"Baal aku pengen makan semangka pake kacang rujak deh" Ucap Zidny yang bersandar di kepala ranjang. Iqbaal baru saja menaiki ranjangnya. Menatap Zidny intens.
"ini udah jam 12 Zee, emang ada yang jual?" Iqbaal menarik selimutnya.
"Gatau, pokoknya aku mau baalll" Zidny mengerucut.
"Besok aja gak bisa?"
"Sekarang baal!!" Zidny menghentakkan kakinya yang ditutupi selimut, seperti anak kecil.
"Ok ok, aku cari yaa" Iqbaal menghela nafasnya kemudian turun dari ranjang kemudian meraih kunci mobil yang ada di nakas kemudian keluar dan menutup pintu kamar.
Zidny tersenyum. Kemudian ia menenggelamkan dirinya ke dalam selimut menunggu Iqbaal kembali.
Iqbaal sudah mengitari mobilnya ke beberapa daerah namun tidak menemukannya. Beberapa saat ia seperti menemuka jalan terang wajahnya sangat sumigrah.
"Oh iya gak jauh dari sini biasanya ada yang jual tengah malam gitu kayaknya" Gumamnya. Ia melajukan mobilnya ke tempat yang di maksud.
Matanya menatap setiap jejeran gerobak jajanan yang ternyata masih ramai. Iqbaal menghentikan mobilnya saat mendapati gerobak yang menjual rujak kemudian menghampirinya. Iqbaal menjadi pusat perhatian orang orang karena memakai piyama berwarna abu abu tersebut. Bukan karena bajunya, karena Iqbaal sangat mempesona tengah malam seperti ini.
"Pak rujaknya masih ada?" Tanya Iqbaal.
"Ada mas. Mau berapa?"
"Hmm, sebungkus aja, tapi semangkanya aja pak dikasih saus rujaknya"
"Oh iya bisa, sebentar yaa"
"Ini mas, dua puluh ribu" Setelah membayar Iqbaal kembali ke mobilnya. Zidny pasti sedang mengidam, pikirnya.
Beberapa menit ia sampai di rumah. Segera memasuki kamar dengan menenteng plastik bawaanya.
"Yahh dah tidur.." Gumam Iqbaal ketik menghampiri Zidny yang memejamkan matanya.
"Siapa yang tidur coba?" Zidny bangun dan terkikik. Iqbaal sedikit terkejut.
"Eh nih aku udah beliin" Iqbaal mengambil bungkusan rujannya yang ia letak di nakas tadi.
"Wahhh... Makasih yaa sayanggg" Zidny meraihnya.
"Sama sama sayang" Iqbaal mencium kening Zidny membuatnya tersenyum ke arah Iqbaal.
"Mau baal?" Zidny menusuk sepotong semangka yang di bumbui rujak tersenyum mengarah pada Iqbaal.
"Enggak deh, kamu makan aja"
Zidny kembali melahap dengan dengan tak sabaran. Iqbaal terkekeh dan menggelengkan kepalanya.
"Laper banget?"
"Gak laper baal, ngidam" Zidny tertawa. Iqbaal hanya tersenyum.
"Yahhh habis" Zidny menatap kecewa ketika sudah tidak tersisa sedikitpun.
"Kamu mau lagi? Maaf ya aku cuma beli sebungkus takutnya kamu gak habis soalnya kan banyak banget itu"
Zidny tersenyum. "Gapapa, besok aja, aku udah seneng kok makan segini" Iqbaal terkekeh dan mencium gemas pipinya.
***
"Cait, lo ngapain sih?" Tanya (Namakamu) yang sedang menyeruput coppucino yang ia pegang.
Caitlin sedari tadi asyik memainkan laptop di hadapannya. Keduanya berada di caffe yang biasa di datangi.
"Ini.. Gue lagi ngetik cerita"
"Cerita? Lo mau nerbitin novel?" Tanyanya.
"Hmm" Caitlin mengangguk antusias dengan senyum yang mengembang.
KAMU SEDANG MEMBACA
If You Know (COMPLETE)
Romance"Aku seneng kalau kamu tersiksa dengan perasaanmu".-Iqbaal "Kalau gue punya perasaan lebih ke lo gimana?" -Bio Kebahagiaan yang (Namakamu) rasakan hanya sementara ia dapatkan, tak lama kebahagiaan itu akan membuatnya menangis, ia terlalu lelah untuk...