anak itu.

"Aku... aku ingin bertemu ayahku",

"Ayah? Dimana ayahmu?",

"Aku tidak pernah bertemu ayahku sejak aku lahir. Kata ibu, ayahku pergi meninggalkan kita",

"Lalu.. apa yg kamu lakukan disini? Ayahmu guru disini?",

"Bukan, tapi mobil tadi..",

Mingyu menatap anak itu bingung. Mobil tadi? Hanya satu mobil yg berhenti sejak Mingyu datang dan itu mobil ayahnya. Tidak ada mobil lain.

"Mobil? Mobil yg mana?",

"Yg baru saja berhenti tadi, mobil ayahku",

Mingyu makin bingung. Apa yg dimaksud anak ini? Atau mungkin ada mobil lain tapi Mingyu tidak melihat karena terlalu sibuk merapikan seragam tadi?

Broken ✔Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang