Pisah

1.5K 102 3
                                    

Please dong VOTE COMMENT nya ajaaaaaa gak susah kok dan gak nguras banyak kuota.. Ayolahhhh jangan jadi DARK READERS gini.. tinggal tekan tombol vote dan ketikan beberapa kata di coment ajaaa

HAPPY READING!!

HOPE YOU GUYS LIKE IT!!

Sepasang kaki berjalan ke kanan dan ke kiri di tempat yang sama. Wajahnya terlihat mencemaskan sesuatu. Tangannya sibuk menekan digit angka dan menempelkan ponsel di telinganya. Suara mendesis kesal tepat ia menjauhkan ponsel pada telinganya. 

"Kak Steffi, cafe Afrikanya tutup dan gak ada orang di sana" Ucap Thalia yang baru saja masuk ke toko dan menghampiri Steffi.

"Apa??? Kamu beneran udah liat dengan jelas?" Tanya Steffi dengan suaranya yang melengking membuat Thalia sedikit menaikkan alisnya.

"Iya kak, aku udah keliling di sana, gak ada orang" Steffi mengusap wajahnya gusar.

"Ya udah aku harus pulang sekarang, maaf Thalia, aku percayakan pada kamu" Steffi menyambar tas yang ada meja bagian kasir kemudian pergi. Ia harus menemui Salsha.

***

Matahari telah menyapa setelah setelah bulan berpamitan. Di kamar yang masih tertutup golden membuat kamar terlihat gelap. Seorang wanita membuka matanya perlanan saat ia terusik dengan seseorang yang memeluknya menggeliat. Matanya terbuka sempurna membuat tubuhnya menegang dengan matanya yang membulat. Sesegera mungkin ia melepaskan pelukan pria itu dan ia langsung terduduk dengan badannya yang tidak terbungkus benang sedikitpun. Cairan bening sialan itu kini mengumpul di kedua mata indahnya. Ia memeluk tubuhnya sendiri dan menutupi selimut ke badannya. Pria tersebut terbangun saat selimutnya ditariknya.

"Eh udah bangun?" Tanyanya dengan senyum menyeringai.

Cairan bening tersebut sudah tidak bisa ia bendung, kini mengalir begitu saja membuat sungai kecil di kedua pipinya.

"Dasar brengsek!!!" Teriak (Namakamu) di sela-sela tangisnya.

Aldi, pria itu bangun dan ikut duduk, hendak menyentuh bahu (Namakamu) yang bergetar hebat namun ditepis sang empu dengan kasar.

"Jangan sentuh gue!!" Teriaknya mengencangkan selimut pada tubuhnya agar tidak lepas.

"Apa yang lo lakuin semalam hah! Pekiknya sudah tak tahan dengan kondisinya sekarang.

"Tenang, gue gak apa-apain lo kok!"

"Dasar bajingan!!! (Namakamu) turun dari ranjang tetap menutupi tubuhnya dengan selimut tebal itu dan ia melihat pakaiannya yang berserakkan di lantai, ia segera mengambilnya dan masuk ke kamar mandi untuk memakai pakaian. Aldi yang melihat (Namakamu) ke kamar mandi, ia diam saja. Ia mengambil pakaiannya yang juga berserakkan di lantai kemudian memakainya. Tak lama (Namakamu) keluar dengan pakaian yang sudah melekat pada tubuhnya, wajahnya terlihat basah dilinangi air mata. Ia meraih tasnya di nakas kemudian ia pergi dari tempat hina ini. (Namakamu) kesal saat ternyata pintu kamar terkunci. Aldi yang melihatnya kini melemparkan kunci padanya tanpa berkata. (Namakamu) mengambil kunci tersebut dan membuka pintu kemudian pergi dari tempat ini secepat mungkin.

Setelah keluar dan membanting pintu dengan kencang ia pastikan ini adalah hotel. Ia masuk ke dalam lift dan menuju lantai satu. Beberapa orang menatapnya nanar. Mata sembab dan masih terus mengeluarkan air mata, rambut yang berantakan, dan pakaian yang sedikit kusut. 

Setelah keluar dari hotel ini ia memberhentikan taxi yang kebetulan melintasi jalan raya ini. Ia harus ke rumah Salsha. Ia benar benar tidak tahu apa yang terjadi semalam. Ia benar-benar menyesal telah  membangkang ucapan Steffi. Betapa bodohnya ia sekarang dijebak dengan cara receh.

If You Know (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang