Benci sama Iqbaal

1.6K 110 10
                                    

"(Nam), besok malem ada acara gak?" Tanya Bio. Ia baru saja menjemput (Namakamu) di rumah Iqbaal.

"Enggak, kenapa? Tumben nanya giti?"

"Gue mau ngajak lo jalan"

"Boleh deh" (Namakamu) tercengir membuat Bio gemas dengannya.

"Yang lain udah di ajak?"

"Engga"

"Kenapa?"

"Kita berdua aja" (Namakamu) terkejut. Hatinya menghangat. Ia mengalihkan pandangannya keluar jendela. Setelahnya tidak ada perbincangan.

***

Hari ini setelah dari toko roti ia ke mengunjungi Raffa dan Ananta seperti biasanya. Setelah ia sampai tadi zidny pamit untuk ke rumah orang tuanya. Jadi hanya terdapat Raffa, Ananta dan dirinya di rumah ini.

"Raffa, kamu di mana sayang?"

"Awas yaa kalau jumpa, bunda tangkep nanti" (Namakamu) tengah mencari Raffa yang bersembunyi. Ananta sendiri sudah (Namakamu) temui di kolong kasur di kamarnya.

Raffa yang bersembunyi di belakang sofa yang kebetulan tidak berhimpit dengan dinding kini terkikik. (Namakamu) belum menemukannya. (Namakamu) turun dari tangga. Matanya mengendar ke segala penjuru. Matanya terhenti pada Sofa ruang tengahnya yang di ujungnya kini terdapat telapak kaki yang pastinya telapak kaki Raffa. (Namakamu) berjalan perlahan mendekatinya.

"Nahhh dapettttt!!!!" (Namakamu) memegang kakinya membuat Raffa terkejut dan berteriak.

"Aaaaa Bundaaaa"

"Hayoo mau ke mana bunda udah tangkep kamu!" (Namakamu) tertawa dengan reaksi Raffa yang gemas seperti meminta tolong bahwa ada yang menculiknya.

"Makan siang dulu yuk nak, bunda mau panggil Anta dulu, kamu disini aja yaa" (Namakamu) melepaskan Raffa dan beranjak memanggil Ananta di kamarnya.

"Iya Bun" Tak lama (Namakamu) turun bersama Ananta dan membawa Raffa juga ke meja makan.

"Makan yang banyak yaa biar cepat besar" (Namakamu) mengambilkan nasi pada piring dan beberapa macam lauk yang sudah ia masak tadi.

"Gendut iya Bun" Sahut Ananta membuat Raffa mengerucutkan bibirnya sementara (Namakamu) terkekeh.

"Hallo say..." Suara berat itu mengalihkan pandangan (Namakamu) dan juga kedua anaknya.

"Ayahhh" Pekik keduanya.

Mata (Namakamu) terbelalak. Iqbaal pulang ke rumah jam segini untuk apa? Sial sekali ia bertemu dengan Iqbaal. Jantungnya selalu tidak ingin bekerja sama dengannya untuk berdetak normal.

"Zee ke mana?" Tanyanya dingin.

"Dia pergi ke rumah orang tuanya" Jawab (Namakamu) setenang mungkin. Iqbaal duduk di sebelahnya membuatnya meneguk salivanya sendiri.

"Mau makan?" Tanya (Namakamu).

"Gak liat aku duduk sini?" (Namakamu) mengangguk mengambil piring dan mengambilkan nasi berserta lauk pauk untuknya. Jujur ia sangat rindu dengan suasana ini. Walaupun sekarang dirinya bukan siapa siapa lagi tapi ia selslu merasa ia adalah istri Iqbaal. Ah, sungguh.

"Makasih" Ucap Iqbaal ketika (Namakamu) meletakkan seporsi nasi di hadapannya.

"Kok kamu udah pulang?" Tanya (Namakamu) memecahkan keheningan.

"Udah gak ada kerjaan"

"Oh" (Namakamu) ber-oh ria ucapan Iqbaal. Setelahnya hanya bunyi sendok dan garpu yang beradu dengan piring.

If You Know (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang