"Kita cerai baal" Gumam (Namakamu) pelan. Ia menatap Iqbaal dengan sendu. Iqbaal menggelengkan kepalanya. Ia memegang pundak (Namakamu).
"Aku gak mau (Nam)" Iqbaal lemah sekarang. Ia meneteskan air matanya di depan (Namakamu). Dan pertama kalinya ia melihat Iqbaal menangis.
"Aku mau cerai baal" Ucapnya dengan suara yang bergetar.
"Aku gak akan mau (Namakamu)!" Ucap Iqbaal penuh penekanan.
"Aku gamau Zidny melahirkan tanpa suami" (Namakamu) menyingkirkan tangan Iqbaal yang menghinggap di bahunya. Namun Iqbaal kembali menempelkan tangannya disana.
"Kamu harus tanggung jawab, gimana pun itu anakmu!"
"Anakku, cuma Rafa dan Ananta"
"Kamu brengsek baal!" Ucap (Namakamu) berlalu pergi meninggalkan Iqbaal yang mematung. Nafasnya tersenggal-senggal. Semuanya sudah berantakan.
(Namakamu) menuju kamar Ananta, ia masuk dan kemudian menguncinya. Ananta ternyata sedang mencoret coret sebuah kertas dengan pensil warna di tangannya. (Namakamu) menghampirinya. Sebelumnya ia menghapus air mata sialannya itu.
"Anta lagi gambar apa?" Tanya (Namakamu), Anta mendongak mendapati bundanya yang berjalan mendekatinya.
"Bun liat" Anta menyodorkan kertas yang ia pegang.
(Namakamu) sedikit tertegun melihat gambar orang orangnya yang di gambar Ananta.
"ini Bunda, Anta, Kak Rafa, Ayah" Hati (Namakamu) tertohok. Ingin sekali ia kembali menangis namun ia tahan. Ia menghela nafasnya.
"Hmm bagus nta"
"Telima kasih bunda" Ananta beranjak memeluk bundanya yang duduk di hadapannya. (Namakamu) memeluknya dengan hangat.
***
"Rafa.." Panggil Iqbaal mendekati Rafa.
"Ayah.. Tante Ji kemana kok gak balik balik" Rafa berlari memeluk ayahnya yang baru saja masuk ke kamarnya.
"Rafa, kamu pengen liat papa sedih?" Bukannya menjawab pertanyaan Rafa, Iqbaal bertanya balik kepadanya. Rafa menatapnya tak mengerti.
"Rafa jawab aja" Lanjut Iqbaal.
"Rafa gak mau liat ayah sedih"
"Kalau gitu, Rafa mau nurutin kemauan ayah?"
"Iya ayah"
"Rafa terima Bunda (Namakamu) yaa, perlakukan Bunda seperti Rafa dengan Tante Zee, Bunda (Namakamu) itu Bunda Rafa, Rafa harus sayang sama Bunda, Rafa inget kan Rafa dari dulu pengen pelukan hangat seorang bunda? Semua itu sekarang sudah ada di rumah kita Rafa" Rafa tertegun. Menatap Iqbaal yang maniknya redup. Ia bisa merasakan kesedihan Iqbaal. Dengan ragu Rafa mengangguk pelan.
"Janji sama ayah?" Iqbaal menyodorkan kelingkingnya di hadapan Rafa. Rafa mengaitkan kelingking mungilnya. Iqbaal tersenyum kemudian membawanya ke dalam pelukan.
***
'Tok! Tok! Tok!'
"Assalamualaikum"
'Clek!'
"Waalaikumsalam, eh Bio tumben ke sini" Balas Airin ketika keluar. Bio menyalimnya sopan.
"Tante, maaf (Namakamu)nya ada?"
"(Namakamu) gak kasih tau kamu yaa?" Tanya Airin membuat Bio mengernyit.
"Emangnya kenapa tante? (Namakamu) tidak bilang apa apa ke saya"
"(Namakamu) udah di bawa pulang sama Iqbaal"
"Hah? Wahh saya gak di kasih tau tante, boleh saya minta alamatnya? Soalnya gak bawa hp tadi"
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Know (COMPLETE)
Romance"Aku seneng kalau kamu tersiksa dengan perasaanmu".-Iqbaal "Kalau gue punya perasaan lebih ke lo gimana?" -Bio Kebahagiaan yang (Namakamu) rasakan hanya sementara ia dapatkan, tak lama kebahagiaan itu akan membuatnya menangis, ia terlalu lelah untuk...