Masa Lalu Menyapa

1.5K 93 0
                                    


Hai hai...

Temen temen aku harap jangan dark readers yaa :") 

Aku butuh support kalian yang berupa vote dan comment, please banget tinggal klik tombol votenya dan komen ringan saja gapapa :) terimakasih yaa

VOTE CAPAI 10 COMMENT CAPAI  AKU DOUBLE PART, PERPART LEBIH PANJANG. OKKK HAPPY READING^_^ I HOPE YOU LIKE IT


"Baallll, tolong ambilin popok..." Teriak (Namakamu) pada Iqbaal yang baru saja keluar dari kamarnya. Rafa dan ananta baru saja selesai mandi dibantu oleh Iqbaal tentunya. Iqbaal tidak bekerja untuk sementara karena (namakamu) perlu beradaptasi untuk mengurus Rafa dan Ananta sendiri.

"Arghh!!!"  Iqbaal mengacak rambutnya frustasi dan melangkahkan kakinya berat untuk ke kamar anaknya dan kembali ke kamarnya menemui (namakamu) dan anaknya. Bagaimana tidak, Ia sudah keluar dari kamar miliknya, untuk membuat sarapan karena perutnya sudah meronta hebat untuk diisi, namun langkahnya selalu terhenti saat (namakamu) meneriaki namanya sekedar untuk mengambil baju Rafa dan Ananta, bedak bayi, minyak telon, dan semoga yang ini terakhir, popok bayi. Karena (namakamu) belum terbiasa dengan semua ini dan Iqbaal tentu saja.

"Arghhh!! (nam) kenapa gak sekalian sih, aku bolak balik jadinya" Gerutu Iqbaal memberikan popok bayi pada (namakamu) yang tercengir.

"Yahh maaf baal, namanya juga belum biasa dan ini pertama kali, jadi aku lupa apa aja yang harus di siapkan" (namakamu) memakaikan popok pada kedua anaknya bergantian. Rafa dan Ananta hanya diam berbaring di kasur melihat (namakamu) dan Iqbaal bergantian.

"Ya kamu jadi ibu yang bener dong (nam)" Iqbaal mulai kesal, nampak dari raut wajahnya yang sedikit ditekuk.

"Jadi kamu bilang aku gak bener jadi ibu?" Selesai memakaikan, (namakamu) berdiri di hadapan iqbaal berkacak pinggang.

"Aku gak bilang gitu"

"Tadi kamu bilang gitu!" Ketus (Namakamu).

"Udah lah gak usah ribut depan anak" 

"Kan kamu yang mulai, dasar!" 

"Tau ah" Iqbaal melenggang pergi keluar kamar, (namakamu) menatap punggung Iqbaal yang hilang di telan belokan.

***

Dua bulan kemudian..

Rafa dan Ananta sudah menginjak usia tepat dua bulan setelah melahirkan. (Namakamu) sekarang sudah bisa merawat dan menjaga anaknya dengan lebih baik. Sedangkan Iqbaal sudah mulai bekerja tiga hari yang lalu. (Namakamu) yang memintanya untuk tidak meninggalkan perusahaan terlalu lama. Iqbaal juga sudah mendirikan Toko Roti milik (Namakamu), hanya saja (namakamu) belum sempat untuk memanagenya. Jadi sekarang Toko tersebut belum di dekor sama sekali. 

Hari ini Airin dan Anwar akan mengunjungi (Namakamu) ke rumahnya. (Namakamu) kini tengah memasak masakan untuk kedua orang tuanya, tidak lupa kereta bayi didekatnya, satu kereta dua tempat yang sengaja  ia cari agar tidak menyulitkan untuk mendorong dua kereta bayi.

'TING! TONG!'

Senyumnya merekah sempurna saat ia baru saja menutup tudung saji yang menutupi hidangan yang sudah ia siapkan. Segera ia melangkah menuju pintu utama dan membukanya.

"Bunda! Ayah!" Sapanya kegirangan dan langsung memeluknya erat.

"Sayang baik baik aja kamu hm?" Tanya Airin ketika melepas pelukan anaknya yang beralhir memeluk Anwar.

"Baik bun,bunda ayah gimana?"

"Baik kok sayang" Sahut Anwar. (Namakamu) mempersilahkan mereka untuk masuk.

If You Know (COMPLETE)Tempat cerita menjadi hidup. Temukan sekarang