Masih Cinta?

2.2K 123 0
                                    

Malamnya, setelah badan (namakamu) kembali fit, ia dan Iqbaal menemui orang tua keduanya bersama, karena tadi Iqbaal sempat menghubungi orang tua (namakamu) untuk datang ke rumah orang tua Iqbaal yang katanya ada kejutan untuk mereka. 

"Bunda, Ayah, aku dan (namakamu) punya kejutan untuk kalian" ucap Iqbaal dengan antusias melihat wajah orang tuanya dan (namakamu) satu persatu yang memperlihatkan mereka mengernyitkan alisnya.

"apa baal?" tanya Airin. Ibu dari (namakamu).

"(Namakamu) hamil, bun, yah" Ucap Iqbaal sambil berjingkrak di tempat duduknya membuat (namakamu) yang melihat suaminya begitu bahagia. kedua orang tua Iqbaal dan (namakamu) yang mendengar itu sontak tersenyum bahagia. Terlihat dari mata mereka yang berbinar-binar. Sedangkan Airin sudah menutup mulutnya menggunakan kedua tangannya dan matanya sudah mengeluarkan air mata itu, sama dengan Rike. 

"Selamat yaa nakkk" ucap Airin menghambur dalam pelukan anak semata wayangnya yang sudah meneteskan air mata bahagianya, sebentar lagi ia akan mempunyai cucu. Rike juga tidak mau kalah, ia ikut berpelukan. sedangkan Herry dan Anwar -ayah (namakamu) berpelukan ala pria dengan Iqbaal.

"Baal.. kamu sebagai suami  harus jagain istri kamu, jangan sampai ada yang kenapa-kenapa yaa" ucap Herry. di sertai anggukan dari Anwar, Airinm, dan Rike.

"Siap Bun, Yah" Ucap Iqbaal memperagakan gerakan Hormat membuat semuanya  tertawa kecil.

***

 Beberapa hari setelah dinyatakan (namakamu) sedang mengandung, Iqbaal terlihat sangat perhatian membuat (namakamu) bahagia bukan main. Iqbaal pulang dari kantornya selalu lebih cepat dan ia juga meminta pada (namakamu) agar izin lebih cepat pulang, awalnya ia tidak mau, tapi bukan Iqbaal namanya jika tidak bisa membuat istrinya menuruti semua keinginannya. 

Iqbaal baru saja menjemput (namakamu) di tempat istrinya kerja. (namakamu) tersenyum dan mencium punggung tangan suaminya setelah menutup pintu mobil. Iqbaal memcium kening (namakamu) dan ia selalu merasakan hangat setelah itu.

"(nam..) lebih baik kamu berhennti kerja deh, aku takut kamu kecapekan" gumam Iqbaal tanpa menoleh dan masih fokus dengan jalannya.

(namakamu) menoleh dan menautkan alisnya. "Yah... belum juga sebulan baal, lagian aku gapapa  kok, aku gak capek"

"Walaupun kamu gak capek, kasian bayi kita nanti kecapekan" sergah Iqbaal.

"Aku bakal jaga dia baal.. hmmm.. gini deh aku janji setelah bayi kita udah mulai membesar, aku berhenti kerja, tapi aku pengen buka toko roti sendiri yaa baal setelah aku udah dapat modal dikit"

"Hmm.. iya, itu lebih baik, dan kamu bisa cari karyawan yang bisa urus itu selama kamu mengandung, aku bakal bantu modal kamu sayang" iqbaal tersenyum seraya menoleh ke arah (namakamu) dan mengacak-acak rambutnya.

"makasih suami ku" (namakamu) mendekatkan dirinya ke Iqbaal dan memeluk manja lengannya.

"udah, udah , aku lagi nyetir (nam..)" (namakamu) menjauhkan dirinya dan mengerucutkan bibirnya kesal dengan Iqbaal. Iqbaal hanya terkekeh melihat tingkah istrinya itu.

Tidak lama untuk Iqbaal memarkirkan mobilnya di garasi rumahnya, sekitar sepuluh menit mereka sudah sampai, karena memang tidak jauh dari toko Alnut's.

Iqbaal merangkul pinggang (namakamu) setelah turun dari mobil. Mereka telah kembali ke rumah miliknya tadi pagi. 

"sini sayang" (namakamu) mengambil alih saat Iqbaal akan melepaskan dasinya. 

"makasih yang" balas Iqbaal. (namakamu) hanya tersenyum dan mengecup pipinya sekilas. Dan Iqbaal juga membalasnya namun mengecup bibirnya sekilas menciptakan semburat merah di kedua pipinya. Iqbaal tercengir melihat istrinya yang merona. (Namakamu) sungguh bahagia bisa seperti ini dengan Iqbaal, tentu sama dengan Iqbaal yang bahagia memiliki (namakamu).

If You Know (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang