Setelah mampir ke kediaman orang tua (Namakamu), Bio memutuskan untung pulang, karena ia juga merasa sangat lelah.
Setelah mengantar Bio untuk mencari taxi, (Namakamu) kembali masuk ke rumah.
"Bun, (Namakamu) ke kamar yaa sama Anta, yuk nta kita istirahat" (Namakamu) segera menggandeng tangan Ananta yang sedang memainkan mainan yang di beri oleh Airin.
"Iya kamu istirahat aja" Sahut Bunda yang sedang membereskan gelas gelas yang berada di meja.
'Clek!'
(Namakamu) terdiam sejenak, sementara Ananta sudah berlari menuju ranjang (Namakamu). Kamar ini sudah sangat lama tidak ia tempati, ia sangat rindu kamarnya. Ia meletakkan kopernya di depan lemarinya. Membongkar isi kopernya dan menyusunnya kembali ke dalam lemari.
"Anta kalau ngantuk tidur aja ya, Bunda mau mandi dulu" (Namakamu) menoleh mendapatkan Ananta yang tengah bergolek-golek ria di ranjangnya yang luas.
"Iya Bunda".
Setelah selesai menyusun pakaiannya, ia mengambil piyamanya dan segera masuk ke dalam kamar mandi untuk membersihkan dirinya.
Beberapa menit kemudian ia keluar dengan badan yang lebih segar dibalut piyama bermotif polkadot dengan handuk yang ia gosokkam ke rambutnya yang basah.
Melirik sekilas Ananta yang sudah terpejam matanya dengan posisi yang memakan tempat, ia tidur dengam posisi miring di tengah ranjang.
(Namakamu) mengeringkan rambutnya. Ponselnya bergetar di atas meja rias membuatnya mengalihkan pandangannya dari cermin.
"Bastian.."
"Hallo bas?"
"Hei (Namakamu) lo udah sampai di indo ternyata"
"Iya, lo tau dari mana?"
"Tadi Bio yang kabarin gue"
"Oh, kenapa lo telpon?"
"
Gapapa gue kangen aja"
"Eh inget Caitlin, gaje bat lo"
"Hahaha canda gue, ya udah sih gue cuma mau nanya kabar aja, udah yaa dahhh "
Sambungan terputus. Setelah selesai dengan urusannya di meja rias. Ia naik ke ranjang, membenarkan posisi Ananta tanpa sedikitpin mengusiknya. Ia ikut tidur di sebelah Ananta. Matanya mulai terpejam. Ia sangat lelah.
***
Matahari telah menyapa hari baru. Iqbaal dan Zidny turun dari mobil. Tadi Iqbaal menjemput Zidny. Walaupun ia sudah menolaknya tadi, namun Iqbaal malah mengancamnya. Mau tidak mau ia ikut dengannya. Kini keduanya berada di kediaman orang tua Iqbaal.
"Eh Iqbaal, mana Rafanya?" Tanya Rike ketika mendapatkan Iqbaal di depan pintu rumahnya. Melirik gadis di sebelah Iqbaal. Sepertinya tidak asing. Namun Rike lupa siapa gadis ini.
"Rafa masih tidur, Iqbaal mau bicara penting sama Bunda dan Ayah" Akhirnya Rike mempersilahkan keduanya masuk.
Rike segera memanggil Herry yang tengah bersiap siap untuk kerja. Setelah Rike dan Herry sudah di hadapannya. Iqbaal mulai mengangkat bicara. Perasaan Zidny menjadi tidak enak. Entah apa yang akan Iqbaal bicarakan.
"Yah, Bun, Iqbaal ke sini untuk meminta restu dari ayah dan bunda, Iqbaal ingin menikahi Zidny" Iqbaal melirik Zidny di sebelahnya yang kini melotot ke arahnya.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Know (COMPLETE)
Romance"Aku seneng kalau kamu tersiksa dengan perasaanmu".-Iqbaal "Kalau gue punya perasaan lebih ke lo gimana?" -Bio Kebahagiaan yang (Namakamu) rasakan hanya sementara ia dapatkan, tak lama kebahagiaan itu akan membuatnya menangis, ia terlalu lelah untuk...