Jam berganti hari berganti, hari berganti minggu, minggu berganti bulan. Kehamilan Zidny sudah memasuki enam bulan. Ia juga sudah mengidam sejak bulan lalu hingga sekarang.
"Baal" Panggilnya.
"Ya sayang?" Iqbaal mengelus kepala Zidny. Keduanya tengah menonton di ruang tengah.
"Setelah aku udah melahirkan, kamu ceraiin aku?" Tanya Zidny dengan ragu.
"Kok kamu nanya gitu sih? Ya enggak dong sayang.. Nanti aku jadi duda" Iqbaal terkekeh.
"Tapi kalau aku mau kita cerai gimana?" Tanya Zidny membuat Iqbaal mengernyit.
"Maksud kamu? Kamu mau kita cerai?" Iqbaal sudah memasang wajah datarnya.
"Aku mau kamu rujuk sama (Namakamu) baal" Zidny mengelus pundak Iqbaal.
Iqbaal menggeleng tak percaya. "Kamu kenapa sih Zee? Sejak kapan kamu jadi gini?"
"Aku udah bikin (Namakamu) ninggalin kamu baal, aku salah sama dia, aku mohon kamu rujuk sama dia" Pinta Zidny dengan suara memelas. Iqbaal benar benar tidak percaya ini adalah Zidny.
Iqbaal menggelengkan kepalanya. Ia beranjak pergi begitu saja. Membuat Zidny memberengut.
***
(Namakamu) mengajak Bio untuk keluar dari rumahnya dan duduk di tangga teras rumah.
"Yakin duduk sini? Nanti lo kedinginan" Bio menatap (Namakanu) yang kini tersenyum memandang langit.
"Gak dingin, malah sejuk, gausah lebay deh" Bio terkikik geli.
"Bi, kemarin gue pas pasan sama Iqbaal pas ke rumahnya, pas gue dateng dia baru mau pergi" (Namakamu) menoleh menatao Bio.
"Terus?"
"Hmm.. Kita cuma saling liat kayak orang asing gitu deh.. Tapi gue baru sadar kalau liat Iqbaal jantung gue udah gak disko lagi, tapi gue tetep aja berat kehilangan dia"
"Itu namanya kemajuan (Nam), gue yakin lo bisa lupain dia secepatnya" Bio merangkul dan mengelus pundak (Namakamu).
"Gue nyaman Bi sama lo" (Namakamu) menyandarkan kepalanya pada pundak Bio. Bio tersenyum.
"Tapi maaf gue belum bisa suka sama lo" Senyum Bio seakan memudar tanpa sepengetahuannya.
"Gapapa, gue ngerti kok, lo gak usah terlalu maksain, nanti lo ribet sendiri" Bio terkekeh pelan.
"Makasih selalu ada buat gue Bi" Bio mencium kening (Namakamu). Hatinya menghangat. Ia semakin menyamankam posisi kepalanya yang kini Bio elus.
***
Beberapa bulan yang lalu Steffi telah melepas status gadis di hidupnya bersama Alwan yang kini menjadi suaminya.
(Namakamu) selalu berharap kebahagiaan sahabatnya, ia tidak mau sahabat sahabatnya merasakan apa yang ia rasakan. Harapannya semuanya berbahagia. Ia juga pasti akan merasakan kebahagiaannya.
(Namakamu) baru saja taxi ke toko rotinya. Bio tidak bisa mengantarnya karena ada urusan lainnya.
"Sini aja pak" (Namakamu) meminggirkan taxi yang ia naik.
"Terimakasih pak" (Namakamu) menyerahkan uang berwarna biru tersebut kemudian turun dari taxi.
(Namakamu) merapikan tas selempangnya kemudian mulai melangkah.
'Hap!'
(Namakamu) terkejut karena seseorang mencekal lengannya. (Namakamu) menoleh ke belakang.
"A..Aldi.."
"Ngapain lo! Lepasin al!" (Namakamu) berusaha melepas cekalannya namun Aldi tahan.
"(Nam) gue gak bakal ngapa ngapain lo, gue cuma mau minta maaf sama lo"
"Yaa lepasin Al.. Gue gak mau ketemu lagi sama lo!!"
"(Nam).."
'Bugh!'
(Namakamu) membulatkan matanya ketika Aldi jatuh tersungkur karena pukulan seseorang.
"Pergi lo dari sini!!!"
(Namakamu) menoleh pada pria tersebut. Sempurna sudah matanya.
"Iq.. Baal.."
Aldi bangkit berdiri. Ia tersenyum miris.
"Gue cuma mau minta maaf sama (Namakamu) baal, lo apa apaan sih!!" Pekik Aldi emosi.
"Gue minta lo gak usah ganggu dia lagi!! Paham lo??!!"
"Gue gak ganggu dia, fine gue pergi!!!" Aldi menepuk pundak Iqbaal yang kemudian di tepis dengan kasar.
(Namakamu) masih mematung di sana.
'Sialan lo baal, gue susah payah move on, terus sekarang lo muncul tiba tiba bikin jantung gue kumat lagi!' Batin (Namakamu).
Iqbaal meliriknya sekilas dengan tatapan datar, kemudian pergi begiti saja. Ternyata ia masuk ke mobil yang terparkir agak ke tepi jalan. Apa Iqbaal berhenti tiba tiba karena liat Aldi yang seakan menyakiti dirinya?
"Ba.. Baal" Panggil (Namakamu). Namun tak di hiraukan sama sekali. Iqbaal masuk ke dalam mobil dan melaju membelah lalu lintas kembali.
Sudahlah jangan berharap lebih. Iqbaal hanya ingin membuatnya tidak bisa melupakannya. Sesuai yang dikatakannua kemarin bahwa dirinya suka jika (Namakamu) tersiksa dengan perasaannya sendiri.
(Namakamu) berdecak kemudian berjalan masuk ke toko rotinya dengan kaki yang di hentak.
'Kenapa gue tiba tiba khawatir pas liat Aldi narik (Namakamu) tadi? Padahal dia bukan siapa siapa gue lagi! Sial!!' Batin Iqbaal. Ia membanting stirnya.
Iqbaal kembali fokus ke jalan menuju kantornya. .
***
"Gimana? Lo udah bilang sama Iqbaal?" Tanya Aldi.
"Udah, cuma dia gak bakal ceraiim gue katanya"
"Tenang, gue bakal bantu"
"Caranya?"
"Yaa selingkuh depan Iqbaal aja" Zidny melototkan matanya. Aldi sungguh tidak punya otak.
"Ck! Gila ya lo?"
"Emang iya kan nona?" Aldi tersenyum menggoda. Zidny memalingkan wajahnya.
"Setelah lo cerai, gue bakal nikahin lo, gue bakal jadi ayah dari anak lo" Zidny kembali menatapnya dengan ternganga. Sungguh pria ini!
"Sekarang juga gapapa"
Bersambung..
Hallooo
Vote commentnya makin dikit perasaan😢Maaf pendek lagi, beberapa part lagi bakal tamat kok..
Ada yang mau nebak endingnya? Gue kasih hadiah nama kalian gue selip di wp selanjutnya😂
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Know (COMPLETE)
Romance"Aku seneng kalau kamu tersiksa dengan perasaanmu".-Iqbaal "Kalau gue punya perasaan lebih ke lo gimana?" -Bio Kebahagiaan yang (Namakamu) rasakan hanya sementara ia dapatkan, tak lama kebahagiaan itu akan membuatnya menangis, ia terlalu lelah untuk...